Strategi diversifikasi portofolio akan selalu dibahas di dunia investasi. Instrumen investasi apapun yang kamu pilih baik itu saham maupun reksadana, pasti diversifikasi jadi strategi jitu yang efektif.
Pasalnya, strategi diversifikasi portofolio ini berprinsip bahwa “Jangan menaruh semua telur di satu keranjang.” Artinya, kamu harus menyebarkan investasi ke berbagai instrumen agar risiko lebih terkendali.
Terlebih pada reksadana yang memiliki beberapa jenis, maka bisa kamu diversifikasikan portofolionya supaya tidak hanya berfokus pada satu reksadana saja. Langsung saja simak bagaimana diversifikasi portofolio reksadana!
Mengapa Diversifikasi Itu Penting?
Apapun instrumen investasimu, diversifikasi itu pentingーapalagi reksadana. Jika kamu melaksanakan strategi ini, pasti akan merasakan manfaatnya sebagai berikut:
1. Mengurangi Risiko
Jika kamu hanya berinvestasi di satu jenis reksa dana seperti reksa dana saham, maka seluruh portofoliomu sangat bergantung pada kondisi pasar saham. Saat pasar turun, portofolio reksadana juga bisa ikut tertekan.
Nah, ketika kamu menerapkan strategi diversifikasi, maka kerugian di satu jenis reksadana bisa ditutupi oleh keuntungan di jenis reksadana lainnya.
2. Meningkatkan Potensi Imbal Hasil
Diversifikasi itu gak cuma soal aman, tetapi juga membuka peluang meningkatkan imbal hasil dari berbagai sumber. Misalnya, obligasi memberi pendapatan stabil, sementara saham memberi potensi pertumbuhan tinggi.
Jadi, bisa kamu diversifikasikan pada reksadana obligasi dan reksadana saham. Ingat, perhatikan profil risikomu juga.
3. Lebih Tenang Secara Psikologis
Naik-turun nilai investasi sering membuat investor panik, terlebih lagi investor pemula. Nah, jika portofolio investasimu seimbang, maka fluktuasi tidak akan terlalu tajam.
Alhasil, kamu bisa lebih nyaman berinvestasi dalam jangka panjang dan tidak perlu was-was setiap ada berita ekonomi yang menghebohkan. Namun tetap perlu memantau portofolio.
Baca Juga: Diversifikasi Portofolio - Strategi Cerdas Mengurangi Risiko Investasi, Berikut Konsepnya!
Simulasi Diversifikasi Portofolio Reksa Dana untuk Pemula
Misalnya, Metawin adalah seorang investor pemula dan memiliki modal Rp10 juta untuk memulai investasi reksadana. Dirinya sedang bingung mau diinvestasikan seluruh uang tersebut ke reksadana saham atau di-diversifikasikan pada beberapa jenis reksadana.
Berikut simulasinya!
Pilihan 1: Semua Uang Masuk ke Reksa Dana Saham
Metawin memilih menaruh semua Rp10 juta ke Reksa Dana Saham, karena katanya punya imbal hasil paling tinggi dengan anggapan:
- Jika pasar sedang bagus, misalnya naik 8% dalam setahun → uang Metawin jadi Rp10,8 juta.
- Tapi kalau pasar sedang turun 8% → uang Metawin bisa berkurang jadi Rp9,2 juta.
Pada dasarnya, reksadana saham memang bisa memberikan return besar, tetapi risikonya juga besar dan bahkan langsung terasa.
Pilihan 2: Diversifikasi dengan Beberapa Jenis Reksa Dana
Setelah membaca apa saja jenis reksadana, Metawin tertarik untuk membagi uangnya ke beberapa jenis reksadana yakni:
- Reksadana saham → 50% = Rp5 juta
- Reksadana pendapatan tetap → 30% = Rp3 juta
- Reksadana pasar uang → 20% = Rp2 juta
Seiring berjalannya waktu selama setahun, maka hasilnya berupa:
- Saham turun -8% → Rp5 juta jadi Rp4,6 juta
- Obligasi naik +5% → Rp3 juta jadi Rp3,15 juta
- Pasar uang naik +4% → Rp2 juta jadi Rp2,08 juta
Maka dalam setahun itu, portofolio reksadana milik Metawin setelah di-diversifikasikan menjadi Rp9,83 juta.
Perbandingan Pilihan 1 dan Pilihan 2
Coba kamu bandingkan antara kedua pilihan Metawin di atas. Jika tanpa diversifikasi portofolio alias 100% uangnya ditempatkan pada reksadana saham, Metawin akan rugi -8% sehingga uangnya jadi Rp9,2 juta.
Namun, ketika Metawin melakukan strategi diversifikasi portofolio pada beberapa jenis reksadana, kerugiannya hanya -1,7% saja sehingga uangnya jadi Rp9,83 juta.
Lho, kedua pilihan itu sama-sama terkena dampak kerugian kok?
Iya memang karena investasi tidak yang 100% untung. Ingat, semua instrumen investasi pasti punya risiko masing-masing, terutama saat terjadi penurunan pasar. Namun ketika Metawin memilih strategi diversifikasi portofolio ini, kerugiannya jauh lebih kecil.
Baca Juga: 8+ Macam Investasi Beserta Kelebihan dan Kekurangannya, Apa Saja?
Siap Menerapkan Diversifikasi Portofolio?
Nah, itulah penjelasan tentang pentingnya diversifikasi portofolio reksadana. Bisa dibilang, diversifikasi portofolio reksadana bisa memudahkan karena ada banyak pilihan jenisnya.
Ingat, jangan taruh semua uang di satu jenis reksadana saja terutama reksadana saham. Gunakan reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap untuk penyeimbang. Terlebih lagi untuk pemula, strategi ini cocok untuk meminimalisir risiko sekaligus belajar menghadapi naik-turunnya pasar.
Ada banyak jenis reksadana yang bisa kamu diversifikasikan melalui aplikasi InvestasiKu. Mulai dari Reksadana Mega Asset Greater Infrastructure, Reksadana Pendapatan Tetap PNM Cinta Anak Bangsa Kelas Gold, Reksadana Avrist ADA Saham Blue Safir Kelas A, dan lainnya.
Jangan khawatir, aplikasi InvestasiKu telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga legal dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.