REKSADANA
 

Reksadana Apa yang Tahan terhadap Inflasi? Ini Jawabannya!

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 08 Oct 2025 - Reviewed by Revo Gilang Firdaus M.

 

Inflasi jelas jadi momok dalam dunia keuangan negara. Ketika harga barang dan jasa naik terus-menerus, nilai uang yang kamu miliki otomatis menurun. Coba lihat uang Rp100.000 yang dulu bisa memenuhi belanja mingguan, sekarang mungkin hanya cukup untuk beberapa hari saja.

Bagi investor, inflasi tentu berdampak besar karena bisa menggerus nilai riil investasi. Alhasil, muncullah pertanyaan investasi reksadana apa yang tahan inflasi? Apakah reksadana pasar uang atau justru reksadana campuran? Langsung simak penjelasannya berikut ini! 

Inflasi dan Dampaknya terhadap Investasi

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam periode tertentu. Tingkat inflasi di Indonesia bervariasi tiap tahun, dipengaruhi faktor global maupun domestik.

Berhubung harga barang dan jasa di berbagai sektor mengalami kenaikan, maka tentu berdampak pada investasi yakni:

  1. Menurunkan daya beli karena return investasi bisa tidak sebanding dengan kenaikan harga barang. 
  2. Mempengaruhi obligasi dengan kupon tetap, karena nilainya akan tergerus saat inflasi tinggi.
  3. Mengubah sentimen pasar sehingga ada beberapa sektor yang tertekan seperti sektor keuangan dan sektor energi. Namun ada juga yang diuntungkan seperti sektor energi.
  4. Secara langsung akan menuntut investor melakukan strategi diversifikasi portofolio. 

Baca Juga: Bagaimana Tren Global Berpengaruh pada Reksadana?

Jenis Reksadana dan Ketahanannya terhadap Inflasi

Dari 4 jenis reksadana, ternyata masing-masing punya daya tahan berbeda dalam menghadapi inflasi. 

1. Reksadana Pasar Uang

Isi portofolio jenis reksadana yang satu ini berisikan deposito dan obligasi jangka pendek (sekitar <1 tahun). Bersifat stabil, risiko rendah dan return juga rendah. 

Reksadana pasar uang tidak tahan dalam melawan inflasi karena return rata-rata hanya 3–5% per tahun. Jika terjadi inflasi lebih besar seperti 6%, maka nilai riil investasi bisa minus. 

Jadi, reksadana pasar yang hanya cocok untuk kebutuhan jangka pendek saja, bukan untuk melawan inflasi jangka panjang. 

2. Reksadana Pendapatan Tetap

Isi portofolio reksadana pendapatan tetap adalah obligasi jangka menengah maupun jangka panjang. Sifatnya lebih berisiko daripada reksadana pasar uang, return-nya pun bisa 6-8% per tahun. 

Reksadana pendapatan tetap bisa saja tahan terhadap inflasi jika hanya 3-5% saja karena return obligasi masih bisa menutupi. Namun, jika ternyata inflasi tinggi bahkan di atas 6%, maka kinerjanya akan tertekan karena harga obligasi turun. 

Reksadana pendapatan tetap lebih cocok untuk tujuan keuangan menengah dalam kisaran waktu 3-5 waktu. Jadi, reksadana pendapatan tetap kurang tahan terhadap inflasi apalagi yang melonjak drastis. 

3. Reksadana Campuran

Isi portofolio reksadana campuran adalah kombinasi saham, obligasi, dan pasar uang. Bersifat fleksibel dengan risiko sedang. 

Reksadana campuran bisa bertahan dalam menghadapi inflasi lebih baik daripada pasar uang dan pendapatan tetap, karena adanya porsi saham. Terlebih lagi jika saham tersebut berada di sektor yang memang diuntungkan seperti sektor energi, sehingga return bisa positif. 

Reksadana campuran cocok saat negara ini terjadi inflasi fluktuatif sekaligus investor memang butuh diversifikasi. 

4. Reksadana Saham

Isi portofolio reksadana saham tentu saja mayoritas saham dari berbagai sektor. Sifatnya lebih berisiko tinggi, tetapi potensi return juga tinggi yakni 10-20% per tahunnya. 

Reksadana saham lebih tahan terhadap inflasi karena harga saham cenderung mengikuti pertumbuhan ekonomi dan harga barang. Khususnya di saham sektor komoditas seperti batubara, minyak sawit, dan energi. 

Reksadana saham cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang lebih dari 5 tahun, sehingga tahan terhadap inflasi tinggi. 

Baca Juga: 37+ Saham Batubara di InvestasiKu Beserta Harganya

Minat Berinvestasi ke Reksadana?

Nah, itulah penjelasan tentang apa saja reksadana yang tahan terhadap inflasi yakni reksadana campuran dan reksadana saham. Terlebih lagi jika sektor saham yang dominan adalah komoditas. 

Meski tahan inflasi, reksadana saham juga punya risiko seperti fluktuasi harga, risiko sektor, hingga kinerja manajer investasi yang bersangkutan. Tetap perhatikan apa profil risikomu. 

Jika profil risikomu konservatif, maka pilih reksadana pasar uang. Jika profil risikomu adalah moderat maka pilih reksadana pendapatan tetap. Jika profil risikomu agresif, bisa pilih reksadana saham. Namun apabila kamu cukup fleksibel dan ingin seimbang antara return serta risiko, bisa pilih reksadana campuran. 

Semua contoh reksadana-reksadana tersebut dapat kamu investasikan melalui aplikasi InvestasiKu. Mulai dari Mega Asset Greater Infrastructure, Cipta Dana Cash, Reksadana Pendapatan Tetap PNM Cinta Anak Bangsa Kelas Gold, Reksadana Bahana Primavera 99 Kelas G, maupun Trim Kapital Plus, ada di aplikasi InvestasiKu.

Jangan khawatir, aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.service@megasekuritas.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2025 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO