Profil Dato Sri Tahir, Salah Satu 9 Naga di Indonesia?

Istilah 9 naga saat ini tengah ramai dibicarakan warganet khususnya di sosial media. Sebutan ini merujuk pada 9 pengusaha besar sekaligus kaya raya di Indonesia yang rata-rata berasal dari keturunan Tionghoa. Bagi orang Tionghoa, naga memang menyimbolkan kekuasaan, kebaikan, sekaligus keberuntungan. 

Salah satu anggota dari 9 naga ini adalah Dato Sri Tahir, pendiri Mayapada Group. Mayapada Group ini telah memiliki anak perusahaan ternama seperti PT Elia Mediatama Indonesia (Elle), PT Zurich Topas Life (Zurich Life), hingga PT Maha Properti Indonesia Tbk. 

Bagaimana sih profil Dato Sri Tahir, Bapak Mayapada Group yang sekaligus salah satu anggota dari 9 naga di Indonesia ini? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

Masa Kecil dan Pendidikan

Tahir lahir pada 24 Maret 1952, di Surabaya, dengan nama asli Ang Tjoen Ming. Masa kecilnya justru dihabiskan di lingkungan kurang mampu. Beliau dibesarkan oleh keluarga pembuat becak. 

Pada tahun 1971, setelah Dato Sri Tahir lulus dari SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya, Beliau begitu ingin menjadi seorang dokter. Sayangnya, cita-cita tersebut harus pupus sebab ayahnya mengalami sakit keras dan tidak sanggup untuk membiayai keluarga. Alhasil, Dato Sri Tahir berhenti kuliah dan berupaya melanjutkan bisnis ayahnya. 

Pucuk dicinta ulam pun tiba, pada tahun 1976 justru Dato Sri Tahir mendapatkan beasiswa dan berhasil meraih gelar Sarjana Manajemen di Nanyang Technological University, Singapura. Selama di Singapura, Dato Sri Tahir juga turut mencari barang-barang seperti pakaian wanita hingga sepeda, kemudian menjualnya kembali di Surabaya. 

Nah, dari situlah muncul idenya untuk mengembangkan usaha impor hingga bisnis garmen. Di usianya 35 tahun, bahkan Dato Sri Tahir masih semangat menimba ilmu dengan menyelesaikan pendidikan keuangan di Golden Gates University, Amerika Serikat. 

Baca Juga: Profil Robert Budi Hartono, Salah Satu 9 Naga di Indonesia?

Karier dan Bisnis

Karir dari Bapak Mayapada Group ini tidak langsung berjaya begitu saja. Beliau memulai bisnis garmen terlebih dahulu, kemudian merambah ke bidang bisnis lain termasuk bidang keuangan. 

Pada tahun 1986, Dato Sri Tahir mendirikan Mayapada Group yang mencakup bisnis garmen, dealer mobil, perbankan, dan klinik kesehatan. Meskipun bisnis garmen gulung tikar, tetapi ternyata bisnis bank justru melesat jauh. 

Krisis moneter tahun 1998 silam, satu per satu bank pemerintah maupun swasta yang tumbang. Beruntungnya, Bank Mayapada tetap bertahan dan malah berhasil masuk ke pasar saham Bursa Efek Jakarta. Hal tersebut karena bank tersebut tidak mengambil kredit dari bank asing sebesar bank-bank lain di Indonesia pada masanya. Lagipula, Bank Mayapada memang hanya berfokus pada kredit usaha kecil saja. 

Berhubung Bank Mayapada masih bertahan di tengah krisis moneter, menjadikan para investor asing dari US, UAE, hingga Singapura dengan senang hati mengucurkan dana. Pada tahun 2007, Bank Mayapada berhasil meraih predikat sebagai bank umum terbaik nomor 2, selain bank negara. 

FYI, bank ini telah melebarkan sayapnya hingga 100 cabang tersebar di seluruh Indonesia. 

Deretan Prestasi

Berkat pengalaman, keberanian, dan keuletannya sejak muda menjadikan Dato Sri Tahir tercatat sebagai orang terkaya ke-4 di Indonesia (tahun 2018). Harta kekayaannya mencapai $3,5 milyar! 

Prestasi Beliau tidak hanya sebatas pada penghargaan atas kekayaannya saja. Usut punya usut, pada tahun 2010 Sultan Paham Malaysia memberikan gelar Dato’ Sri atas kontribusinya dalam masyarakat sekaligus menyelesaikan konflik atas perusahaan. Sejak itu, Beliau selalu menggunakan gelar tersebut pada nama depannya. 

Pada tahun 2011, Tahir mendapatkan penghargaan Chancellor’s Citation dari University of California, Amerika Serikat. Penghargaan tersebut menunjukkan kepemimpinan dalam bisnis dan pengabdiannya dalam kegiatan filantropi maupun pelayanan kepada masyarakat. Tak hanya itu saja, Tahir bahkan tercatat sebagai orang Asia pertama yang berhasil menjadi anggota Wali Amanat di University of California. 

Masih di tahun yang sama, Tahir turut menerima penghargaan Entrepreneur of the Year 2011 dari Ernst & Young. Lalu ada juga penghargaan di bidang pendidikan oleh Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew. 

Pada tahun 2016, Tahir memperoleh gelar doktor kehormatan dari Universitas Gadjah Mada. Setahun kemudian, Tahir disahkan menjadi anggota tetap Majelis Wali Amanat di Universitas Gadjah Mada. 

Baca Juga: 9 Naga Indonesia, Siapa Paling Kaya?

Peduli Kepada Sesama

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Bapak Mayapada Group ini pernah bercita-cita sebagai dokter. Itulah mengapa, Beliau tetap berpandangan bahwa bisnis justru menjadi sarana manusia untuk bermanfaat kepada sesama. Yap, melalui Bank Mayapada ini, Beliau membangun  rumah sakit Mayapada di Tangerang dan Jakarta Selatan. 

Rumah Sakit Mayapada sejak awal berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi anak-anak dan orang tidak mampu. Pada hari peresmian Rumah Sakit Mayapada, Tahir menghadirkan pelayanan operasi jantung gratis bagi 100 pasien. 

Saat Jakarta sering terkena musibah banjir, Dato Sri Tahir menggandeng Alim Markus dari Maspion Group dan Mochtar Riady dari Lippo Group untuk menyumbangkan Rp7 miliar. Sumbangan tersebut berbentuk pengadaan air bersih, buku, sekaligus seragam sekolah khususnya bagi anak-anak korban banjir Jakarta. 

InvestasiKu, adalah platform investasi online, yang punya beberapa produk dan fitur unggul, baik untuk investor pemula maupun profesional. Saat ini, InvestasiKu menyediakan produk reksadana dan saham yang bisa langsung kamu beli melalui aplikasi InvestasiKu.