REKSADANA
 

“Takut Ketinggalan Promo” dalam Konteks Investasi Reksadana

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 23 Oct 2025 - Reviewed by Revo Gilang Firdaus M.

 

Zaman sudah serba digital, untuk berinvestasi reksadana pun tidak harus capek-capek menuju ke Manajer Investasi, tetapi hanya lewat aplikasi saja. Tentu saja, di aplikasi tersebut akan banyak promo untuk menarik perhatian. 

Tidak sedikit investor pemula yang ikut membeli produk reksadana bukan karena kebutuhan atau analisis matang, melainkan karena takut ketinggalan promo. Sekilas, fenomena ini berkaitan dengan FOMO alias Fear of Missing Out. Apalagi, jika reksadana tersebut terus dibahas atau menjadi konten yang ramai di sosial media. 

Dalam konteks investasi, FOMO justru membuat investor mengambil keputusan hanya berdasarkan rasa takut “ketinggalan kereta”, bukan berdasarkan strategi keuangan yang jelas.

Lalu, mengapa investor bisa terjebak pada takut ketinggalan promo? Apa dampaknya bagi keputusan investasi? Yuk, simak penjelasannya berikut!

Psikologi di Balik “Takut Ketinggalan Promo” dalam Investasi

“Takut ketinggalan promo” biasanya terjadi pada investor pemula dengan rentang usia 18-35 tahun. Investor pemula ini saat melihat promo “Cashback 50 ribu untuk pembelian reksadana saham minimal 200 ribu” di aplikasi investasi, langsung beli. 

Padahal, kondisi keuangannya sedang struggle. Akhirnya, ia menyesal karena butuh uang mendesak, tapi reksadananya tidak bisa langsung dicairkan tanpa risiko rugi.

1. Efek FOMO (Fear of Missing Out)

Sudah banyak penelitian yang membahas tentang fenomena FOMO pada investor pemula, terutama di usia 18-34 tahun. Perilaku FOMO dalam berinvestasi menyebabkan risiko dan kerugian finansial yang tidak perlu.

Hal itu karena seseorang cenderung takut kehilangan kesempatan, atau mungkin juga tekanan dari lingkungan sosial terutama sosial media, untuk melakukan investasi yang sama. 

Biasanya, FOMO ini muncul dengan adanya dorongan sosial dan emosional keinginan untuk merasakan apa yang orang lain alami, atau takut menyesal jika kesempatan itu terlewat. 

Dalam promo reksadana, kata-kata seperti “hanya hari ini”, “terbatas untuk 1.000 investor pertama”, atau “bonus cashback hingga 100 ribu” menimbulkan urgensi yang membuat investor buru-buru membeli.

2. Loss Aversion

Dari sisi psikologi keuangan, investor lebih takut kehilangan kesempatan (loss aversion) daripada kegembiraan karena mendapatkan keuntungan. 

Artinya, meskipun promo reksadana mungkin hanya memberi cashback kecil, perasaan “rugi karena tidak ikut” bisa terasa lebih besar daripada keuntungan nyata yang diperoleh.

3. Social Proof

Jika promo reksadana viral di media sosial atau direkomendasikan influencer, banyak investor merasa lebih yakin untuk ikut karena “orang lain juga ikut”. Inilah yang disebut social proof yakni kecenderungan meniru perilaku kelompok sebagai bentuk validasi keputusan.

Baca Juga: Bagaimana Psikologi Berpengaruh Pada Keputusan Investasi Seseorang?

Dampak Negatif FOMO terhadap Investasi Reksadana

Sebenarnya, promo reksadana itu bisa menjadi peluang bagus karena penawarannya juga banyak menguntungkan kedua belah pihak. Namun, jika kamu terus-menerus dibawah pengaruh FOMO juga membawa risiko psikologis dan finansial:

1. Keputusan Tidak Rasional

Investor bisa membeli reksadana tanpa mempertimbangkan tujuan, profil risiko, atau kondisi keuangannya. Akibatnya, produk yang dibeli tidak sesuai dengan tujuan finansialnya.

2. Cash Flow Terganggu

Promo reksadana membuat investor merasa harus selalu “ada dana” untuk ikut serta. Jika tidak bijak, mereka bisa mengorbankan dana darurat atau kebutuhan pokok demi investasi instan.

Ingat, investasi pada instrumen apapun harus dengan uang dingin. 

3. Diversifikasi Tidak Sehat

Berhubung ikut semua promo, investor bisa memiliki terlalu banyak produk reksadana kecil-kecilan di berbagai platform. Bukannya menambah keuntungan, ini justru membuat portofolio berantakan dan sulit dipantau.

4. Stres dan Penyesalan

Ironisnya, FOMO yang awalnya memicu antusiasme sering berujung pada stres karena menyesal telah membeli produk yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Dampak Positif Promo Reksadana bagi Investor

Memang FOMO pada investasi itu punya dampak negatif. Namun, promo reksadana juga tidak selalu buruk. Jika dimanfaatkan dengan tepat, promo justru bisa menjadi pintu masuk yang baik bagi investor pemula.

1. Biaya Masuk Lebih Rendah

Promo sering memberikan cashback, potongan biaya admin, atau tambahan unit investasi. Hal ini bisa menurunkan biaya awal untuk mencoba berinvestasi.

2. Meningkatkan Minat dan Literasi Investasi

Bagi pemula, promo bisa menjadi motivasi awal untuk mencoba berinvestasi. Dari sinilah mereka bisa belajar lebih lanjut mengenai dunia reksadana.

3. Kesempatan Diversifikasi 

Dengan promo, investor bisa mencoba berbagai jenis reksadana seperti pasar uang, pendapatan tetap, saham, hingga indeks tanpa mengeluarkan modal besar. Ini bisa jadi langkah awal untuk membangun portofolio lebih seimbang.

Baca Juga: Fear VS Greed, Dua Musuh Utama Investor Reksadana

Minat Berinvestasi ke Reksadana?

Nah, itulah penjelasan tentang psikologi dibalik “ikut-ikutan promo” akibat FOMO yang dialami oleh investor pemula. Promo bisa menjadi pedang bermata dua: di satu sisi memicu keputusan impulsif yang merugikan, di sisi lain bisa menjadi kesempatan bagus untuk belajar, mencoba, dan menambah keuntungan.

Jika promo ditawarkan untuk reksadana saham sementara tujuanmu jangka pendek, sebaiknya hindari. Pilih promo yang benar-benar menguntungkan dan relevan. Misalnya, cashback besar untuk produk yang sudah sesuai strategi portofolio.

Ketika berinvestasi, ingat untuk menggunakan uang dingin. Selalu cek juga profil risikomu saat memilih jenis-jenis reksadana. 

Jika profil risikomu konservatif, maka pilih reksadana pasar uang. Jika profil risikomu adalah moderat maka pilih reksadana pendapatan tetap. Jika profil risikomu agresif, bisa pilih reksadana saham. Namun apabila kamu cukup fleksibel dan ingin seimbang antara return serta risiko, bisa pilih reksadana campuran. 

Semua jenis reksadana-reksadana tersebut dapat kamu investasikan melalui aplikasi InvestasiKu. Mulai dari Mega Asset Greater Infrastructure, Cipta Dana Cash, Reksadana Pendapatan Tetap PNM Cinta Anak Bangsa Kelas Gold, Reksadana Bahana Primavera 99 Kelas G, maupun Trim Kapital Plus, ada di aplikasi InvestasiKu.

Jangan khawatir, aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.

Sumber:

Bithana, A. Z. (2023). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Minat Mahasiswa Untuk Berinvestasi Di Pasar Modal (Studi Empiris Pada Mahasiswa Fakultas Bisnis Dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia).

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.service@megasekuritas.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2025 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO