Hingga detik ini, masih banyak orang yang bingung antara pilihan menabung reksadana atau menabung pada deposito. Meskipun keduanya sama-sama disetorkan untuk tujuan tertentu.
Jika kamu pernah merasakan kebingungan tersebut, SELAMAT~~ itu berarti kamu sudah selangkah lebih maju dalam perencanaan finansial jangka panjang. Nah, supaya bingung terlalu lama, langsung sama simak ulasannya berikut ini!
Reksadana vs Deposito
Perlu kamu pahami bahwa deposito itu berbeda dengan tabungan. Perbedaan deposito dan tabungan terletak pada jangka waktunya.
Pada deposito, kamu akan menyimpan uang dalam rekening dengan jangka waktu tertentu. Artinya, kamu tidak boleh dan tidak bisa menarik uang tersebut sebelum jangka waktunya habis.
Sementara jika menabung itu menyimpan uang dalam rekening saja dan bisa diambil sewaktu-waktu.
Nah, antara reksadana dan deposito tentu saja memiliki perbedaan meskipun keduanya sama-sama menyetorkan uang ke rekening dengan jangka waktu tertentu. Berikut ini perbedaan antara reksadana dan deposito yang harus kamu perhatikan!
Reksadana |
Deposito |
|
Nilai Keuntungan |
Berasal dari pertumbuhan nilai aset yang ada dalam portofolionya |
Berasal dari bunga bank |
Jumlah Pajak |
Tidak dikenakan pajak sama sekali |
Terkena pajak sebesar 20% |
Risiko |
Fluktuasi bergantung pada bagaimana kondisi pasar |
Jika suku bunga dasar bank turun, maka suku bunga akan ikut turun |
Keamanan |
Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) |
Dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) |
Likuiditas |
Dapat dicairkan kapan saja tanpa harus menunggu jangka waktunya habis |
Tidak dapat dicairkan lebih awal dari jangka waktu. Ada denda penalti |
Modal Awal |
Mulai dari nominal Rp100.000 |
Mulai dari nominal Rp10 juta |
Pihak Pengelola |
Manajer profesional |
Bank |
Penyimpanan Uang |
Ditempatkan di berbagai instrumen seperti saham, obligasi, dan pasar uang. Jadi, jika satu saham bermasalah maka dapat menyelamatkan instrumen lainnya. |
Disimpan di bank penerbit. Namun jika bank tersebut mengalami masalah, maka pencairan akan terkendala juga |
Baca Juga: Jenis-Jenis Reksadana - Konvensional, Terstruktur, ETF, dan Asset
Tips Memilih Reksadana atau Deposito Supaya Makin Untung
Setelah paham bahwa reksadana itu jelas berbeda dengan tabungan maupun deposito, kamu juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini supaya dapat menentukan pilihan.
1. Track Record Lembaga Terkait
Jika kamu hendak memilih reksadana, maka cek terlebih bagaimana pengalaman dan portofolio dari manajer investasi dan fund fact sheet.
Biasanya, fund fact sheet bisa kamu temukan pada website masing-masing manajer investasi maupun perusahaan sekuritas. Misalnya di Mega Capital Sekuritas, seluruh fund fact sheet reksadana dapat dilihat di sini.
Sementara apabila kamu hendak memilih deposito, maka cek track record dari bank yang bersangkutan. Hal ini karena bank lebih rawan terkendala pencairannya jika tengah mengalami masalah atau krisis.
2. Cek Legalitas Lembaga
Jika kamu hendak memilih reksadana, maka cek legalitas manajer investasi apakah sudah memiliki izin usaha atau belum. Kamu dapat memeriksa legalitasnya melalui situs www.ojk.go.id
Jika kamu hendak memilih deposito, maka cek bagaimana keamanan maupun kinerja bank yang bersangkutan. Ingat, ketika membuka rekening deposito harus sesuai dengan prosedur bank.
Jangan hanya tergoda oleh iming-iming untung besar dari oknum, apalagi eks pegawai bank yang bersangkutan.
3. Jangka Waktu
Jika kamu ingin menabung uang secara fleksibel atau ingin mengambil uang sewaktu-waktu tanpa dibatasi dalam jangka waktu, maka kamu dapat memilih reksadana.
Jika kamu ingin menabung uang dengan jangka waktu khusus seperti 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, atau 24 bulan, maka pilih saja deposito.
4. Likuiditas
Jika kamu ingin mencairkan dana yang telah ditabung itu sewaktu-waktu karena tahu pasti akan ada hal darurat kedepannya, maka pilih saja reksadana.
Jika kamu ingin mencairkan dana tepat pada jangka waktu, karena takut dana akan habis jika terus-terusan dicairkan, maka pilih saja deposito.
5. Imbal alias Return
Jika kamu ingin mendapatkan return tinggi dalam jangka waktu pendek, maka pilih saja reksadana. Ada beberapa jenis reksadana yang menawarkan hal demikian yakni Reksadana Pasar Uang dan Reksadana Pendapatan Tetap.
Jika kamu ingin mendapatkan return rendah karena memang bergantung pada bagaimana keadaan pasar dan bunga bank, maka pilih saja deposito.
Baca Juga: Yuk, Pahami Istilah Pada Reksadana Berikut Ini, Investor Pemula Wajib Simak!
Mau Untung dari Reksadana?
Nah, itulah penjelasan tentang apa saja perbedaan reksadana dan deposito. Meskipun keduanya sama-sama melakukan kegiatan menyetorkan uang untuk dikelola pihak profesional, tetapi tetap saja berbeda. Baik dari jangka waktu, risiko, hingga modal awalnya.
Bagi kamu yang masih pemula, ada baiknya memilih reksadana karena modal awalnya saja minimal Rp100.000. Selain itu, ada reksadana syariah yang pengelolaannya tidak akan dikaitkan dengan sektor bisnis yang memang dilarang oleh Islam.
Ada banyak reksadana dari Manajer Investasi profesional dengan portofolio hebat. Salah satunya PNM Investment Management dengan berbagai produknya dan minimal penempatan adalah Rp100.000.
Kamu bisa berinvestasi reksadana melalui aplikasi InvestasiKu. Jangan khawatir, aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya.
Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.