Sebelum berinvestasi, kamu harus mempertimbangkan tingkat risiko yang ditanggung kelak. Ingat, setiap menanamkan dana dalam konteks ini pasti memiliki risiko investasi.
Risiko ini mengacu pada ketidakpastian yang melahirkan peristiwa kerugian. Jika toleransi terhadap risiko diabaikan, khususnya para pemula justru akan terus-menerus hidupnya tidak tenang—karena risiko tidak sesuai dengan profil risikonya.
Memangnya, apa sih profil risiko dalam investasi? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Pengertian Profil Risiko Dalam Investasi
Profil risiko adalah gambaran menyeluruh atau profil yang menunjukkan tingkat penerimaan investor terhadap segala risiko investasi.
Singkatnya, profil risiko ini harus diketahui sejak awal terutama untuk mendapatkan jenis investasi yang cocok dengan profilnya dan menyangkut pada harta pribadinya.
Profil risiko ini dipengaruhi oleh banyak faktor demografi seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, dan suku bangsa.
Sayangnya, banyak orang sering menganggap remeh profil risiko ini.
Khususnya bagi kepala keluarga yang hendak memutuskan untuk berinvestasi, maka tujuan keuangan harus dipikirkan secara mendalam, terutama dengan memprioritaskan keuangan keluarga.
Mengingat investasi itu punya 2 sisi yakni return dan risiko, maka kamu harus mempertimbangkan pula peluang terjadinya risiko.
Jika kamu telah paham bagaimana risiko investasi, maka pasti tahu akan “high return-high risk” yang berarti ‘semakin tinggi return, maka semakin tinggi pula risikonya’.
Maka dari itu, dalam berinvestasi jenis apapun harus diikuti pula dengan tingkat risikonya. Jadi, haruslah mengukur profil risiko terlebih dahulu supaya dapat menanamkan dana pada jenis investasi yang cocok.
Banyak penelitian yang menggarisbawahi tentang profil risiko ini, yakni:
- Wanita memiliki toleran risiko lebih rendah daripada laki-laki,
- Risiko toleransi menurun melalui umur,
- Seseorang yang belum menikah, lebih toleran pada risiko daripada yang sudah menikah,
- Orang-orang yang bekerja di bidang profesional cenderung lebih toleran pada risiko daripada yang bekerja di bidang non-profesional,
- Seseorang yang bekerja secara mandiri lebih toleran pada risiko daripada yang dipekerjakan oleh orang lain,
- Toleransi risiko akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan,
- Toleransi risiko akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya taraf pendidikan,
3 Jenis Profil Risiko dan Perbedaannya
Dalam dunia investasi, profil risiko ini hampir mirip dengan tipe investor. Profil risiko terbagi menjadi 3 jenis yakni konservatif, moderat, dan agresif.
Meskipun dalam kenyataan lapangan, jenis profil risiko ini berkembang menjadi 7 tetapi dasarnya tetap 3 jenis.
1. Konservatif
Seseorang yang berada dalam profil risiko ini terkesan konservatif dengan mengutamakan keutuhan dan keamanan nilai pokok investasi.
Alhasil, tipe investor ini cenderung tidak akan ragu jika memang diharuskan melepaskan potensi keuntungan yang lebih besar, selama tidak mengganggu dana pokok.
Biasanya, mereka lebih senang berinvestasi jangka pendek sekitar kurang dari 1 tahun.
Jenis instrumen investasi yang cocok untuk profil risiko konservatif ini adalah tabungan berjangka atau deposito.
2. Moderat
Jenis profil risiko alias tipe investor yang selanjutnya adalah moderat.
Profil risiko yang satu ini lebih mengutamakan pertumbuhan modal dengan jangka waktu menengah hingga panjang. Biasanya dalam rentang waktu 3-4 tahun.
Tentu saja, tipe investor moderat ini lebih mampu menoleransi penurunan nilai investasi, tetapi tetap akan memantau nilai investasi supaya tidak mengalami kerugian besar.
Jenis investasi yang cocok untuk profil risiko ini adalah reksadana.
3. Agresif
Profil risiko agresif cenderung berani dan siap mengambil risiko tinggi untuk potensi return yang besar.
Yap, tipikal investor yang satu ini memang berani dan tidak akan ragu untuk menanamkan modalnya dalam jumlah besar, selama itu berpotensi menghasilkan keuntungan tinggi.
Maka dari itu, jenis investasi yang cocok untuk tipe investor yang satu ini adalah saham.
Nah, berikut ini perbedaan 3 jenis profil risiko yang mencakup beberapa aspek:
Konservatif |
Moderat |
Agresif |
|
Tujuan Investasi |
Keamanan dan keutuhan nilai modal |
Peningkatan return ketika terjadi inflasi |
Return yang tinggi |
Risiko |
Tidak mau menanggung risiko (besar maupun kecil) |
Tidak keberatan jika terjadi penurunan nilai uang dalam jangka pendek |
Tidak keberatan jika terjadi risiko dalam jangka pendek |
Jangka Waktu Investasi |
Pendek, kurang dari 1 tahun |
Menengah, kurang dari 5 tahun |
Panjang, lebih dari 5 tahun |
Jenis Produk |
|
|
|
Kecenderungan Investor |
|
|
|
Baca Juga: 8+ Macam Investasi Beserta Kelebihan dan Kekurangannya, Apa Saja?
Apakah Profil Risiko Bisa Berubah?
Profil risiko tentu saja mungkin dan bisa berubah.
Misalnya, ada seorang investor pemula yang selalu merasa takut dan was-was untuk berinvestasi dalam produk reksadana saham. Namun setelah dirinya belajar lebih lanjut, menjadi lebih mengerti dan berani berinvestasi.
Nah, ada beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi berubahnya profil risiko dari seorang investor.
Faktor Internal |
Faktor Eksternal |
Tujuan Keuangan: Seseorang yang tujuan keuangannya untuk kebutuhan sehari-hari (needs) pasti akan lebih berhati-hati. |
Jangka Waktu Investasi: Jangka waktu investasi yang lebih pendek justru lebih konservatif daripada yang jangka panjang. |
Kondisi Keuangan: Kondisi keuangan keluarga maupun pribadi jika sedang sulit, pasti investor akan lebih konservatif daripada yang kondisi keuangan keluarga lebih tercukupi. |
Pengetahuan Investasi: |
Usia: Semakin tua investor, maka akan lebih konservatif investasinya daripada investor yang masih berusia muda. |
Pengalaman Investasi: Investor yang tidak memiliki pengalaman seputar investasi, pasti akan lebih konservatif daripada yang sudah berpengalaman. |
Penasihat Keuangan: Seseorang yang tidak memiliki sosok penasihat keuangan pasti akan lebih konservatif daripada yang memiliki penasihat keuangan. |
Kondisi Pasar: Kondisi pasar yang sedang tidak menguntungkan, pasti investor akan lebih konservatif daripada saat kondisi pasar menguntungkan. |
Baca Juga: 14 Faktor Pertimbangan Investor Untuk Berinvestasi Pada Reksadana
4 Contoh Pertanyaan Kuisioner Profil Risiko
Untuk dapat menentukan bagaimana profil risiko, biasanya nasabah atau calon investor akan mendapatkan kuisioner khusus. Kuisioner ini akan menggambarkan seberapa besar risiko yang kemungkinan ditanggungnya.
Perlu kamu pahami bahwa ketika mengisi kuisioner ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah. Jika tidak ada jawaban tepat, maka pilih saja salah satu jawaban yang paling mendekati situasi dan kondisimu.
1. Menurutmu, apa jenis gaya investasi yang paling cocok denganmu?
a. Konservatif
b. Seimbang
c. Berkembang
d. Agresif
2. Berapa lama kamu ingin menginvestasikan uangmu?
a. Kurang dari 1 tahun
b. 1-3 tahun
c. 3-5 tahun
d. Lebih dari 5 tahun
3. Seberapa besar uang darurat yang kamu miliki, terutama saat kehilangan pekerjaan, mobil rusak, atau masuk RS?
a. Lebih dari 6 bulan gaji
b. 3-6 bulan gaji
c. 1-3 bulan gaji
d. Kurang dari 1 bulan gaji
4. Semakin tinggi risiko, maka akan semakin tinggi pula hasil investasinya. Lalu, seberapa tinggi risiko yang dapat kamu tanggung?
a. Saya tidak ingin mengambil risiko atas uang dan modal pokok milik saya.
b. Saya berani mengambil sedikit risiko, tetapi tetap ingin melindungi nilai uang saya dari penurunan.
c. Saya berani mengambil risiko dengan investasi jangka panjang karena saya ingin mendapatkan hasil yang tinggi.
d. Saya berani mengambil risiko tinggi dan saya berani kehilangan uang untuk hasil investasi lebih tinggi.
Jadi, Kamu Tipikal Investor yang Mana?
Itulah penjelasan tentang apa itu profil risiko dan jenis-jenisnya. Untuk dapat menentukan profil risiko ini, biasanya kamu akan diharuskan menjawab kuesioner risiko terlebih dahulu mengenai kondisi keuangan terkini.
Jika kamu ingin berinvestasi, maka harus siap menghadapi risiko apapun, tak terkecuali pada reksadana. Bagi pemula, kamu dapat memulainya dengan instrumen investasi yang low-risk and low-return alias risiko rendah dan hasil tidak terlalu besar.
Kamu dapat memantau segala perkembangan investasi melalui aplikasi, salah satunya InvestasiKu. Melalui aplikasi ini, kamu dapat menemukan deretan reksadana baik konvensional maupun syariah.
Yuk, segera download aplikasi InvestasiKu.