Menurut OJK, total dana kelolaan reksadana telah mencapai Rp505,84 triliun. Angka tersebut menunjukkan kenaikan sejak September 2023 pada keseluruhan jenis reksadana. Pada reksadana syariah bahkan juga naik persentasenya yakni 4,06% menjadi Rp6,09 triliun.
Hal itu menjadi bukti investasi reksadana sudah kian populer, tidak hanya saham melulu. Alasan klise mengapa reksadana banyak diminati adalah terjangkau dan dikelola oleh Manajer Investasi yang profesional. Artinya, kamu yang masih pemula atau sibuk tidak sempat memantau grafik saham, bisa memilih reksadana saja.
Berhubung reksadana punya banyak jenisnya, maka kamu harus cermat dalam memilihnya. Alhasil, sering muncul pertanyaan “Reksadana jenis apa yang cocok buatku? Apakah reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, atau bahkan reksadana campuran?”
Nah, semua itu bergantung pada profil risiko. Profil risiko menggambarkan seberapa besar kenyamananmu menghadapi naik-turunnya nilai investasi. Ada yang lebih suka aman, ada yang rela menanggung risiko lebih besar demi hasil yang lebih tinggi.
Langsung saja simak cara memilih reksadana berdasarkan profil risiko berikut ini!
Apa itu Profil Risiko Investor?
Sebelum tahu bagaimana cara memilih reksadana berdasarkan profil risiko, kamu harus paham apa itu profil risiko. Singkatnya, profil risiko adalah ukuran seberapa berani atau nyaman seorang investor menghadapi kemungkinan rugi alias fluktuasi dalam investasi.
- Ada tipikal orang yang sangat hati-hati sehingga lebih suka hasil kecil tapi stabil.
- Ada tipikal orang yang moderat alias ingin untung lebih tinggi tapi juga dengan rasa aman.
- Ada juga tipikal agresif yang mana siap mengambil risiko besar demi potensi keuntungan lebih tinggi pula.
Dari ketiga profil risiko itu, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dialami sang investor, yakni:
- Tujuan investasi - jangka pendek, menengah, panjang
- Usia & kondisi keuangan - apakah masih muda, sudah mapan, atau mendekati pensiun
- Pengalaman investasi - apakah pemula atau profesional. Namun jika pemula biasanya lebih konservatif.
- Toleransi psikologis terhadap kerugian.
Baca Juga: Profil Risiko - Pengertian, Jenis, Perbedaan, dan Faktor Pengaruhnya
Cara Memilih Reksadana Berdasarkan Profil Risiko
Dari 3 jenis profil risiko investor, ada tambahan lagi yakni investor tipikal seimbang. Langsung simak berikut ini!
1. Investor Konservatif - Reksadana Pasar Uang
Investor konservatif biasanya adalah pemula yang baru mulai berinvestasi, atau memang lebih suka berada di zona aman. Profil risiko ini cenderung memilih stabilitas daripada keuntungan besar. Biasanya, tujuan investasinya bersifat jangka pendek seperti untuk dana darurat atau tabungan liburan dalam waktu 1–3 tahun.
Nah, untuk investor konservatif ini cocoknya adalah reksadana pasar uang. Jenis reksadana tersebut nantinya menempatkan mayoritas dana di deposito atau surat utang jangka pendek, sehingga risikonya lebih minim.
Perlu diketahui bahwa pada reksadana pasar uang ini, return-nya tidak setinggi saham, tetapi risikonya relatif lebih rendah daripada tabungan biasa maupun deposito. Contoh reksadana pasar uang adalah Mega Asset Greater Infrastructure, Cipta Dana Cash, Insight Money, dan lainnya.
2. Investor Moderat - Reksadana Pendapatan Tetap
Berbeda dengan tipikal konservatif, investor moderat justru lebih berani mengambil risiko.
Investor tipikal ini tidak keberatan jika ada sedikit fluktuasi, asalkan imbal hasilnya lebih besar. Biasanya, tujuan investasinya untuk jangka menengah sekitar 3–5 tahun, seperti menyiapkan dana pendidikan anak atau DP rumah.
Maka dari itu, reksadana pendapatan tetap cocok untuk investor moderat. Hal itu karena dana dikelola ke obligasi pemerintah maupun swasta, sehingga return lebih tinggi daripada pasar uang.
Risiko tentu saja tetap ada, terutama saat kondisi pasar obligasi sedang tertekan akibat tren global. Namun, return lebih tinggi daripada reksadana pasar uang.
Contoh reksadana pendapatan tetap seperti Reksadana Bahana Obligasi Kehati Lestari Kelas G, Reksadana Pendapatan Tetap PNM Cinta Anak Bangsa Kelas Gold, dan lainnya.
3. Investor Agresif - Reksadana Saham
Tipikal investor selanjutnya adalah agresif, yakni mereka yang berani menghadapi fluktuasi besar demi potensi keuntungan lebih tinggi. Investor tipikal ini biasanya profesional karena memahami bahwa harga bisa naik-turun drastis, tetapi yakin dalam jangka panjang akan menghasilkan keuntungan signifikan.
Biasanya, profil risiko agresif ini berinvestasi untuk jangka panjang yakni lebih dari 5–10 tahun. Misalnya seperti persiapan pensiun atau membangun kekayaan. Jika sudah demikian, pilihan reksadana yang cocok adalah reksadana saham.
Reksadana jenis ini menempatkan sebagian besar dana pada saham suatu emiten yang stabil, sehingga pergerakannya sangat dinamis., Risikonya paling tinggi karena bergantung pada tren global. tetapi potensi return juga paling besar.
Contoh reksadana saham adalah Reksadana Avrist ADA Saham Blue Safir Kelas A, Reksadana Bahana Primavera 99 Kelas G, dan lainnya.
4. Investor Seimbang - Reksadana Campuran
Berkaitan dengan cara memilih reksadana berdasarkan profil risiko, ada satu tambahan tipikal investor yakni investor seimbang.
Investor tipe ini adalah yang merasa nyaman di tengah-tengah risiko maupun return. Jadi, mereka tidak mau seluruh uangnya diputar di saham, tapi juga ingin lebih dari sekadar obligasi.
Biasanya, investor ini memiliki tujuan jangka menengah hingga panjang dengan toleransi risiko yang fleksibel. Nah, reksadana yang cocok untuk tipikal investor tersebut adalah reksadana campuran.
Jenis reksadana ini membagi portofolio ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, hingga pasar uang. Dengan kombinasi ini, risikonya lebih terkendali daripada full saham.
Contoh reksadana campuran ada Trim Kapital Plus, Mega Asset Maxima, dan lainnya.
Baca Juga: 8 Kesalahan Umum Investor Reksadana, Pemula Wajib Tahu Cara Mencegahnya!
Minat Berinvestasi ke Reksadana?
Nah, itulah penjelasan tentang bagaimana cara memilih reksadana berdasarkan profil risiko. Profil risiko setiap individu itu berbeda. Kamu dan teman-temanmu tongkrongan jelas memiliki profil risiko yang berbeda, bergantung pada kondisi keuangan maupun pengalaman investasi.
Jika profil risikomu konservatif, maka pilih reksadana pasar uang. Jika profil risikomu adalah moderat maka pilih reksadana pendapatan tetap. Jika profil risikomu agresif, bisa pilih reksadana saham. Namun apabila kamu cukup fleksibel dan ingin seimbang antara return serta risiko, bisa pilih reksadana campuran.
Semua contoh reksadana-reksadana tersebut dapat kamu investasikan melalui aplikasi InvestasiKu. Mulai dari Mega Asset Greater Infrastructure, Cipta Dana Cash, Reksadana Pendapatan Tetap PNM Cinta Anak Bangsa Kelas Gold, Reksadana Bahana Primavera 99 Kelas G, maupun Trim Kapital Plus, ada di aplikasi InvestasiKu.
Jangan khawatir, aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.