KEUANGAN
 

Dana Darurat: Konsep, Tingkatan, dan Produk Investasi Untuk Alokasinya

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 31 Jan 2025 - Reviewed by Lia Andani.

 

Omong-omong soal dana darurat, sadarkah kamu bahwa keberadaannya itu sangat penting dalam kondisi ekonomi apapun?

Nyatanya, semasa Covid-19 silam saja sudah banyak orang yang makin terhimpit ekonominya karena mereka tidak punya dana darurat. Meskipun kita semua di tahun 2019 juga tidak tahu bahwa ternyata akan ada pandemi besar-besaran yang bahkan bisa menggerus perekonomian nasional. 

Masyarakat sekarang juga sudah tahu pentingnya dana darurat, tetapi sebagian besar dari mereka masih belum paham dimana harus menyimpan dana tersebut. Apakah hanya ditabung di bank saja, atau bahkan dialokasikan pada produk investasi?

Yuk, simak penjelasan terkait dana darurat terutama bagi generasi saat ini. 

 

Konsep Dana Darurat (Emergency Fund)

Sesuai namanya, dana darurat adalah sejumlah uang yang sengaja disisihkan untuk digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat mendadak atau tidak terduga. 

Kita sebagai manusia biasa pasti tidak akan tahu bagaimana situasi dan kondisi yang terjadi di masa depan. Lagipula, hidup ini memang tidak akan selamanya berjalan mulus ‘kan. 

Hal-hal tidak terduga ini biasanya seperti sakit parah, kecelakaan, gajian terlambat, terkena PHK, atau bahkan pandemi, yang pastinya membutuhkan biaya tidak sedikit. 

Kisaran jumlah dana darurat tidaknya harus mampu memenuhi kebutuhan operasional selama 3-6 bulan. 

Berdasarkan survey Katadata Insight Center (KIC) yang tertulis pada artikel jurnal Perbandingan Kepentingan Antara Dana Darurat dan Dana Pensiun Beserta Pengelolaannya, mengemukakan bahwa bahwa masyarakat Indonesia sudah aware akan dana darurat. 

Masyarakat Indonesia—termasuk yang tinggal di pelosok, sudah menyadari bahwa dana darurat itu penting. Meskipun ternyata hanya sekitar 37% saja dari mereka yang memiliki dana darurat tersebut. 

FYI, pemerintah saja juga memiliki dana darurat yang diatur dalam PP Nomor 44 Tahun 2012 tentang Dana Darurat. 

 

Baca Juga: Pentingnya Literasi Keuangan Buat Milenial dan Gen Z

 

Berapa Standar Dana Darurat?

Sebenarnya, setiap individu itu memiliki kisaran dana darurat masing-masing, bergantung pada kebutuhan dan kewajibannya. Jadi, sekalipun kamu dan temanmu bekerja di posisi yang sama, tetapi bukan berarti kisaran dana daruratnya juga sama. 

Misalnya kamu adalah seorang yang belum memiliki pasangan, maka besaran dana darurat akan lebih kecil daripada yang sudah berkeluarga. 

Berikut ini contoh besaran dana darurat berdasarkan siklus hidup:

  • Berstatus single = 3-6 kali lipat dari pengeluaran per bulan
  • Punya pasangan dengan 1 anak = >6-9 kali lipat dari pengeluaran per bulan
  • Punya pasangan dengan 2 anak = >9-12 kali lipat dari pengeluaran per bulan
  • Punya pasangan dengan 3 anak = >12-15 kali lipat dari pengeluaran per bulan

 

Mengapa besaran nominal dana darurat berada di rentang angka 6-12 kali lipat dari pengeluaran per bulan? Karena jika individu tersebut mengalami musibah dan memiliki dana darurat sebesar 3x lipat dari pengeluarannya per bulan, artinya dia dapat memenuhi kebutuhan selama 3 bulan. 

Misalnya orang tersebut terkena musibah berupa terkena PHK, maka setidaknya selama 3 bulan dia dapat bertahan hidup dengan tetap berupaya mendapatkan pekerjaan baru untuk bulan keempat. 

Dalam menghitung kisaran dana darurat, memang tidak ada perhitungan angka, nominal, dan persentase secara pasti. Hal itu karena nominal dana darurat memang bergantung pada kebutuhan masing-masing.

Apalagi jika ternyata individu tersebut merupakan generasi sandwich atau bahkan masih membiayai pendidikannya seorang diri, maka nominalnya akan lebih besar daripada mereka yang berstatus single dan tidak memiliki tanggungan apapun kecuali dirinya. 

Maka dari itu, literasi keuangan yang terdapat juga pembahasan mengenai penempatan dana darurat, tidak boleh disepelekan. Jika keuangan itu mudah diatur, lalu kenapa banyak orang masih mengandalkan financial consultant dan profesi serupa?

 

Baca Juga: Financial Freedom - Pengertian dan Cara Mencapainya!

Tingkatan Dana Darurat

Seperti yang tertulis sebelumnya, standar kecukupan dana darurat itu tidak bisa didefinisikan secara pasti. Hal itu karena setiap orang yang menyisihkan dana darurat, pasti memiliki kebutuhan dan kondisi finansial masing-masing. 

Namun setidaknya, dana darurat tersebut dapat memenuhi kebutuhan setidaknya 3 sampai 6 bulan jika ternyata tengah terjadi masa sulit atau musibah. 

Berdasarkan likuiditasnya, ada 3 tingkatan dana darurat yakni.

  1. Monetary Emergency Fund: berupa tabungan tunai, cek, dan money market yang dapat dicairkan sewaktu-waktu dalam jangka pendek. 
  2. Intermediate Emergency Fund: berupa tabungan tunai, cek, dan money market, deposito, dan sertifikat tabungan lainnya. 
  3. Comprehensive Emergency Fund: berupa tabungan tunai, cek, dan money market, deposito, saham, dan obligasi. 

 

Baca Juga: Deretan Perbedaan Reksa Dana dan Tabungan Deposito, Untung Mana?

 

Produk Investasi Untuk Alokasi Dana Darurat

Sebelumnya, telah tertulis bahwa masyarakat Indonesia sudah aware dengan dana darurat tetapi hanya 37% saja yang memiliki dana darurat. 

Keberadaan dana darurat itu mayoritas tidak dapat bertahan lama; hanya 4-6 bulan saja. Hal itu karena mereka masih bingung dimana dana darurat tersebut harus dialokasikan. 

Jika hanya ditabung secara tunai saja, akan ada peluang untuk mengambil dana darurat tersebut sekalipun sedang tidak ‘darurat’. 

Maka dari itu, dana darurat sebaiknya dialokasikan pada produk investasi yang justru malah menambah keuntungan. 

Namun perlu dipahami, bahwa untuk mengalokasikan dana darurat pada produk investasi harus memikirkan profil risiko masing-masing. Jika kamu adalah pribadi yang masih takut atau tidak berani menghadapi risiko investasi, maka bisa mengalokasikan sebagian saja dari dana darurat tersebut ke produk investasi. 

Sementara apabila kamu adalah pribadi yang berani akan risiko, maka bisa mengalokasikan seluruh dana darurat ke produk investasi. Semua itu bergantung pada profil risiko masing-masing. 

1. Deposito

Jika kamu mengalokasikan dana darurat dalam deposito, maka tingkat bunganya akan lebih tinggi daripada tabungan biasa. 

Kekurangannya adalah deposito ini tidak bisa dicairkan sewaktu-waktu sebelum tenggat waktunya. 

 

2. Reksa Dana Pasar Uang

Ada banyak jenis reksa dana yang bisa menjadi wadah alokasi dana darurat, salah satunya reksa dana pasar uang. 

Kelebihannya adalah instrumen investasi ini terdapat Manajer Investasi yang mengelola secara cermat. Alhasil, kamu tidak perlu repot dan tingkat return pun lebih tinggi daripada deposito. 

 

3. Emas

Jika kamu ingin mengalokasikan dana darurat pada bentuk emas, maka justru lebih ama. Ditambah lagi, kenaikan harga emas mencapai 5%-10% per tahun. 

Namun, kenaikan harga emas tersebut bergantung pada nilai tukar Rupiah dan Dollar AS ya…

 

4. Saham

Sejak pandemi Covid-19 silam, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah menyadari bahwa saham dapat dialokasikan sebagai dana darurat, terutama saham dari emiten ternama. 

Jika profil risikomu adalah konservatif alias tidak mau menanggung kerugian besar maupun kecil, maka lebih baik menempatkan dana darurat pada saham blue chip.  

 

5. Obligasi

Obligasi yang merupakan surat utang ternyata dapat dialokasikan sebagai dana darurat. Untuk meminimalisir kerugian, kamu bisa memilih obligasi pemerintah yang berpeluang untung daripada obligasi swasta

 

6. Tabungan Tunai

Cara “tradisional” untuk mengalokasikan dana darurat adalah dengan menabungnya secara tunai. Kelebihannya adalah mudah diambil sewaktu-waktu tanpa ikatan tenggat waktu. Kekurangannya adalah bunga yang kecil. 

 

Baca Juga: Profil Risiko - Pengertian, Jenis, Perbedaan, dan Faktor Pengaruhnya

Mau Mengalokasikan Dana Darurat Pada Produk Investasi?

Nah, itulah pemahaman tentang dana darurat yang wajib dimiliki oleh setiap orang terutama yang sudah bekerja. 

Dalam menghitung kisaran dana darurat, tidak ada perhitungan angka, nominal, dan persentase secara pasti. Hal itu karena nominal dana darurat memang bergantung pada kebutuhan masing-masing.

Sekarang ini, sudah ada banyak bentuk money market yang dapat kamu gunakan untuk mengalokasikan dana darurat. Selain aman, juga dapat menambah keuntungan, seperti saham, reksa dana, maupun obligasi. 

Berhubung sekarang ini segalanya sudah serba canggih, maka kamu bisa membeli sekaligus memantau saham, reksa dana, maupun obligasi yang stabil hanya melalui aplikasi saja, salah satunya InvestasiKu

Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik. 

 

Sumber:

Shellyna, S., Putri, S. T., Yanty, Y., Marcelino, M., & Akbar, M. A. (2022). Perbandingan Kepentingan Antara Dana Darurat Dan Dana Pensiun Beserta Pengelolaannya. Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi, 19(02), 205-216.

Novia, C. P. (2023). Preferensi Generasi Z dalam Pengelolaan Risiko Keuangan Melalui Dana Darurat dan Asuransi Syariah (Studi pada Mahasiswa Universitas Islam Indonesia) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia).

Surono, S., & Arif, S. (2022). PERENCANAAN DANA DARURAT. Zhafir: Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking, 4(2), 103-112. 


 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.care@investasiku.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2025 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO