Daftar Isi
Prinsip value investing dalam saham, dipakai investor tersukses di dunia, yakni Warren Buffet? Tidak hanya dianut oleh Warren Buffet, value investing juga diterapkan oleh investor kaya asal Indonesia, yaitu Lo Kheng Hong!
Berarti, aliran ini bisa jadi acuan juga dong, untuk para investor-investor lainnya? Tentu bisa! Yuk intip apa itu value investing beserta cara melakukannya dengan tepat!
Apa Itu Value Investing?
Value investing adalah sebuah metode, untuk menganalisis rasio pada sisi fundamental perusahaan, nilai intrinsik (Intrinsic Value) saham dan Margin of Safety (MoS). Sehingga, investor bisa membeli saham di bawah harga wajarnya (undervalue) atau ‘murah’, di perusahaan yang bagus.
Namun, penggunaan analisis fundamental ini, biasanya lebih cocok untuk para investor jangka panjang dan memiliki tingkat kesabaran tinggi. Karena, investor akan mendapat keuntungan yang maksimal, jika saham dijual di beberapa tahun kemudian.
Jika kamu bukan tipe orang yang tidak sabaran, mungkin lebih cocok untuk melakukan analisis teknikal, pada sistem trading saham.
Baca juga: Portfolio Saham Lo Kheng Hong
Sejarah Penggunaan Prinsip Value Investing
Prinsip atau metode value investing ini, pertama kali diaplikasikan oleh profesor Benjamin Graham. Bahkan ia dijuluki sebagai bapak dari prinsip value investing.
Tidak hanya itu, Benjamin Graham juga membuat buku yang menginformasikan tentang prinsip value investing. Sehingga, buku yang berjudul yakni The Intelligent Investor dan Security Analysis, sering dijadikan sebagai pedoman bagi para value investor.
Perlu diketahui bahwa metode value investing ini, dipercaya sangat efektif. Buktinya, Warren Buffet sebagai anak didik Benjamin Graham, berhasil menggunakan metode ini sebagai teknik pembelian saham, dan kini menjadi investor tersukses di dunia.
Dalam praktiknya, Benjamin Graham menekankan beberapa konsep filosofi terkait penerapan prinsip value investing, yakni:
- Analisis fundamental
- Harga wajar saham
- Diversifikasi terkonsentrasi
- Margin of safety (MoS)
- Pemikiran yang kontrarian
Tonton juga: Cara Menemukan Saham Multibagger dengan Value Investing menurut Andry Hakim, melalui video berikut.
Perjalanan Benjamin Graham sebagai Pencetus Value Investing
Tidak muncul tiba-tiba, metode ini dicetuskan oleh Benjamin Graham dengan banyak proses dan rintangan.
Tahun 1926: Benjamin Graham membentuk kerjasama investasi dengan Jerome Newman (broker), sambil menjadi dosen keuangan di Universitas Columbia
Tahun 1929: Terjadi krisis keuangan, dan Benjamin Graham bangkrut total. Benjamin menjual semua aset personal dan usahanya terselamatkan. Istri Benjamin pun ikut bekerja untuk mengembalikan kondisi finansial sebagai guru dansa.Benjamin Graham mulai bangkit, dan pengalamannya dituliskan ke dalam buku-bukunya, untuk diwariskan kepada para investor di dunia.
Tahun 1934: Benjamin Graham dan David Dodd selaku akademis Columbia, menerbitkan buku berjudul Security Analysis. Di situ, mereka memperkenalkan konsep intrinsik value (untuk terapkan nilai fundamental), untuk melakukan pembelian saham. Kerjasama terus berlanjut, dan tidak pernah lagi merugi.
Tahun 1949: Menulis buku The Intelligent Investor The Intelligent Investor
Tahun 1956: Pensiun
Tahun 1976: Wafat
Definisi Nilai Intrinsik & Cara Terapkan Value Investing
Nilai intrinsik merupakan konsep filosofi, yang digunakan investor untuk bisa menggunakan analisis fundamental dan juga analisis teknikal. Gunanya untuk memprediksi nilai dari suatu aset.
Value investing bisa dilakukan dengan mulai mencari saham yang ‘salah harga’, berdasarkan laporan keuangan suatu perusahaan.
Tidak hanya itu, masih ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan value investing, yakni sebagai berikut:
- Menentukan metode analisisnya: Biasanya menggunakan teknik atau metode top-down (kondisi makro ekonomi- kondisi sektor-kinerja emitennya) atau bottom-up (kinerja emiten-sektor-kondisi ekonomi)
- Pilih sektor atau bidang terbaik di pasar saham: Pahami sektor atau bidang bisnis apa saja yang sedang naik. Atau diprediksi akan naik.
- Melakukan screening saham: Lakukan screening saham yang menjadi market leader di bidang bisnisnya, dan pastikan baik dan terus bertumbuh.
- Lakukan analisis fundamental perusahaan: Cek laporan keuangannya, ekuitas, aset lancar dan tidak lancar, laporan arus kas, laba, cash flow, dan lainnya. Hindari perusahaan yang memiliki laporan yang buruk, atau terlihat manipulatif.
Singkatnya, untuk menerapkan value investing adalah dengan membeli saham yang kinerjanya bagus dan dijual murah, saham sedang berada di dalam nilai intrinsiknya.
Murah di sini, bukan berarti murahan seperti saham gorengan, yang hanya dilihat dari sisi harga. Tapi, murah yang dimaksud lebih ke soal nilai valuasi saham yang diincar.
Sebagai contoh, saham harga Rp100 per lembar bisa saja lebih ‘mahal’ valuasinya dibandingkan saham dengan harga Rp5.000 per lembar. Rasio keuangan seperti Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) bisa menjadi parameter dalam mengukur valuasi harga suatu saham.
Saran Lo Kheng Hong dalam Menerapkan Value Investing
Seperti yang kita tahu, bahwa Lo Kheng Hong adalah salah satu orang yang sukses di dunia investasi saham, asal Indonesia yang menerapkan value investing.
Investor saham sukses kelahiran 20 Februari 1959 ini, dijuluki dengan nama Warren Buffet Indonesia. Karena, ia berhasil kaya, berkat sukses di dunia investasi saham.
Terlebih, di dunia saham akan selalu ada risiko-risiko yang mungkin akan terjadi, sehingga harus punya strategi yang tepat. Pasalnya, ada kondisi-kondisi tertentu yang sulit diprediksi, seperti saat pandemi Covid-19 kemarin.
Investasi Saham saat Pandemi = Hujan Emas?
Tapi nyatanya, meski sedang pandemi, tidak sedikit perusahaan yang justru memiliki kinerja bagus, dan menawarkan harga murah. Sehingga, di kondisi-kondisi tersebut, perusahaan tetap bisa menguntungkan para investor.
Bahkan, menurut Lo Kheng Hong, kondisi pandemi Covid-19 kemarin justru adalah momen yang sangat bagus, bak hujan emas. Namun, hal tersebut tetap harus dilandasi dengan strategi-strategi yang tepat pula.
Begini saran Lo Kheng Hong ketika kamu menerapkan value investing:
- Cari perusahaan yang bagus (bisa dari segi fundamental) dengan menawarkan harga saham yang murah
- Sektor-sektor perusahaan yang bisa memberi keuntungan saat pandemi muncul adalah:
- Sektor perbankan
- Sektor tambang batu bara
- Perkebunan kelapa sawit
- Perusahaan pelayaran (sebelumnya biasa saja, namun jadi bagus)
- Perusahaan kaca
- Jadi investor di perusahaan publik yang harga sahamnya selalu meningkat dan menghasilkan laba besar
- Beli saham dengan harga murah, namun berpotensi untuk terjadi pertumbuhan
Saham yang Dimiliki Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong sendiri tercatat sebagai pemegang saham di banyak perusahaan, dengan kepemilikan di atas 5% mulai dari:
- PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN)
- Grup Panin
- PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) - Pabrik ban
- PT Global Mediacom Tbk (BMTR) - Emiten media grup MNC
- PT Petrosea Tbk (PTRO)