Berhubung mayoritas masyarakat Indonesia itu memeluk agama Islam, maka dalam hal investasi pun mereka akan tebang-pilih. Jangankan pada investasi konvensional biasa, para pemula pun juga masih bingung dengan investasi syariah.
Padahal sebenarnya, langkah mudah memulai investasi syariah untuk pemula dapat hanya dari aplikasi saja. Yuk, simak apa saja langkah memulai investasi syariah untuk pemula!
6 Langkah Memulai Investasi Syariah Untuk Pemula
Sebelum memulai investasi syariah, pahami dulu konsep investasi yang satu ini.
Investasi syariah adalah kegiatan menanamkan modal demi mendapatkan keuntungan tetapi tetap sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Artinya, setiap proses pelaksanaannya harus melalui akad syariah terlebih dahulu dan menghindari 3 hal yang dilarang yakni riba, gharar, serta maysir.
Tentu saja, investasi syariah ini diatur oleh beberapa fatwa MUI dan memang pelaksanaannya berlandaskan prinsip syariah. Salah satunya Fatwa No.20/DSN-MUI/IX/2001, tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah.
1. Tentukan Target Instrumen Investasi Syariah
Langkah pertama, tentukan dulu target instrumen investasi syariah. Ada banyak jenis instrumen investasi syariah, seperti saham syariah, reksa dana syariah, sukuk, deposito syariah, hingga investasi emas syariah.
Setiap instrumen investasi syariah ini punya masing-masing kekurangan dan kelebihannya.
Misalnya pada saham, mayoritas saham syariah pasti sudah masuk ke Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), seperti AALI, ACES, ADRO, ASII, ANTM, BRIS, BANK, EXCL, PTBA, dan lainnya.
Sementara pada reksa dana syariah juga sama beragamnya. Misal: Principal Islamic Equity Growth Syariah, Reksa Dana Syariah Sucorinvest Sharia Money Market Fund, RD Haji Syariah I Hajj, dan lainnya.
2. Cek Track Record
Setiap saham syariah itu pasti punya emiten masing-masing. Pun dengan reksa dana yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bank kustodiannya.
Sebagai pemula, kamu harus tetap cek track record emiten maupun Manajer Investasi dan bank kustodiannya. Tidak menutup kemungkinan sekalipun investasi ini berprinsip syariah Islam, tetapi mungkin bisa saja ada pelanggaran.
Berikut ini beberapa saham syariah beserta emitennya:
- AALI - PT Astra Agro Lestari Tbk.
- ACES - PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk.
- ADRO - PT Alamtri Resources Indonesia Tbk.
- ASII - PT Astra International Tbk.
- ANTM - PT Aneka Tambang Tbk.
- BRIS - Bank Syariah Indonesia Tbk.
- BANK - Bank Aladin Syariah Tbk.
- EXCL - PT XL Axiata Tbk.
- PTBA - PT Bukit Asam Tbk.
Sementara itu, berikut ini beberapa reksa dana syariah beserta bank kustodiannya:
- Principal Islamic Equity Growth Syariah - Deutsche Securities Indonesia
- Reksa Dana Syariah Sucorinvest Sharia Money Market Fund - HSBC Securities Indonesia
- RD Haji Syariah I Hajj - CIMB Niaga Custody
Baca Juga: 10 Perbedaan Investasi Syariah dan Investasi Konvensional, Mending Mana?
3. Pahami Risiko Investasi
Pada dasarnya, setiap instrumen investasi syariah itu punya risiko masing-masing. Singkatnya, jika instrumen investasi tersebut memiliki risiko rendah maka peluang keuntungannya juga rendah, pun sebaliknya.
Itulah mengapa, pemula akan selalu disarankan berinvestasi pada instrumen syariah yang sederhana dengan tenor pendek saja. Misalnya reksadana atau saham.
Hal itu karena profil risiko mereka cenderung masih konservatif, yakni yang masih mengutamakan keuntungan alias berprinsip low risk-low return.
Jangan sampai kamu yang masih pemula, malah terlilit utang karena terkena risiko yang terlalu tinggi.
4. Mulai Investasi dengan Low-Risk
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, khusus pemula memang sebaiknya berinvestasi pada instrumen syariah yang punya risiko rendah alias low-risk. Memang return atau keuntungannya belum besar, tetapi justru akan memberikan pengalaman investasi.
Lagipula, investasi dengan low-risk tidak akan memberikan banyak tekanan. Jadi, kamu tidak perlu overthinking.
Baca Juga: 9+ Pertanyaan Seputar Investasi Syariah Beserta Jawabannya
5. Jalankan Investasi secara Rutin
Setelah mengecek track record dari setiap emiten maupun bank kustodian, saatnya memilih instrumennya.
Lalu, tinggal jalankan saja investasi tersebut secara rutin. Lakukan evaluasi kinerja pada investasimu setiap semester.
Biasanya, laporan kinerja akan dikirimkan oleh pihak emiten berupa atau manajer investasi jika kamu memilih reksa dana syariah.
6. Gunakan Aplikasi Investasi yang Simpel
Cara investasi syariah untuk pelajar yang terakhir adalah gunakan aplikasi investasi yang simpel. Ada banyak rekomendasi aplikasi investasi yang memudahkan investasi berbagai sektor, terutama yang syariah.
Salah satunya adalah InvestasiKu yang menyediakan berbagai emiten dan reksadana dengan pengawasan di bawah OJK.
Baca Juga: 6 Instrumen Investasi Syariah Terbaik Beserta Fatwa MUI dan Risikonya
Siap Memulai Investasi Syariah?
Nah, itulah pembahasan tentang apa saja langkah memulai investasi syariah terutama untuk pemula. Dalam hal ini, tetap harus melakukan pengecekan latar belakang, prospektus, dan fund sheet untuk tahu bagaimana perkembangan investasi emiten maupun Manajer Investasi sepanjang tahunnya.
Kamu bisa memilih instrumen saham syariah, seperti pada ACES dan BRIS yang mana memang dimiliki oleh emiten syariah sehingga insyaAllah tidak akan melibatkan hal-hal haram dalam bisnisnya.
Berhubung sekarang ini segalanya sudah serba canggih, maka kamu bisa membeli sekaligus memantau saham, reksa dana, maupun obligasi baik yang berprinsip syariah maupun bukan hanya melalui aplikasi saja, salah satunya InvestasiKu.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.