Sedikit banyak orang yang tahu bahwa nama Edwin Soeryadjaya pasti akan selalu masuk ke daftar 9 naga di Indonesia.
Mengingat Edwin adalah anak ke-2 dari pengusaha William Soeryadjaya yang merupakan pendiri perusahaan Astra.
Meskipun lahir dari keluarga konglomerat, tetapi Edwin Soeryadjaya masih berupaya mendirikan perusahaannya sendiri.
Melalui berbagai pengalaman selama hidupnya, akhirnya Edwin berhasil membangun perusahaan investasi dengan nama Saratoga Investama Sedaya.
Lantas, bagaimana riwayat hidup dan perjalanan karir dari Edwin Soeryadjaya 9 naga Indonesia ini?
Yuk, segera simak profilnya berikut ini!
Riwayat Hidup Edwin Soeryadjaya
Edwin Soeryadjaya lahir pada 17 Juli 1949 di Jakarta dengan nama asli Tjia Han Poen.
Edwin adalah anak ke-2 dari William Soeryadjaya yang merupakan pendiri perusahaan Astra International.
Pada tahun 1974, saat Edwin Soeryadjaya berusia ke-25 tahun, berhasil menyelesaikan gelar S-1 dengan jurusan Administrasi Bisnis dari University of Southern California.
Sementara sang kayak yakni Edward Soeryadjaya menjabat sebagai direktur di Ortus Holding Ltd yang merupakan perusahaan investasi.
Perjalanan Karir Edwin Soeryadjaya
Pada tahun 1978 saat Edwin menginjak usia ke-29 tahun, dirinya bergabung ke perusahaan sang ayah.
Selama jabatannya, Edwin mencetuskan sebuah penataan kembali dalam struktur keuangan perusahaan Astra.
Alhasil, pada Februari 1990 akhirnya perusahaan Astra menjadi perusahaan publik yang mempublikasikan lembaran sahamnya melalui BEI.
Pada saat itu, IPO dari Astra menjadi yang terbesar di Indonesia dengan kode emiten ASII.
Tiga tahun kemudian, Edwin pun meninggalkan perusahaan Astra International dan berupaya mendirikan perusahaan investasi.
Butuh waktu sekitar 5 tahun baginya untuk mendirikan perusahaan investasi yang diberi nama Saratoga Investama Sedaya tersebut.
Adapun perusahaan investasi legendaris ini memiliki kode emiten SRTG.
Perusahaan Saratoga Investama Sedaya ini tidak hanya bergerak di bidang investasi saja, tetapi juga sumber daya alam dan infrastruktur.
Pada tahun 2004, berdirilah sebuah perusahaan pertambangan batu bara PT Adaro Energy dan Edwin Soeryadjaya ditunjuk sebagai presiden komisaris.
Nah, saat ini PT Adaro Energy telah menjadi perusahaan pertambangan batu bara terbesar kedua di Indonesia.
Saat ini, Edwin Soeryadjaya telah memiliki beberapa saham di perusahaan besar, termasuk Tower Bersama Infrastructure.
Pada tahun 2011, Edwin bersama mitranya Sandiaga Uno bersama membeli Mandala Airlines.
Maskapai penerbangan ini menjadi layanan penuh yang diperuntukkan bagi anggota militer di Indonesia.
Karir Edwin Soeryadjaya tidak berhenti disitu saja, Beliau juga menjadi ketua pada Yayasan Universitas Kristen Indonesia yang sekaligus menaungi Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Jakarta.
Berkat perjuangannya tersebut, hingga detik ini nama Edwin Soeryadjaya masih menduduki posisi ke-12 dalam daftar orang terkaya di Indonesia.
Sementara dalam daftar orang terkaya di dunia, namanya berada di posisi 913 (menurut Forbes).
Jadi, jika diringkas maka riwayat karir Edwin Soeryadjaya ada di beberapa perusahaan berikut ini:
- Astra International (ASII)
- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG)
- Saratoga Capital (SRTG)
- PT Adaro Energy Tbk. (ADRO)
- PT Sapta Indra Sejati (ADRO)
- PT Indonesia Bulk Terminal (ADRO)
- PT Pulau Seroja Jaya (SRTG)
- PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI)
- PT Makmur Sejahtera Wisesa (ADRO)
Baca Juga: Profil Dato Sri Tahir, Salah Satu 9 Naga di Indonesia?
Minat Untuk Berinvestasi di Saham Pangan?
Keberadaan 9 naga di Indonesia mengacu pada beberapa nama pengusaha terkenal. Mulai dari Rusdi Kirana, Dato Sri Tahir, Edward Soeryadjaya, Tommy Winata, Robert Budi Hartono, Krisdianto Lesmana, dan Agus Projosasmito.
Beberapa perusahaan yang dinaungi oleh Edwin Soeryadjaya mayoritas telah mempublikasikan sahamnya melalui BEI. Jadi, kamu bisa menanamkan saham dalam beberapa emiten tersebut.
Sebut saja ada PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) dan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO).
Tenang saja, kamu dapat menanamkan saham pada beberapa emiten tersebut hanya melalui aplikasi saja.
Salah satunya adalah aplikasi InvestasiKu dan terus pantau perkembangan trafiknya.