REKSADANA
 

Apakah Reksadana Bisa Rugi? Tentu Bisa dan Berikut Antisipasinya!

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 01 Oct 2024 - Reviewed by Rifdah Fatin H.

 

Banyak orang terutama para investor pemula yang berpikir apakah reksadana bisa rugi? Jawabannya bisa. 

Yap, tentu saja reksadana baik jenis apapun itu bisa rugi karena memang itulah risiko investasi yang harus dihadapi oleh investor. Namun tenang saja, kerugian dan risiko reksadana itu dapat diantisipasi. 

Yuk simak bagaimana peluang kerugian pada reksadana dan tips untuk mengantisipasinya. 

 

Apakah Reksadana Bisa Rugi?

Perlu kamu pahami bahwa semua jenis investasi itu masing-masing pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya. Segala kekurangan itulah yang menjadi potensi kerugian dan risiko reksadana. 

Potensi kerugian tersebut juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mulai dari inflasi, nominal suku bunga, volatilitas pajar, hingga kondisi perekonomian negara. 

Kelebihan reksadana dari jenis investasi lain adalah adanya manajer investasi. Yap, manajer investasi adalah pihak yang akan mengelola dana para investor ke bentuk aset lainnya. 

Banyak investor berpengalaman memberikan nasihat bahwa saat berinvestasi seharusnya ditempatkan di beberapa instrumen untuk meminimalisir kerugian besar.

Nah, melalui manajer investasi ini nantinya akan mengelola dana investor dan membaginya ke beberapa instrumen berbeda. 

Jadi, jika ada pertanyaan tentang ‘Apakah reksadana bisa rugi?’, maka jawabannya adalah ‘tentu saja bisa’. 

Jangankan reksadana, instrumen investasi lain seperti saham, obligasi, properti, hingga sukuk juga pasti mengalami kerugian. 

Sebagai investor pemula, kamu wajib memahami cara untuk meminimalisirnya. 

 

Baca Juga: 14 Faktor Pertimbangan Investor Untuk Berinvestasi Pada Reksadana

4 Cara Antisipasi Reksadana Supaya Tidak Rugi

Meskipun reksadana bisa rugi, kamu dapat meminimalisirnya dengan beberapa strategi berikut ini!

 

1. Cek Kembali Tujuan Keuangan

Jangan anggap remeh tujuan keuangan, sebab itu justru dapat menentukan pilihanmu akan instrumen investasi termasuk reksadana apa yang hendak dibeli dan dijual. 

Tujuan keuangan ini untuk jangka waktu 1 bulan, 1 tahun, 5 tahun, atau bahkan 20 tahun. 

 

2. Pindah (Switching) ke Instrumen Investasi Lain

Jika kamu menanamkan dana pada reksadana jangka pendek yang kurang dari setahun, maka kamu dapat mengantisipasinya dengan switching ke instrumen lainnya. 

Misal: kamu berinvestasi pada instrumen reksadana yang memiliki potensi kerugian (unrealized loss) sekitar 5%, padahal dana tersebut akan dicairkan dalam waktu singkat. 

Nah, kamu dapat memindahkannya ke produk reksadana yang lebih minim risiko. Jenis reksadana yang minim risiko adalah reksadana pendapatan tetap. 

Namun ingat sebelum switching, kamu harus analisis terlebih dahulu akan produk reksadana tujuan. 

 

3. Tambah Investasi

Cara untuk meminimalisir reksadana yang merugi adalah dengan menambah investasi. Ingat, cara ini dapat dilakukan jika tujuan investasi masih dalam jangka panjang sekitar 5 tahun. 

FYI, cara ini biasanya dipilih investor ketika menghadapi krisis ekonomi 1998 dan 2008 silam. 

 

4. Cut Loss

Cut Loss adalah ketika investor menjual investasi (terutama reksadana) pada harga yang lebih rendah dari harga beli, daripada mengalami kerugian total. 

Biasanya, strategi ini dipilih jika dana investasi memang harus digunakan dalam kurun waktu singkat yakni 1 bulan. 

 

Baca Juga: Jebakan Batman dalam Investasi Saham - Menjebak Investor dengan Ilusi Keuntungan

 

Siap Cuan Dari Reksadana?

Nah, itulah penjelasan mengenai apakah reksadana bisa rugi. Dari beberapa cara antisipasi yang tertulis di atas, ada satu yang harus digarisbawahi yakni memilih platform aplikasi investasi terpercaya. 

Salah satu aplikasi investasi yang dapat kamu gunakan untuk menanamkan modal adalah di InvestasiKu. Jangan khawatir sebab aplikasi InvestasiKu ini telah berada dibawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. 

Yuk, mulai investasi saham di InvestasiKu dengan ratusan emiten yang tersedia. Mulai dari emiten saham syariah seperti Bank Syariah Indonesia (BRIS), Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), Bank BTPN Syariah (BTPS), dan Bank Panin Dubai Syariah (PNBS). 

Namun, jika kamu memilih investasi konvensional maka ada Bank Centra Asia (BBCA),  Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan lainnya. 

Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik. 

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.care@investasiku.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2024 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO