Sadarkah kamu jika dunia investasi di Indonesia itu dinamis, seiring dengan perkembangan teknologi dan platform investasi digital. Mungkin sebagian besar orang memilih saham sebagai instrumen saham terpopuler terutama di kalangan Gen Z.
Alhasil, muncul pertanyaan tentang “Apakah reksadana masih menarik di tahun 2025 ini?”. Jawabannya tentu saja reksadana masih menarik di tahun 2025 ini. Apalagi platform investasi digital sekarang tidak hanya fokus pada produk saham saja, tetapi juga reksadana.
Langsung saja simak bagaimana eksistensi reksadana dari aspek keunggulan dan tantangannya, sehingga instrumen investasi saat ini masih mampu bersaing dengan popularitas saham.
Keunggulan Reksadana di Tahun 2025
Meski kalah pamor, reksadana punya nilai unik yang membuatnya tetap ramai digandrungi terutama bagi investor “sibuk” atau yang kurang berpengalaman.
1. Aksesibilitas dan Kemudahan
Membeli reksadana cukup mulai dari Rp10.000 di aplikasi, termasuk InvestasiKu. Berhubung sudah dikelola oleh Manajer Investasi, maka kamu tidak perlu analisis rumit lagi. Cocok untuk pemula atau yang sibuk bekerja sehingga tidak sempat menganalisis investasi sendiri.
2. Diversifikasi Otomatis
Misalnya kamu memilih reksadana saham, maka pihak Manajer Investasi akan mengelola portofolio dengan berbagai aset saham. Jadi, diversifikasi portofolio-mu akan otomatis. Alhasil, risikonya lebih tersebar daripada beli 1–2 saham secara individu.
3. Fleksibilitas Tujuan Keuangan
Setiap jenis reksadana sangat fleksibel untuk tujuan keuanganmu. Pada reksadana pasar uang untuk dana darurat. Reksadana pendapatan tetap untuk tujuan menengah. Jika tujuan keuanganmu untuk jangka panjang, maka bisa reksadana saham.
Jadi, kamu bisa menyesuaikan jenis reksadana pilihan dengan tujuan, bukan sekadar spekulasi.
4. Lebih Aman untuk Investor Awam
Ingat, tidak semua orang punya waktu membaca laporan keuangan atau menganalisis tren saham. Nah, eksistensi reksadana ini memberi solusi, yakni kamu tinggal serahkan pada manajer investasi berpengalaman dan setiap bulannya akan dapat laporan bagaimana dana kelolaan tersebut.
5. Perkembangan Produk Baru
Di 2025, inovasi produk reksadana semakin berkembang. Ada reksadana berbasis ESG (Environmental, Social, Governance), reksadana syariah, hingga reksadana indeks yang hampir mirip dengan kinerja IHSG atau LQ45. Semua ini menambah daya tarik bagi investor yang peduli tren global.
Baca Juga: Bagaimana Tren Global Berpengaruh Pada Reksadana?
Tantangan Reksadana di Era Saham
Tentu saja reksadana punya keterbatasan yang membuatnya kalah pamor daripada saham bagi mata sebagian orang. Terlebih lagi bagi orang yang sudah profesional di dunia saham, pasti akan menganggap produk reksadana itu “kurang”.
1. Return Tidak Spektakuler
Jika IHSG naik 20%, investor saham individu bisa dapat cuan lebih besar. Sementara reksadana mungkin hanya memberikan 12–15%, bergantung strategi manajer investasi.
2. Kurangnya “Sensasi”
Nyatanya, memang masih banyak anak muda yang suka adrenalin dari fluktuasi saham harian. Reksadana yang cenderung lebih stabil jadi terasa membosankan.
3. Kurangnya Edukasi dan Branding
Konten reksadana di media sosial kalah banyak daripada konten saham. Akibatnya, banyak yang masih awam atau bahkan menganggap reksadana adalah “produk kuno”.
Lantas, Apakah Reksadana Masih Menarik di 2025?
Jawabannya: Ya, reksadana masih menarik di tahun 2025 ini dengan catatan:
- Jadi gerbang utama untuk para investor pemula, terutama yang masih bingung dengan teknikal dunia saham.
- Reksadana dikelola oleh Manajer Investasi terpercaya.
- Sebagai investor, kamu memang memiliki tujuan keuangan jangka panjang. Jadi, bukan hanya soal untung secara kilat saja. Tujuan jangka panjang bisa berupa pensiun, dana pendidikan, atau financial freedom.
- Melakukan diversifikasi produk terutama reksadana indeks, ETF, dan reksadana berbasis teknologi supaya fleksibel.
Melansir dari Bareksa, industri reksadana kategori pendapatan tetap terus bertumbuh di angka 17,89% sepanjang Januari-Juli 2025 ini.
Baca Juga: Top 3 Kinerja Reksadana 2025 (Update September 2025)
Minat Berinvestasi ke Reksadana?
Nah, itulah penjelasan tentang apakah reksadana masih eksis di tahun 2025 ini. Memang di tahun 2025 ini, saham sedang jadi primadona. Namun bukan berarti reksadana kehilangan relevansinya. Reksadana justru tetap menjadi instrumen penting bagi investor yang ingin membangun portofolio sehat, aman, dan sesuai tujuan keuangan jangka panjang.
Jika profil risikomu konservatif, maka pilih reksadana pasar uang. Jika profil risikomu adalah moderat maka pilih reksadana pendapatan tetap. Jika profil risikomu agresif, bisa pilih reksadana saham. Namun apabila kamu cukup fleksibel dan ingin seimbang antara return serta risiko, bisa pilih reksadana campuran.
Semua kategori reksadana tersebut bisa kamu investasikan melalui aplikasi InvestasiKu. Jangan khawatir, aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga legal dan terpercaya.
Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.