Nama Rusdi Kirana pasti terdengar santer bagi para pengusaha di Indonesia.
Pasalnya, Beliau adalah pendiri maskapai Lion Air yang sengaja diciptakan khusus bagi masyarakat Indonesia supaya dapat menikmati penerbangan dengan tarif murah.
Rusdi Kirana dianggap menjadi salah satu sosok 9 naga di Indonesia. Pria yang lahir pada 1963 ini merupakan salah satu dari jajaran orang terkaya di Indonesia.
Bagaimana biografi dan perjuangan Rusdi Kirana dalam dunia maskapai penerbangan di Indonesia ini?
Yuk, segera simak penjelasannya berikut ini!
Perjalanan Karir Seorang Rusdi Kirana
Rusdi Kirana adalah seorang pengusaha sekaligus pendiri maskapai penerbangan Lion Air. Rusdi lahir pada 17 Agustus 1983 di Cirebon, Jawa Barat.
Rusdi menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi yang ada di Universitas Pancasila.
Setelah menikah dengan Lesien Rusdi Kirana, dirinya memiliki 3 anak.
1999: Mendirikan Maskapai Lion Air
Pada Oktober 1999, Rusdi Kirana bersama sang kakak, Kusnan Kirana, mendirikan maskapai Lion Air.
Kala itu, dua bersaudara tersebut mengawali bisnis penerbangan dengan modal awal US$10 juta.
Rusdi dan Kusnan sama-sama memikirkan konsep maskapai bertarif murah (lost cost carrier) yang justru menjadi gebrakan baru di dunia bisnis penerbangan.
Tagline pada maskapainya berupa We Make People Fly, yang berarti bahwa semua orang dapat menikmati layanan penerbangan dengan tarif murah.
Hanya dalam waktu 6 tahun saja, maskapai Lion Air ini telah memiliki 24 pesawat berupa 19 MD-80 dan 5 DHC-8-301.
FYI, maskapai penerbangan bertarif murah ini telah ada di AS sejak awal 1990-an dan kemudian menyebar hingga seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Di pasar Asia Tenggara, Lion Air selalu bersaing dengan AirAsia untuk menjadi maskapai penerbangan bertarif rendah.
Pada tahun 2004, Lion Air kemudian berhasil menempati posisi kedua dalam hal jumlah penumpang, yakni sekitar 600 ribu setiap bulannya.
Sementara peringkat pertama diraih oleh maskapai Garuda Indonesia.
Rusdi Kirana masih ingin mengembangkan sayap bisnis Lion Air, yakni dengan menjadi market leader dalam dunia penerbangan domestik.
Alhasil, Beliau terus-menerus berinovasi dalam hal infrastruktur, rute penerbangan, dan jumlah pesawat.
Dalam hal infrastruktur, Rudi bekerjasama dengan pihak TNI AU dan PT Dirgantara Indonesia untuk menyewa bangunan hanggar, tepatnya di Lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung. Hanggar tersebut digunakan sebagai Lion Maintenance Facility (LMF).
Rusdi juga membeli simulator pesawat bekas Skandinavia Air untuk pelatih para pilot yang bekerja di Lion Air.
Tak berhenti disitu saja, Lion Air turut bekerjasama dengan para TNI AU untuk menjadi pengelola Bandara Halim Perdanakusuma.
Atas hal itu, base dari pesawat Lion Air akan beralih ke Bandara Halim Perdanakusuma.
Dalam hal rute penerbangan, Lion Air telah mengembangkan rute di sejumlah 36 kota besar di Indonesia.
Sementara di rute penerbangan internasional, Lion Air telah melayani penerbangan ke tujuan Singapura, Penang Malaysia, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh Vietnam, dan Seoul.
Baca Juga: Daftar 8 Investor Terkaya di Indonesia
2014: Bergabung di Partai Kebangkitan Bangsa
Rusdi Kirana aktif di dunia politik dengan bergabung di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Pada 12 Januari 2014, Rusdi ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum dari partai tersebut. Kala itu, Rusdi diutus untuk mendampingi Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.
Rusdi berperan besar dalam PKB, khususnya saat pemilu 2014.
Lalu, Rusdi berkeinginan menggerakkan ekonomi masyarakat NU yang notabene merupakan pendukung utama PKB.
Pada pemilu 2014 yang dimenangkan oleh Joko Widodo, Rusdi terpilih menjadi salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden periode 2015-2017.
Saat itu, Rusdi menjabat bersama Sidarto Danusubroto dan 6 lainnya.
2017: Menjadi Dubes Indonesia Untuk Malaysia
Pada 18 Mei 2017, Rusdi Kirana ditunjuk oleh presiden Jokowi untuk menduduki posisi Duta Besar Indonesia untuk Malaysia.
Setelah dilantik menjadi Dubes RI untuk Malaysia, Rusdi berjanji akan memprioritaskan penanganan pada TKI baik yang legal maupun ilegal, khususnya TKW.
Mengingat jumlah TKW di negara tetangga tersebut jumlahnya sangat banyak
Pada 9 Juli 2020 silam, Rusdi Kirana resmi mengakhiri tugasnya sebagai Dubes RI untuk Malaysia.
Bersama sang istri, Rusdi pun pamit ke Raja Malaysia yang ada di Malaysia untuk pulang ke Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Lion Air yang Hampir IPO Tapi Batal, Ini Penyebabnya!
Minat Untuk Berinvestasi di Saham Transportasi?
Perlu kamu ketahui bahwa Lion Air tidak mempublikasikan sahamnya alias IPO karena beberapa hal, salah satunya adalah dampak pandemi Covid-19 silam.
Meskipun demikian, kamu masih tetap menanamkan dana pada saham transportasi seperti Garuda Indonesia (GIAA), Blue Bird (BIRD), AirAsia Indonesia (CMPP), WEHA Transportasi Indonesia (WEHA), Express Transindo Utama (TAXI), dan masih banyak lainnya.
Kamu dapat menanamkan saham tersebut melalui aplikasi, salah satunya InvestasiKu dan terus pantau perkembangan trafiknya.