Tahukah kamu bahwa banyak investor pemula terjebak pada iming-iming cuan tinggi dalam waktu singkat? Mereka terlalu fokus pada keuntungan, tapi sering melupakan satu hal penting: manajemen risiko finansial.
Padahal, tanpa pengelolaan risiko yang tepat, aktivitas investasi bisa berubah menjadi “judi modern”. Simak gimana penjelasannya!
Terlalu Fokus Mengejar Untung, Lupa Risiko
Investor baru, baik muda maupun berpengalaman, sering kali hanya terpaku pada potensi return. Cerita sukses dari influencer yang berhasil “cuan besar” dalam waktu singkat membuat mereka ikut-ikutan tanpa memahami risiko di baliknya.
Padahal, setiap investasi memiliki risiko. Mulai dari fluktuasi harga pasar, inflasi, kenaikan suku bunga, risiko likuiditas, hingga kemungkinan gagal bayar. Jika faktor-faktor ini tidak dikelola dengan baik, hasil investasi malah berubah jadi kerugian besar.
Salah satu cara paling dasar untuk mengelola risiko adalah diversifikasi investasi. Artinya, jangan menaruh semua modal di satu jenis aset saja. Dengan membagi dana ke beberapa instrumen seperti saham, reksadana, dan obligasi.
Nah, dengan strategi diversifikasi investasi ini kamu bisa menekan potensi kerugian. Ketika satu aset turun, aset lain mungkin naik dan menyeimbangkan nilai portofolio.
Baca Juga: Membandingkan Portofolio Investasi Milik Sendiri dengan Orang Lain, Bolehkah?
Asuransi Sebagai Penjaga Investasi dari Risiko
Manajemen risiko finansial bukan cuma soal membagi aset, tapi juga menyiapkan perlindungan terhadap kejadian yang tidak bisa diprediksi. Di sinilah asuransi punya peran penting sebagai “financial safety net”. Seolah menjadi jaring pengaman agar hasil investasimu tidak hilang begitu saja.
Bayangkan kalau kamu harus dirawat di rumah sakit secara mendadak, tapi belum punya dana darurat atau asuransi. Pilihan yang tersisa adalah mencairkan investasi. Masalahnya, pencairan dana investasi tidak selalu bisa dilakukan secepat itu, apalagi di luar jam kerja bursa. Akibatnya, kamu mungkin rugi dua kali: harus menjual aset di waktu yang salah dan kehilangan potensi imbal hasil.
Salah satu solusi untuk perlindungan finansial bisa melalui produk Mega Insurance, yang menyediakan berbagai jenis asuransi, mulai dari asuransi kesehatan, asuransi perjalanan, asuransi rumah, hingga kendaraan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan melalui Aplikasi M-Insurance atau Service Center 24 Jam Halomia di 1500-119, Chat WhatsApp 08111 1500 119 atau email halomia@megainsurance.co.id.
Strategi ideal adalah menggabungkan investasi (untuk pertumbuhan) dengan asuransi (untuk perlindungan). Tanpa proteksi, satu risiko saja bisa menghapus seluruh hasil investasi. Sebaliknya, hanya punya asuransi tanpa berinvestasi akan membuat aset sulit berkembang dan kalah oleh inflasi.
Intinya, asuransi bukan penghalang investasi, tapi justru fondasi agar rencana keuangan berjalan konsisten.
Cara Cerdas Menyeimbangkan Investasi dan Asuransi
Bagi kamu yang baru memulai perjalanan investasi, berikut langkah-langkah praktis membangun portofolio yang seimbang antara pertumbuhan dan perlindungan:
1. Kenali Profil Risiko Pribadi
Setiap orang memiliki tingkat toleransi risiko berbeda, tergantung pada usia, pekerjaan, kondisi keuangan, dan tanggungan keluarga. Tidak perlu membandingkan dirimu dengan orang lain. Pahami dulu apakah kamu termasuk konservatif, moderat, atau agresif.
2. Bangun Proteksi Dasar
Sebelum memikirkan return tinggi, pastikan kamu sudah memiliki asuransi dasar seperti kesehatan dan jiwa. Selain itu, siapkan juga dana darurat sebagai bagian dari strategi manajemen risiko finansial.
3. Pilih Investasi Sesuai Profil
Setelah tahu profil risikomu, pilih instrumen yang cocok.
- Konservatif: reksadana pasar uang atau deposito.
- Moderat: reksadana pendapatan tetap atau obligasi.
- Agresif: reksadana saham atau saham individu.
Jangan lupa, terapkan strategi diversifikasi portofolio. Jangan letakkan seluruh modal di satu jenis aset.
4. Rutin Evaluasi Portofolio
Manajemen risiko bukan keputusan sekali jadi. Seiring waktu, kondisi hidup dan keuanganmu bisa berubah. Maka, lakukan evaluasi berkala agar alokasi investasi dan proteksi tetap sesuai kebutuhan.
5. Gunakan Platform Investasi Tepercaya
Kini, kamu bisa berinvestasi langsung lewat smartphone. Salah satu platform terpercaya yang diawasi OJK adalah InvestasiKu. Aplikasi ini menyediakan berbagai produk investasi dari reksadana hingga saham, dengan fitur yang mudah digunakan untuk pemula.
%20(981x394)%20-%20InvestasiKu%20(2024)_qBsItM-RI.png?updatedAt=1714019067605)