Daftar Isi
Volatilitas adalah kondisi ketidakpastian atau risiko perubahan harga, pada pasar modal yang biasa ditemui pada instrumen investasi saham atau valas (valuta asing).
Menurut Kawan Visto gimana? Kenapa bisa terjadi volatilitas dan apa penyebabnya? Nah, buat para investor pemula, yuk intip penjelasan tentang volatilitas di sini!
Apa Itu Volatilitas?
Semua harga saham yang berada di seluruh dunia tidak akan lepas dari yang namanya Volatility atau volatilitas. Contohnya, saham blue chip, saham gorengan, LQ45, dan lain-lain.
Arti volatilitas menimbulkan efek berupa pergerakan aktif harga saham dari waktu ke waktu. Faktor ini perlu kamu pertimbangkan, karena punya pengaruh pada saat kamu trading saham.
4 Penyebab Volatilitas
Setidaknya ada beberapa faktor penyebab, yang bisa memicu terjadinya volatilitas, yakni sebagai berikut:
1. Faktor sektor dan jenis industri
Ketika semakin banyak peraturan yang dibuat pemerintah untuk para industri, maka harga sahamnya akan berpotensi jatuh.
Dengan peraturan yang ketat, maka industri harus semakin patuh. Industri juga akan mengeluarkan lebih banyak dana untuk para karyawan, karena harus sesuai dengan ketentuan.
2. Faktor ekonomi dan politik suatu negara
Penyebab kedua terjadinya volatilitas adalah faktor ekonomi dan politik, di suatu negara. Hampir berkaitan dengan poin pertama, karena ketika pemerintah membuat kebijakan, perjanjian dagang, hingga undang-undang, maka hal tersebut akan mempengaruhi ekonomi, sehingga bisa terjadi volatilitas.
Pengaruh lain dari faktor ekonomi terhadap volatilitas adalah:
- Angka belanja konsumen
- Perubahan kurs valas
- Data update inflasi
- Perubahan suku bunga tahunan, dll.
Pengaruh dari faktor politik:
- Isu HAM
- Lingkungan hidup
- Pelaksanaan pemilu
3. Faktor Kinerja Perusahaan
Volatilitas juga bisa terjadi dari kondisi internal perusahaan masing-masing. Misalnya, saat ada peluncuran produk baru yang hasilnya baik, pendapatan perusahaan yang meningkat, dan lainnya.
Bahkan, informasi-informasi positif terkait perusahaan, juga bisa meningkatkan rasa kepercayaan dan loyalitas investor lebih meningkat. Namun, jika beritanya negatif, tentu saja akan terjadi kebalikannya dan membuat harga saham turun.
4. Adanya Informasi Kerjasama
Penyebab terjadinya volatilitas yang terakhir adalah karena adanya informasi kerjasama, seperti akuisisi, merger, atau diversifikasi, seperti halnya Gojek dan Tokopedia menjadi GOTO.
Nah, dengan adanya hal tersebut, maka bisa memberikan pengaruh pada peningkatan kekayaan pada perusahaan terkait.
Pengaruh Volatilitas dalam Trading dan Investasi Saham
Volatile saham adalah sikap pasar yang ditandai dengan naik dan turunnya sebuah harga. Pergerakan harga ini, membentuk sebuah riwayat dari waktu lampau, sampai sekarang. Ketika harga bergerak aktif dan cepat, tandanya fluktuasi sedang tinggi.
Pergerakan yang tinggi, berarti harga saham mengalami pergerakan dengan agresif. Selain itu, juga mampu tiba-tiba turun dan naik dengan cepat juga. Sehingga, memunculkan selisih sangat besar antara harga terendah dan harga tertinggi dalam periode tertentu.
Volatile tinggi adalah teman bagi seorang trader. Apa yang dicari para trader? Peluang transaksi dengan harapan capital gain, saat pergerakan agresif.
Namun, hal tersebut bukanlah hal buruk, karena seorang scalper sudah terbiasa dengan resiko tinggi. Di sisi lain juga, terdapat sebuah kumpulan investasi saham yang cenderung stagnan atau ga volatil.
Contohnya seperti, BBRI, BBCA, BBNI, dan BMRI, yang pergerakannya cenderung stabil. Artinya, emiten tersebut cocok bagi investor jangka panjang, ketimbang untuk trader.
Pergerakan saham dengan pergerakan yang cepat, akan naik terbang dan turun longsong dengan singkat. Namun, investor maupun trader tahu bahwa naik turunnya harga saham, bisa memberikan peluang untuk meraup keuntungan.
Nah, salah satu caranya dengan money management. Bisnis saham sendiri, sangat berkaitan dengan risiko yaitu keuntungan dan kerugian. Keduanya tentu dapat terjadi kapanpun, karena ada pergerakan harga. Tugas kita hanya memperkecil kerugian, dan melebarkan keuntungan dengan strategi yang tepat.
Menghasilkan Keuntungan atau Kerugian
Jadi, volatilitas adalah suatu hal yang buruk atau tidak? Sederhananya, volatilitas bisa menghasilkan keuntungan atau kerugian untuk semua pelaku pasar.
Ada yang menghindari atau memasuki market agresif. Khusus investor jangka panjang, mereka cenderung menggunakan strategi menahan saham, tiga sampai lima tahun kedepan, dengan harapan capital gain dan dividen.
Mereka juga memiliki prinsip, bahwa volatilitas tidak bermakna banyak. Bahkan, di sisi lain, seorang trader cenderung membutuhkan volatilitas untuk meraih keuntungan pada sesi yang singkat.
Jenis Volatilitas
1. Volatilitas Historis (Historical Volatility)
Volatilitas historis adalah jumlah pergerakan harga yang ada pada suatu efek dalam beberapa tahun terakhir. Apabila suatu harga saham bergerak naik dan turun (tidak stagnan). Berarti saham tersebut punya volatil yang tinggi.
2. Volatilitas Pasar (Market Volatility)
Volatilitas pasar adalah tingkat fluktuasi harga di semua pasar. Hal ini mencakup pasar saham, komoditi dan forex. Indikator teknikal akan memberi sinyal pada saat volatilitas sedang tinggi. Biasanya trader saham akan memanfaatkan hal ini untuk mengambil keputusan sesuai rencana yang mereka buat.
3. Volatilitas Tersirat (Implied Volatility)
Volatilitas tersirat biasa dipakai untuk trader dalam memprediksi kemana harga saham akan tercipta di masa depan. Beberapa pedagang, menggunakan strategi dengan membuka perdagangan ketika harga saham berada pada area permintaan dan penawaran.
Mereka percaya bahwa, volatil akan meningkat jika harga sudah berada zona support resistance.
Baca juga: Belajar Value Investing dari Lo Kheng Hong
Penyebab Terciptanya Volatilitas Harga Adalah
Tiga hal berikut ini jadi penyebab volatility terbentuk:
1. Transformasi Bisnis
Perubahan besar dalam sebuah industri dan bisnis memacu volatil. Misalnya saja transformasi bank ke ranah digital. Perpindahan layanan tradisional ke daring.
Hal-hal seperti ini, volatil seringkali meningkat ketika emiten tersebut merilis berita positif. Sehingga anda sebagai investor harus bisa mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi perubahan tersebut.
2. Kondisi Ekonomi dan Politik
Kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara berkaitan erat terhadap volatilitas saham. Hal ini karena pemerintah merupakan pihak yang mempunyai wewenang terhadap kebijakan politik dan ekonomi. Sehingga, setiap kebijakan tersebut akan mempengaruhi pergerakan dari sebuah saham.
Saat negara memiliki kondisi ekonomi dan politik yang stabil, maka nilai sekuritas juga akan ikut stabil. Oleh sebab itu anda harus bisa melihat sejauh mana dampak dari fenomena ekonomi dan politik terhadap perubahan nilai instrumen investasi.
3. Kinerja Emiten
Volatil juga berhubungan erat dengan kinerja emiten. Sehingga, nilai suatu saham sangat berkaitan dengan kinerja perusahaan. Jika produk-produk emiten tersebut inovatif, unggul dan laris. Maka nilai saham akan naik karena banyak investor publik tertarik untuk membeli saham tersebut.
Jika produk dari suatu emiten tidak laku, otomatis kinerja perusahaan akan menurun karena laba yang tercetak ikut turun. Akhirnya, investor juga mulai ragu dengan kinerja perusahaan setelah menganalisis laporan keuangan nya.
Yuk, daftar Investasiku sekarang. Pilihan saham favorit kamu ada di aplikasi InvestasiKu. Investasi mudah dan cepat mulai dari Rp100 ribuan aja.