Kalau kamu sudah tahu jenis-jenis saham, khususnya saham biasa alias common stock, maka akan menemukan cyclical stock.
Cyclical stock adalah jenis saham yang harganya dapat naik secara cepat dipengaruhi oleh makroekonomi.
Jadi, saat kondisi ekonomi negara tengah semarak maka harganya akan naik secara cepat. Hal itu karena produk atau layanan dari emiten terkait akan banyak dibutuhkan masyarakat.
Pun sebaliknya, saat ekonomi lesu maka harganya bisa langsung jatuh. Hal ini karena laba dari emiten terkait akan ikut tergerus atas terjadi gejolak ekonomi tersebut. .
Ini berarti, cyclical stock adalah saham pergerakan harganya memiliki tingkat fluktuasi yang tinggi.
Karakteristik Cyclical Stock
Ciri cyclical stock adalah saham yang nilainya naik-turun secara cepat dan dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi negara.
Umumnya, jenis saham yang satu ini tidak akan menimpa saham non-siklus.
Saham non-siklus adalah saham yang mencakup emiten produksi barang-barang kebutuhan pokok masyarakat seperti makanan dan obat-obatan.
Ingat, saat pandemi Covid-19 silam, masyarakat menggebu-gebu membeli makanan dan obat-obatan kan.
Namun, cyclical stock ini justru berupa saham dari emiten maskapai penerbangan, perhotelan, pabrik mobil, hingga real estate.
Jadi ketika masa pemulihan ekonomi, saham ini akan berpotensi tumbuh lebih besar dan stabil.
Investor yang mencari pertumbuhan jangka panjang dengan volatilitas terkelola cenderung menyeimbangkan portofolio mereka dengan campuran saham siklis dan saham defensif.
Baca Juga: Fluktuasi Saham — Pengertian, Faktor Penyebab, dan Perbedaannya dengan Volatilitas
Contoh Cyclical Stocks
Ada beberapa contoh cyclical stocks seperti saham dari emiten maskapai penerbangan, saham dari emiten perhotelan, saham dari pabrik mobil, dan saham dari real estate.
Misalnya pada saham dari emiten maskapai penerbangan. Ketika ekonomi kuat, masyarakat cenderung mampu melakukan perjalanan menggunakan pesawat, baik itu rute domestik maupun mancanegara.
Namun, ketika kondisi makroekonomi di negara tersebut mengalami kesulitan bahkan hingga pandemi, tentu saja masyarakat tidak lagi melakukan perjalanan dengan pesawat.
Mereka akan lebih fokus pada persediaan kebutuhan yang cukup daripada jalan-jalan.
Alhasil, emiten maskapai penerbangan akan mengalami kerugian yang serius—bahkan hingga gulung tikar.
Hal ini juga sama dengan saham dari emiten perhotelan. Saat kondisi ekonomi negara tengah sulit, masyarakat akan mengurangi perjalanan jauh dan menginap di hotel.
Contoh cyclical stocks di sektor transportasi (termasuk maskapai penerbangan) adalah:
Contoh cyclical stocks di sektor real estate adalah:
Baca Juga: Saham BSDE - Profil, Kinerja Keuangan, Riwayat Dividen, dan Prospek Bisnisnya
Saham Siklus vs Non-siklus
Kinerja cyclical stock cenderung berkorelasi terhadap kondisi perekonomian suatu negara. Berbeda dengan saham non-siklus.
Saham-saham ini mampu mengalahkan pasar terlepas dari tren ekonomi, bahkan ketika ada perlambatan ekonomi.
Sementara itu pada saham non-siklus punya istilah sebagai saham defensif, yang mana termasuk dalam kategori kebutuhan pokok konsumen.
Berhubung emiten saham non-siklus itu menghasilkan barang dan jasa yang terus dibeli masyarakat, termasuk saat krisis ekonomi, maka hasilnya akan lebih stabil.
Saham non-siklus ini juga tidak bergantung pada bagimana kondisi perekonomian negara, sebab menjadi kebutuhan primer masyarakat.
Nah, kamu juga bisa menambahkan saham non-siklus ke dalam portofolio saham.
Baca Juga: Diversifikasi Portofolio — Strategi Cerdas Mengurangi Risiko Investasi, Berikut Konsepnya!
Mau Punya Cyclical Stock dari Emiten Ternama?
Nah, itulah penjelasan tentang apa itu cyclical stock alias saham siklus yang nilainya cenderung naik-turun secara cepat bergantung pada kondisi ekonomi.
Berhubung saat ini ekonomi sudah dalam masa pemulihan setelah pandemi Covid-19 silam, kamu bisa saja berinvestasi pada cyclical stock ini.
Contohnya seperti GIAA, CMPP, BIRD, APLN, ASRI, BSDE, dan masih banyak lainnya.
Manfaatkan platform investasi digital yang semakin mudah diakses dengan modal kecil, salah satunya InvestasiKu. Sekalipun kamu masih pemula, tetap harus konsisten untuk berinvestasi setiap bulannya.
Tenang saja, ada banyak opsi instrumen investasi yang bisa kamu pilih, terutama dengan menyesuaikan profil risiko. Mulai dari saham, reksa dana, hingga obligasi.
Kamu bisa berinvestasi hanya lewat smartphone saja, salah satunya lewat aplikasi InvestasiKu.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.