Eksistensi reksa dana menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak memberikan keuntungan sekalipun dengan modal kecil. Reksadana banyak digaungkan sebab dapat menjadi alternatif khusus bagi masyarakat yang memiliki modal kecil dan hanya memiliki waktu serta kompetensi terbatas untuk menganalisis return.
Dari berbagai jenisnya, reksadana pasar uang lebih dipilih karena jatuh temponya bahkan kurang dari 1 tahun. Ditambah lagi, jenis reksadana yang satu ini memiliki risiko rendah.
Memangnya, apa sih reksadana pasar uang itu? Apakah terdapat kelebihan dan kekurangannya? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Pengertian Reksadana Pasar Uang
Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) merupakan jenis reksadana yang investasinya akan disalurkan oleh Manajer Investasi (MI) ke beberapa instrumen pasar uang dengan waktu jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Beberapa instrumen pasar uang ini seperti Sertifikat Utang Negara, deposito, obligasi, susuk, hingga Sertifikat Bank Indonesia.
Alasan utama mengapa reksadana pasar uang cocok bagi masyarakat kalangan ke bawah maupun menengah adalah karena risikonya pun rendah. Jenis reksadana ini bahkan mudah dalam proses pencairannya.
Berdasarkan penelitian Analisis Kinerja Reksadana Pasar Uang Selama Pandemi Covid-19, pada tahun 2016 hingga 2017, reksadana pasar uang ini justru aktif diperjualbelikan dan bahkan terdaftar pada sekuritas Indo Premier.
Sepanjang tahun 2020, pertumbuhan reksadana pasar uang pun meningkat sebesar 4,67. Hal ini menandakan bahwa reksadana jenis ini memang memiliki pembukuan yang baik dibandingkan jenis reksadana lain seperti reksadana saham maupun reksadana dana campuran.
Lalu pada pertengahan tahun 2020-2021, Nilai Aktiva Bersih dari reksadana pasar uang meningkat secara pesat, dengan kisaran 63.940 triliun.
Kelebihan Reksadana Pasar Uang Bagi Investor Pemula
Jenis reksadana ini memang cocok bagi para investor pemula. Para investor pemula memang biasanya menginginkan investasi yang berisiko rendah, modal rendah, dan pencairan juga mudah. Nah, hal-hal tersebut dapat ditemukan di reksadana pasar uang ini.
1. Minim Risiko
Reksadana pasar uang cenderung minim risiko alias low risk. Artinya, tingkat risiko dari reksadana jenis ini cukup rendah jika dibandingkan dengan instrumen lainnya.
Jadi, ketika pasar modal tengah tidak stabil, investasi ini masih tetap stabil. Lagipula, periode waktu pencairannya pun tidak menunggu waktu lama yakni sekitar 1 tahun saja.
2. Waktu Pencairan Lebih Fleksibel
Seperti yang dikemukakan sebelumnya, periode pencairan reksadana pasar uang itu tidak menunggu waktu lama dan lebih fleksibel. Keuntungan dapat dicairkan kapan saja. Kamu juga tidak mendapatkan biaya denda jika mencairkan di luar waktu kesepakatan.
3. Profitabilitas Sesuai Perjanjian
Sebenarnya, memang berinvestasi itu tidak melulu menguntungkan, tentu akan berpeluang merugi atau menguntungkan. Namun pada reksadana jenis ini, justru lebih menjanjikan laba yang pasti dengan waktu jatuh tempo yang sesuai kesepakatan awal.
4. Modal Awal Tidak Terlalu Besar
Kelebihan reksadana pasar uang yang jelas cocok untuk investor pemula adalah modal awalnya tidak terlalu besar, bahkan mulai Rp100 ribu saja. Yap, dengan uang Rp100 ribu saja kamu sudah dapat berinvestasi pada jenis reksadana pasar uang ini.
5. Kredibilitas Tinggi
Berhubung reksadana pasar uang ini diterbitkan oleh lembaga keuangan, maka kredibilitasnya pun tinggi. Investasi ini dikelola oleh manajer investasi sebagai ahli profesional, sehingga keamanan berinvestasi lebih terjamin.
Baca Juga: Reksadana Terproteksi - Pengertian, Ciri, Keuntungan, dan Risikonya!
Kekurangan Reksadana Pasar Uang
Sekalipun reksadana jenis ini memiliki deretan keuntungan, tetapi tetap saja terdapat kekurangan yang wajib diperhatikan.
1. Return Tentu Lebih Rendah
Memang keuntungan dari reksadana pasar uang itu lebih stabil dibandingkan reksadana jenis lainnya, tetapi besaran return tentu lebih rendah. Dapat dikatakan bahwa reksadana pasar uang tidak cocok bagi kamu yang ingin mendapatkan keuntungan besar hanya dalam periode waktu 1 tahun saja.
2. Risiko Gagal Bayar
Dalam reksadana pasar uang, instrumen investasi biasanya berupa surat utang maupun obligasi. Nah, biasanya 2 instrumen investasi tersebut berisiko gagal bayar alias tidak dapat dilunasi oleh pihak debitur.
Sarannya, kamu lebih baik membeli obligasi pemerintah saja, dibandingkan swasta demi keamanan.
3. Suku Bunga Acuan Berpengaruh Pada Nilai Return
Pada reksadana pasar uang, nilai return dalam mengalami fluktuasi karena perubahan suku bunga acuan. Fluktuasi adalah perubahan harga karena mekanisme pasar juga berubah.
Alhasil, return dari reksadana jenis ini juga dapat berubah-ubah, meskipun keuntungannya tetap masih terjamin stabil.
Nah, apabila kamu tertarik untuk mencoba reksadana pasar uang ini dapat melalui InvestasiKu. Kamu juga dapat memantau perkembangan grafik profit melalui aplikasi InvestasiKu.