Istilah fluktuasi bisa diterapkan dalam berbagai pembahasan. Namun apabila dalam konteks harga saham maka mengacu pada lonjakan dan ketidaktetapan harga saham.
Jika melihat pada KBBI, kata “fluktuasi” diartikan sebagai gejala yang menunjukkan turun-naiknya harga karena pengaruh permintaan dan penawaran.
Kamu pasti sudah tahu ‘kan bahwa harga saham itu tidak akan selalu statis, melainkan dinamis. Ada banyak hal yang mempengaruhi turun-naiknya harga saham, salah satunya faktor kepanikan investor.
Lantas, apa itu fluktuasi saham yang ternyata dapat dipantau melalui aplikasi? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Pengertian Fluktuasi Saham
Fluktuasi saham adalah keadaan turun naiknya harga saham di pasar modal karena beberapa faktor. Mengingat memang harga saham itu tidak pernah diam alias statis, sehingga dalam sepersekian menit atau jam saja sudah berubah.
Fluktuasi saham ini dapat tercermin dari nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Di negara berkembang seperti Indonesia, fluktuasi saham memang lebih tinggi daripada fluktuasi pasar modal saham di negara-negara maju.
Itulah mengapa, investor harus selalu mempertimbangkan berbagai risiko investasi. Risiko investasi saham yang paling mempengaruhi bagaimana grafik fluktuasi adalah inflasi—seperti tahun 1998 silam.
FYI, istilah fluktuasi juga paling banyak digunakan dalam konteks ekonomi khususnya harga suatu barang. Jika permintaan tinggi, maka harga akan naik dan sebaliknya. Hal ini juga sejalan dengan harga saham yang diperjualbelikan di pasar modal.
Baca Juga: 18 Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia Terdaftar di BEI
Faktor Penyebab Fluktuasi Saham
Ada banyak faktor penyebab terjadinya turun-naiknya harga saham alias fluktuasi ini. Dalam sehari atau bahkan setengah hari saja, jika terjadi suatu peristiwa besar, maka harga saham bisa langsung naik atau anjlok begitu saja.
Faktor ini terbagi atas faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor Eksternal
-
Kondisi Ekonomi Makro
Bagaimana kondisi ekonomi makro yang ada pada negara tersebut sangat berpengaruh pada fluktuasi saham. Perubahan kondisi ekonomi makro ini dapat berupa:
- Inflasi: Adalah kondisi ketika harga-harga barang mengalami kenaikan karena turunnya nilai mata uang.
- Naik turunnya suku bunga Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral. Akibatnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan langsung menurun.
- Naiknya tingkat pengangguran karena beberapa kondisi ekonomi.
- Naik-turunnya suku bunga atas hasil kebijakan Bank Sentral Amerika.
Bagaimana bisa tingkat suku bunga Bank Indonesia berpengaruh pada fluktuasi saham? Tentu saja bisa.
Ketika suku bunga Bank Indonesia selaku bank sentral naik, maka harga saham yang diperdagangkan di BEI akan langsung anjlok. Biasanya hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan.
Pertama, saat suku bunga perbankan naik, maka investor akan beralih ke investasi lain seperti deposito yang dianggap lebih menguntungkan.
Kedua, bagi perusahaan emiten justru dengan adanya suku bunga naik akan menyebabkan mereka rugi. Ingat bahwa perusahaan emiten tetap harus menjalankan bisnisnya. Namun jika suku bunga naik, maka beban biaya perusahaan juga akan naik. Alhasil, perusahaan justru akan utang kepada bank.
-
Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Mata Uang Asing
Tidak hanya harga saham saja yang mengalami fluktuasi, tetapi juga kurs rupiah terhadap mata uang asing.
Mata uang rupiah seringkali kuat, tetapi kemudian tiba-tiba melemah jika dikonversi ke mata uang asing. Hal itu menjadi penyebab fluktuasi saham pula di bursa.
Hal ini tentu saja akan berdampak terutama perusahaan emiten yang memiliki beban utang dalam bentuk mata uang asing. Alhasil, nantinya perusahaan emiten ini akan meningkatkan biaya operasional sehingga berakibat pada turunnya harga saham.
-
Kebijakan Pemerintah
Bagaimana kebijakan pemerintah dalam mengatur perekonomian negara ini turut menjadi faktor penyebab terjadinya fluktuasi harga saham. Adanya kebijakan-kebijakan yang terus-menerus hanya wacana saja dan belum direalisasikan menjadi penyebabnya.
Kebijakan itu mencakup kebijakan ekspor impor, kebijakan perseroan, kebijakan utang, hingga kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA).
-
Manipulasi Pasar
Praktik manipulasi pasar biasanya dilakukan oleh para investor berpengalaman dengan memanfaatkan media massa. Yap, para investor bermodal besar ini dapat menggerakkan media massa untuk memanipulasi kondisi tertentu. Hal ini disebut sebagai rumor.
-
Kepanikan Investor
Hal ini biasanya terjadi pada investor pemula sekaligus hasil dari faktor manipulasi sebelumnya.
Investor pemula cenderung akan panik setelah membaca atau mendengar berita-berita tentang saham. Alhasil, mereka akan langsung menjual sahamnya tanpa peduli harga karena takut harganya nanti semakin jatuh. Fenomena ini disebut panic selling.
Padahal seharusnya, investor ini harus menganalisis secara rasional dulu. Sayangnya, karena menuruti perasaan panik dan emosi, mereka menjual sahamnya begitu saja.
Baca Juga: 10 Saham yang Bagus Untuk Jangka Panjang, Pantau Terus Aplikasinya!
Faktor Internal
-
Fundamental Perusahaan
Sebuah perusahaan emiten yang memiliki fundamental baik baik dari laporan keuangan hingga kondisi perekonomian perusahaan, harga sahamnya cenderung akan naik. Pun sebaliknya.
-
Aksi Korporasi Perusahaan Emiten
Aksi korporasi ini menyangkut atas kebijakan-kebijakan yang diambil oleh para jajaran manajemen perusahaan. Misalnya akuisisi maupun merger dengan perusahaan lain, divestasi, hingga right issue.
-
Kinerja Perusahaan Emiten di Masa Mendatang
Bagaimana kinerja perusahaan emiten tentu dapat dijadikan acuan bagi para investor untuk berinvestasi saham. Kinerja ini dapat dilihat pada bagaimana tingkat dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai buku (Price to Book Value - PBV), earnings per share (EPS), dan tingkat laba.
Perlu kamu ketahui bahwa perusahaan emiten yang menawarkan Dividend Payout Ratio justru lebih disukai investor karena memberikan return tinggi. Dalam praktiknya pun, Dividend Payout Ratio juga berpengaruh pada fluktuasi saham.
Perbedaan Fluktuasi Saham dan Volatilitas Saham
Dua istilah yang selalu berkaitan dengan harga saham ini masih banyak yang kurang memahaminya. Padahal, keduanya berbeda makna.
Volatilitas Saham |
Fluktuatif Saham |
Adalah ukuran seberapa besar perusahaan harga saham dari waktu ke waktu. “Semakin tinggi volatilitas, maka semakin besar pula fluktuasi harga saham” |
Adalah perusahaan harga saham (naik-turun) dari waktu ke waktu. |
Dapat diukur dengan statistik historis. Misalnya seperti standar deviasi dari harga saham harian atau mingguan. |
Dapat diukur dengan mengamati bagaimana perbedaan antara harga tertinggi dan harga terendah saham (dalam periode waktu tertentu). |
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan fluktuasi saham dan volatilitas saham terletak pada bentuk trafiknya. Volatilitas lebih detail dan bahkan memiliki rumus untuk mengukurnya. Sementara fluktuasi adalah hasil langsung dari bagaimana volatilitas tersebut.
Baca Juga: Apa Itu Volatilitas, Penyebab, Jenis, dan Pengaruhnya Pada Saham
Mau Memantau Harga Saham Secara Mudah?
Nah, itulah penjelasan apa itu fluktuasi dalam dunia saham. Berhubung zaman semakin canggih, maka kamu bisa memantau fluktuasi saham ini hanya dari aplikasi saja. Salah satunya adalah aplikasi InvestasiKu.
Dari aplikasi ini, kamu tidak hanya dapat memantau fluktuasi saham, tetapi juga menanamkan modal ke berbagai instrumen seperti saham, reksadana, maupun obligasi swasta melalui platform aplikasi investasi terpercaya.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.