Nama Sofjan Wanandi justru menjadi konglomerat tertua dalam jajaran 9 naga Indonesia. Meski demikian, Sofjan masih tetap aktif di dunia bisnis hingga politik sekalipun.
Pada awal tahun 2024 ini saja, Sofjan Wanandi giat mengkritisi dunia politik khususnya pada kepemimpinan presiden Jokowi.
Hal tersebut cukup wajar sebab sejak muda memang Sofjan telah menjadi aktivitis melawan pada komunis pada pecahnya insiden G-30S/PKI.
Lantas, bagaimana riwayat hidup dan perjalanan karir dari seorang Sofjan Wanandi yang saat ini telah berusia 83 tahun?
Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Riwayat Hidup Sofjan Wanandi
Sofjan Wanandi lahir dengan nama Liem Bian Koen pada 3 Maret 1941 di Sawahlunto, Sumatera Barat.
Sofjan merupakan adik dari Dr. Jusuf Wanandi yang menjadi aktivis sekaligus peneliti senior di CSIS.
Sejak kecil, Sofjan telah diajari oleh kedua orangtuanya untuk mengenal dunia usaha.
Pada saat masih duduk di bangku SMP, Sofjan tidak malu menjadi seorang penjaga toko kelontong dan binatu milik ayahnya.
Pada tahun 1957 selepas lulus SMP, Sofjan memberanikan untuk lanjut sekolah di SMA Kanisius Jakarta.
Lalu pada 1965, Sofjan lanjut kuliah di Fakultas Ekonomi dari Universitas Indonesia.
Selama menjadi mahasiswa, Sofjan juga berperan aktif sebagai aktivis. Sofjan didapuk sebagai ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia.
Pada masa itu, Indonesia tengah dalam kondisi tidak baik. Berbagai insiden berdarah terjadi, salah satunya G-30S/PKI.
Sofjan bahkan terlibat dalam pertengkaran dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pengalamannya di dunia aktivis ditandai dengan ditunjuknya Sofjan sebagai ketua KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia).
Sebagai ketua, maka tentu saja Sofjan memimpin berbagai aksi melawan pemerintah yang masa itu adalah kepemimpinan Soekarno.
Sofjan juga pernah dipenjara selama 5 hari, kemudian dibebaskan.
Baca Juga: Rusdi Kirana, Pendiri Lion Air yang Pernah Menjabat Sebagai Dubes
Perjalanan Karir Sofjan Wanandi
1965: Menjadi Anggota DPR Termuda
Seiring dengan peralihan pemerintahan Soeharto, Sofjan bergabung dalam partai Golkar.
Sofjan bahkan menjadi tangan kanan Soedjono Humardani yang kala itu bagian dari orang-orang penting Soeharto.
Mengingat dirinya masih aktif kuliah di semester 5, maka tentu saja sangat sibuk.
Sofjan bahkan tidak sempat menyelesaikan skripsi karena harus mengurusi banyak persoalan pada pemerintahan Soeharto pada kala itu.
Beberapa orang telah meminta Sofjan untuk berhenti kuliah. Sayangnya, hal tersebut disetujui oleh Sofjan sehingga dirinya benar-benar berhenti kuliah.
Setelah itu, Sofjan Wanandi menjadi DPR RI dan bersama 10 rekan mahasiswa lainnya menjadi anggota dewan termuda pada masanya.
Pada tahun 1999, Sofjan didapuk sebagai ketua DPUN dibawah pemerintahan Presiden Gus Dur.
1974: Merintis Gemala Group
Setelah 9 tahun mengabdi di dunia politik, akhirnya Sofjan Wanandi kembali ke dunia bisnis sesuai dengan cita-citanya menjadi pengusaha.
Beberapa hari setelah insiden Malari pada 15 Januari 1974, Sofjan ditunjuk oleh Yayasan Kostrad untuk memimpin sejumlah perusahaan.
Mulai dari PT Dharma Kencana Sakti, PT Garuda Mataram, PT Mandala Airways, PT Dharma Putra Film, PT Tri Usaha Bakti, dan PT Pakarti Yoga.
FYI, melalui perusahaan PT tri Usaha Bakti justru mengasah pengalaman Sofjan di bidang industri, perkapalan, konstruksi, dan asuransi.
Seiring berjalannya waktu, Sofjan mulai merintis bisnisnya sendiri dengan nama Gemala Group.
Modal pertamanya didapatkan dari surat tanah dari rumah milik ayahnya. Sofjan juga menggadaikan gedung CSIS.
Berkat kerja kerasnya hingga 2008, akhirnya Sofjan berhasil mendirikan Gemala Group dengan lebih dari 15.000 tenaga kerja di Australia dan Kanada.
Perusahaannya bahkan turut menaungi perusahaan asuransi Wahana Tata dan pabrik aki PT Yuasa Battery Indonesia.
2008: Menjadi Ketua Apindo
Pada tahun 2008, Sofjan menginjak usia ke-67 tahun dan mulai menyerahkan operasional perusahaan kepada anak-anaknya.
FYI, Sofjan sangat akrab dengan mendiang Kapolri Hoegeng Imam Santoso. Hoegeng bahkan adalah yang memberikan nama kepada ketiga anak Sofjan.
Pada tahun itu, Sofjan Wanandi menjadi orang nomor satu di kalangan pengusaha yang ada di Indonesia.
Alhasil, dirinya ditunjuk sebagai ketua dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk periode 2008-2013.
Sebagai ketua, Sofjan selalu berupaya menjembatani kesepakatan antara para pekerja dengan pengusaha.
Kesepakatan tersebut menjadi solusi supaya tidak terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak.
2014: Menjadi Ketua Tim Ahli Wapres Jusuf Kalla
Pada 1 November 2014, Sofjan mengundurkan diri dari posisi ketua Apindo.
Hal tersebut karena Sofjan Wanandi ditunjuk sebagai Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Baca Juga: Profil Dato Sri Tahir, Salah Satu 9 Naga di Indonesia?
Minat Untuk Berinvestasi di Perusahaan 9 Naga?
Keberadaan 9 naga di Indonesia mengacu pada beberapa nama pengusaha terkenal. Mulai dari Rusdi Kirana, Dato Sri Tahir, Edward Soeryadjaya, Tommy Winata, Robert Budi Hartono, Krisdianto Lesmana, dan Agus Projosasmito.
Tenang saja, kamu dapat menanamkan saham pada beberapa emiten miliki 9 naga melalui aplikasi. Salah satunya adalah aplikasi InvestasiKu dan terus pantau perkembangan trafiknya.