REKSADANA
 

7 Cara Menentukan Tujuan Keuangan untuk Reksadana 

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 06 Oct 2025 - Reviewed by Revo Gilang Firdaus M.

 

Di usia dewasa ini, kamu harus punya tujuan dalam bertahan hidup. Pun demikian dalam hal keuangan. 

Mulai saja dari hal-hal sederhana seperti menabung untuk nonton konser, liburan, membeli gadget impian, hingga hal besar seperti membeli rumah atau menyiapkan dana pensiun. Sayangnya, tujuan keuangan itu seringkali berhenti dengan menjadi wacana semata karena kurang disiplin dalam menabung.

Hal itu karena tujuan keuangan tidak begitu mendetail dan hanya angan-angan saja. Tujuan keuangan itu tidak sekadar ingin kaya, ingin beli mobil, begitu saja. Namun harus mendetail supaya makin termotivasi untuk menabung. 

Di era digital sekarang ini, reksadana muncul sebagai solusi investasi yang praktis, terjangkau, dan cocok untuk berbagai profil risiko. Produk ini memungkinkan investor pemula maupun berpengalaman untuk menyesuaikan strategi dengan tujuan keuangan.

Langsung saja simak bagaimana menentukan tujuan keuangan menggunakan reksadana, jenis-jenis tujuan, hingga bagaimana menyesuaikannya ketika prioritas hidup berubah.

Apa Itu Tujuan Keuangan?

Tujuan keuangan adalah sasaran finansial yang ingin dicapai seseorang dalam periode tertentu. Secara umum, tujuan keuangan bisa berupa:

  • Dana darurat.
  • Biaya pendidikan anak.
  • Uang muka rumah.
  • Persiapan pensiun.
  • Liburan impian.

Namun tujuan itu kurang fokus dan detail. Padahal, tujuan keuangan itu berfungsi sebagai kompas finansial. Artinya, dapat memberikan arah, fokus, serta motivasi agar pengelolaan uang tidak sekadar berjalan tanpa arah. 

Lagipula, tanpa tujuan ini, investasi reksadana bisa terasa membingungkan atau malah impulsif. Reksadana bisa disebut sebagai instrumen investasi kolektif, di mana dana dari masyarakat dikelola oleh manajer investasi ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, maupun pasar uang. 

Baca Juga: Reksadana VS Deposito, Perbedaan dan Tips Memilihnya Untuk Pemula

Cara  Menentukan Tujuan Keuangan dengan Reksadana

1. Tentukan Tujuan Secara Spesifik

Gunakan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).

  • Spesifik: Jangan hanya sekadar “ingin kaya” saja, tapi lebih rinci seperti “ingin punya Rp50 juta untuk DP rumah”.
  • Terukur: Tahu berapa jumlah yang dibutuhkan. Jika kamu ingin beli gadget terbaru, maka ketahui harga rata-rata gadget tersebut baik untuk versi terbaru maupun versi sebelumnya. 
  • Realistis: Sesuaikan dengan kemampuan finansial.
  • Relevan: Sesuai kebutuhan pribadi. Jangan berinvestasi reksadana untuk tujuan keuangan yang FOMO semata. 
  • Batas waktu: Kapan target tercapai.

2. Kelompokkan Tujuan Berdasarkan Jangka Waktu

Tujuan keuangan bisa dibagi berdasarkan jangka waktunya, yakni:

  • Jangka Pendek (≤ 2 tahun)

Tujuan keuangan yang kurang dari 2 tahun biasanya untuk dana darurat, liburan, atau membeli gadget. Jika kamu punya tujuan keuangan demikian, maka bisa pilih reksadana pasar uang yang risikonya rendah, stabil, dan likuid. 

  • Jangka Menengah (3–5 tahun)

Jika tujuan keuanganmu dalam rentang 3-5 tahun, biasanya untuk DP rumah, dana menikah, atau pendidikan anak usia dini. Jadi, cocoknya memilih reksadana pendapatan tetap atau reksadana campuran. 

  • Jangka Panjang (> 5 tahun)

Jika tujuan keuanganmu justru lebih dari 5 tahun biasanya untuk pensiun, pendidikan anak kuliah, atau membangun kekayaan. Nah, kamu cocoknya memilih reksadana saham yang mana berisiko tinggi tetapi potensi imbal hasilnya besar. 

3. Hitung Kebutuhan Dana

Kamu bisa gunakan kalkulasi sederhana yakni Target Dana = Kebutuhan × Faktor Inflasi

Misalnya: ingin biaya pendidikan anak Rp100 juta dalam 10 tahun. 

Jika inflasi 5% per tahunnya, maka target dana = Rp100 juta × (1,05^10) = ±Rp162 juta.

4. Tentukan Profil Risiko

Sebelum memilih reksadana, pahami dulu profil risikomu apa. Ingat, setiap individu itu berbeda profil risikonya, bergantung pada pendapatan bulanan dan kebutuhan sehari-hari. Profil risiko ini ada 3 yakni:

  • Konservatif: tidak ingin rugi besar, sehingga cocoknya pilih reksadana pasar uang.
  • Moderat: berani ambil risiko sedang, sehingga cocok pilih reksadana pendapatan tetap.
  • Agresif: berani menghadapi risiko besar termasuk fluktuasi, sehingga cocok pilih reksadana saham.

Baca Juga: Cara Memilih Reksadana Berdasarkan Profil Risiko, Simak Tips dan Triknya!

5. Pilih Produk Reksadana yang Tepat

Setelah tahu tujuan, jangka waktu, dan profil risiko, maka kamu siap pilih produk reksadana. Baca secara cermat fund fact sheet setiap produk reksadana untuk mengecek:

  • Kinerja historis.
  • Biaya pengelolaan.
  • Komposisi aset.
  • Track record manajer investasi.

Klik di sini untuk tahu cara baca fund fact sheet dari setiap produk reksadana. 

6. Tentukan Strategi Investasi

Ada beberapa strategi yang bisa kamu terapkan saat berinvestasi reksadana, yakni:

  • Lump Sum: berupa menyetorkan dana langsung dalam jumlah besar.
  • DCA (Dollar Cost Averaging): rutin investasi dengan jumlah sama setiap bulan.
  • Hybrid: kombinasi antara Lump Sum dan DCA.

Umumnya, Gen Z atau milenial akan memilih strategi DCA karena lebih realistis dan bisa dilakukan sambil menabung.

7. Evaluasi Secara Berkala

Jangan lupa untuk mengevaluasi portofolio minimal setiap 6–12 bulan. Lihat apakah masih sesuai dengan tujuan? Apakah kinerjanya mendekati target? Jika tidak, kamu bisa switching ke produk reksadana lain. 

Apakah Tujuan Keuangan Bisa Berubah Seiring Waktu?

Ternyata, tujuan keuangan bisa berubah seiring waktu. Apalagi, hidup ini penuh dinamika, tidak stagnan begitu saja. Perubahan karier, kondisi keluarga, kesehatan, atau bahkan situasi global seperti pandemi dapat mengubah prioritasmu saat ini. 

Misalnya, saat status masih single fokus keuangan adalah untuk traveling atau bahkan menonton konser idola. Namun setelah menikah, fokus tersebut pasti berubah menjadi persiapan DP rumah atau bahkan dana pendidikan anak. 

Saat karier berubah apalagi dengan naiknya penghasilan, pasti tujuanmu akan lebih ambisius seperti beli rumah atau bahkan persiapan bisnis. Namun saat karirmu turun, pasti tujuan keuangan itu akan lebih disederhanakan. 

Seiring berjalannya waktu, kamu pasti tambah tua sehingga kondisi kesehatan harus tetap diprioritaskan. Jadi, kamu bisa menambah tujuan baru seperti dana darurat medis atau asuransi tambahan.

Jika tujuan keuangan berubah, maka kamu harus menyesuaikan rencana reksadana yang ada. 

1. Revisi SMART Goal

Misalnya, target awal Rp200 juta untuk rumah dalam 5 tahun terasa terlalu berat. Maka bisa diubah jadi Rp100 juta dalam 7 tahun.

2. Switching Produk Reksadana

Bukan hal aneh kok kalau kamu melakukan switching produk reksadana. Misalnya dari reksadana saham diganti menjadi reksadana pendapatan tetap jika memang ingin jangka waktunya semakin dekat dengan tujuan. 

Namun jika ternyata tujuan keuanganmu semakin panjang jangka waktunya, bisa diganti dari yang awalnya reksadana pasar uang menjadi reksadana saham. 

3. Tambahkan Instrumen Pendukung

Jika tujuan keuanganmu adalah untuk dana pensiun, maka bisa ditambah instrumen lain seperti DPLK atau saham individu.

4. Lakukan Rebalancing Portofolio

Atur ulang proporsi investasi sesuai tujuan terbaru. Misalnya dari 70% saham – 30% pasar uang, berubah menjadi 50% saham – 50% obligasi.

Baca Juga: 11 Mitos Reksadana dan Faktanya, Simak Baik-Baik!

Minat Berinvestasi ke Reksadana?

Nah, itulah penjelasan tentang bagaimana cara menentukan tujuan keuangan untuk berinvestasi pada reksadana. Lakukan perencanaan keuangan secara matang. Mulai dari menentukan tujuan yang spesifik, mengelompokkan berdasarkan jangka waktu, menghitung kebutuhan dana, memilih produk sesuai profil risiko, hingga mengevaluasi secara berkala.

Jika profil risikomu konservatif, maka pilih reksadana pasar uang. Jika profil risikomu adalah moderat maka pilih reksadana pendapatan tetap. Jika profil risikomu agresif, bisa pilih reksadana saham. Namun apabila kamu cukup fleksibel dan ingin seimbang antara return serta risiko, bisa pilih reksadana campuran. 

Semua contoh reksadana-reksadana tersebut dapat kamu investasikan melalui aplikasi InvestasiKu. Mulai dari Mega Asset Greater Infrastructure, Cipta Dana Cash, Reksadana Pendapatan Tetap PNM Cinta Anak Bangsa Kelas Gold, Reksadana Bahana Primavera 99 Kelas G, maupun Trim Kapital Plus, ada di aplikasi InvestasiKu.

Jangan khawatir, aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga legal dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.service@megasekuritas.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2025 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO