In this economy, investasi saham sudah menjadi obrolan umum di kalangan muda-mudi hingga orang tua.
Mungkin zaman dulu, investasi saham seolah menjadi aktivitas hebat yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kantoran saja.
Namun sekarang, dengan banyaknya aplikasi investasi dan literasi keuangan maka masyarakat umum dari kelas apa saja sudah berhak melakukannya.
Bagi pemula, mungkin akan kebingungan bagaimana sih cara kerja saham di pasar modal ternyata bisa memberikan dividen besar atau bahkan loss.
Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Kenapa Perusahaan Menerbitkan Saham?
Sebelum tahu bagaimana cara kerja saham, kamu pahami dulu kenapa perusahaan besar seperti BCA, Astra, hingga Telkomsel itu menerbitkan saham.
Saham adalah bukti kepemilikan sebagian dari sebuah perusahaan. Ketika kamu berinvestasi saham pada suatu perusahaan, artinya kamu memiliki kepemilikan atas perusahaan tersebut一sesuai jumlah saham yang kamu beli.
Yap, untuk mendapatkan saham memang ini memang kamu harus melakukan transaksi jual-beli, layaknya di pasar.
Nah, perusahaan-perusahaan ternama tadi memang sengaja menerbitkan saham dengan tujuan mendapatkan dana modal. Dana modal itu akan digunakan untuk beberapa keperluan, yakni:
- Ekspansi Bisnis
Sebuah perusahaan一bergerak di bidang apapun itu, pasti akan berupaya memperluas bisnisnya.
Mulai dari dengan membuka cabang baru, inovasi pada produk, atau menjangkau pasar global yang lebih luas.
- Membayar Utang
Bukan hal baru lagi jika perusahaan sengaja menerbitkan saham supaya memperoleh dana segar untuk kebutuhan bayar utang.
Biasanya, “alasan” perusahaan menerbitkan saham itu akan dijelaskan di laporan prospektus mereka.
Contoh perusahaan yang menerbitkan saham untuk keperluan bayar utang: PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR), PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), PT Daya Intiguna Yasa (MDIY), dan lainnya.
Jadi, perusahaan-perusahaan itu memang sengaja menjual sebagian kepemilikannya kepada publik melalui saham.
Lagipula, perusahaan juga akan mendapatkan dana segar untuk digunakan pada kelangsungan perusahaan, tanpa harus berhutang ke bank.
Sementara kamu sebagai investor juga akan memperoleh bukti kepemilikan perusahaan sekaligus dividen. Simbiosis mutualisme kan…
Baca Juga: Fenomena UMA di Pasar Modal Indonesia, RATU Juga Kena!
Bagaimana Cara Kerja Saham dari Sudut Pandang Investor?
Sesuai dengan namanya, pasar modal ini dapat kamu bayangkan selayaknya pasar biasa yang menjadi tempat transaksi.
Bedanya, di pasar modal ini tentu tidak akan menjual buah-buahan atau sayuran, melainkan segala instrumen investasi, termasuk saham.
Di pasar modal, menjadi “tempat” bertemunya para investor (pembeli saham) dan emiten (perusahaan yang menjual sahamnya).
FYI, inti dari investasi saham adalah membeli saham dengan harapan harganya akan naik di masa depan, sehingga kamu bisa menjualnya kembali dengan harga tinggi pula.
Alhasil, kamu akan memperoleh keuntungan yang disebut sebagai capital gain.
Lagipula, jika perusahaan yang kamu investasikan itu berhasil ekspansi bisnis yang menguntungkan, maka kamu akan dapat cipratan pembagian pundi-pundi rupiah setiap tahunnya. Keuntungan ini disebut sebagai dividen.
Berikut ini cara kerja saham yang bisa kamu cermati:
1. Investor Membuka Rekening Saham
Cara kerja saham yang pertama adalah investor membuka rekening saham terlebih dahulu di perusahaan sekuritas atau broker saham.
Berhubung investasi saham itu berkaitan dengan uang dalam jumlah besar, maka segala pembukaan rekening saham ini harus diawasi oleh OJK.
Proses ini biasanya berupa pengisian formulir identitas, verifikasi data diri, dan penyetoran dana awal.
Dana awal ini bergantung dengan jumlah berapa lot saham yang ingin kamu beli.
Baca Juga: 1 Lot Ada Berapa Lembar Saham? Ini Jawabannya!
2. Investor Menyetorkan Dana
Setelah rekening saham aktif, kamu sebagai investor perlu menyetorkan dana ke rekening tersebut.
Dana itu nantinya akan digunakan membeli saham.
Setoran dana setiap individu akan berbeda-beda, bergantung kebijakan masing-masing perusahaan sekuritas.
3. Investor Memilih Saham
Setidaknya, ada 934 perusahaan yang melantai di BEI.
Artinya, terdapat 934 saham dari berbagai emiten yang bisa kamu beli kepemilikannya.
Eits, tapi kamu tidak boleh asal membeli saham hanya karena FOMO atau ikut-ikutan influencer saja.
Kamu perlu menganalisis dan riset mana perusahaan yang berpotensi memberikan keuntungan.
Berikut ini beberapa faktor yang perlu kamu pertimbangkan dalam memilih saham, terutama jika masih pemula:
- Kinerja Keuangan Perusahaan: Lihat bagaimana kondisi keuangan perusahaan, apakah perusahaan mencatatkan keuntungan secara konsisten atau tidak. Kinerja keuangan ini dapat kamu lihat di website resmi perusahaan yang pasti diterbitkan tahunan.
- Prospek Industri: Cermati bagaimana prospek industri tempat perusahaan beroperasi di masa depan, apakah industri tersebut memiliki potensi pertumbuhan atau tidak. Terutama dengan dunia industri yang makin berinovasi.
- Manajemen Perusahaan: Perhatikan bagaimana kualitas manajemen perusahaan, apakah mereka memiliki rekam jejak yang baik atau tidak. Sesekali cari digital record perusahaan dari sudut pandang karyawan atau rekan bisnisnya.
- Valuasi Saham: Amati apakah harga saham perusahaan tersebut saat ini tergolong murah atau mahal daripada dengan nilai intrinsiknya.
Tips untuk pemula saham adalah dengan membeli saham blue chip yang berkualitas tinggi dan keuntungan stabil.
Contohnya seperti BBCA, UNVR, BBRI, ASII, BBNI, ADRO, dan lainnya.
4. Investor Membeli Saham
Setelah investor menentukan saham mana yang ingin dibeli, maka langsung melakukan order pembelian lewat aplikasi investasi. Salah satunya InvestasiKu.
Ketika kamu hendak beli saham, tentukan jumlah lot saham dan sesuaikan harga yang harus dibayar.
Misal, harga saham ADRO adalah Rp1.855. Jika kamu hendak membeli 50 lot maka Rp1.855 x 50 = Rp92.750
FYI, memang wajar membeli saham dalam jumlah lot yang besar. Investor yang berupa perusahaan saja akan membeli saham hingga milyaran lot.
5. Investor Memiliki Saham
Setelah order pembelian terealisasi, maka kamu resmi menjadi pemilik saham perusahaan tersebut sesuai dengan jumlah saham yang tadi dibeli.
Berhubung saham itu tidak punya bentuk fisik, maka kamu tidak akan bisa memegang saham.
Namun, bukti kepemilikan saham tersebut dapat kamu lihat pada sertifikat saham maupun rekening efek.
Kamu juga harus lihat apakah namamu tercantum pada Daftar Pemegang Saham (DPS), untuk membuktikan hak kepemilikan atas saham yang sudah dibeli.
6. Investor Memantau Pergerakan Harga Saham
Sebagai investor, kamu tidak boleh lepas tangan begitu saja dengan investasi saham.
Ingat, harga saham di pasar modal itu akan terus bergerak naik dan turun setiap detik, menit, dan jam.
Pergerakan ini dapat seketika begitu saja, karena beberapa faktor.
Mulai dari bagaimana kinerja perusahaan, kondisi ekonomi makro (seperti inflasi, suku bunga, pertumbuhan ekonomi), sentimen pasar, berita dan isu terkait perusahaan atau industri, serta hukum permintaan dan penawaran.
Layaknya barang-barang di pasar tradisional, maka saham juga menerapkan hukum permintaan dan penawaran.
7. Investor Menjual Saham
Sebagai investor, kamu juga bisa saja menjual saham dengan harga yang kebetulan sedang naik, supaya meraih keuntungan.
FYI, setiap setiap transaksi jual beli saham, kamu akan dikenakan biaya transaksi oleh perusahaan sekuritas.
Biaya ini biasanya berupa persentase tertentu dari nilai transaksi.
Baca Juga: Risiko Investasi Adalah - Pengertian dan 7 Jenisnya, Wajib Paham!
Cara Kerja Saham dari BEI
Melansir dari website resmi IDX, setiap perdagangan saham di Bursa itu menggunakan fasilitas JATS INET.
Nah, perdagangan saham ini hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa yang sekaligus Anggota Kliring KPEI.
Anggota Bursa bertanggung jawab penuh terdapat seluruh transaksi investor.
Setiap investor yang membeli maupun menjual saham, pasti akan langsung ditangani oleh Anggota Bursa.
Jika investor menggunakan HMETD, maka hanya dapat diperdagangkan di Pasar Tunai (hari yang sama ketika melakukan transaksi) dan Pasar Negosiasi Sesi I.
Setiap penawaran jual dan permintaan beli yang masuk ke sistem JATS INET, akan diproses dengan memperhatikan prioritas harga dan prioritas waktu.
Baca Juga: Right Issue Adalah - Pengertian, Tujuan, Ciri, Keuntungan, dan Kerugian Menerbitkannya
Mau Punya Saham dari Emiten Ternama?
Nah, itulah penjelasan tentang bagaimana cara kerja saham. Berapa saja jumlah lot yang kamu miliki 一 sekalipun itu hanya 1 lot, sudah menjadikanmu sebagai pemegang saham.
Jika kamu ingin menikmati berbagai hak-hak pemegang saham dari suatu emiten ternama, maka kamu harus berinvestasi saham terlebih dahulu.
Ada banyak saham dari emiten ternama seperti BBCA, ANTM, BBHI, ADRO, ASII, TLKM, AMRT, BFIN, EMTK, dan masih banyak lainnya.
Manfaatkan saja platform investasi digital yang semakin mudah diakses dengan modal kecil, salah satunya InvestasiKu. Sekalipun kamu masih pemula, tetap harus konsisten untuk berinvestasi setiap bulannya.
Tenang saja, ada banyak opsi instrumen investasi yang bisa kamu pilih, terutama dengan menyesuaikan profil risiko. Mulai dari saham, reksa dana, hingga obligasi.
Kamu bisa berinvestasi hanya lewat smartphone saja, salah satunya lewat aplikasi InvestasiKu.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.