Ada istilah saham musiman yang populer di kalangan investor dengan memanfaatkan momentum. Kamu pasti tahu ‘kan kalau pergerakan harga saham seringkali dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari kondisi ekonomi, sentimen pasar, hingga performa bisnis perusahaan.
Nah, melalui faktor-faktor tersebut para investor berpengalaman akan memanfaatkan pola musiman pada saham. Mengingat banyak emiten juga yang mencatat kinerja lebih kuat pada waktu-waktu tertentu setiap tahunnya seperti saat liburan, momen perayaan, hingga siklus industri.
Langsung saja simak apa itu saham musiman dan contohnya!
Apa Itu Saham Musiman?
Saham musiman adalah saham perusahaan yang kinerja keuangannya cenderung menguat atau melemah pada periode tertentu dalam satu tahun. Periode ini biasanya dipengaruhi oleh faktor musim, kebiasaan konsumen, atau siklus industri.
Singkatnya, performa saham musiman ini bisa mengalami pola naik-turun yang relatif berulang setiap tahun. Faktor musiman ini dapat disebabkan oleh:
- Perayaan hari besar seperti Lebaran, Natal, atau Tahun Baru.
- Musim tanam dan panen untuk sektor pertanian atau komoditas.
- Musim liburan dan pariwisata untuk sektor transportasi dan hotel.
- Siklus belanja seperti promo akhir tahun atau Ramadhan.
Nah, sebagai investor pemula kamu juga bisa jeli memanfaatkan pola musiman tersebut. Saham musiman punya ciri-ciri seperti:
- Pendapatan perusahaan berfluktuasi berdasarkan waktu tertentu. Misalnya, meningkat pada kuartal tertentu dan melemah di kuartal lainnya.
- Harga sahamnya cenderung mengikuti pola tahunan. Kenaikan atau penurunan kerap berulang di periode yang sama setiap tahun.
- Dipengaruhi oleh faktor eksternal non-permanen. Seperti libur panjang, cuaca, tren gaya hidup, atau permintaan musiman.
Baca Juga: 12 Saham Potensial Ramadhan 2025, Siap Cuan Setelah Lebaran?
Risiko Saham Musiman
Namun tetap saja eksistensi saham musiman ini punya risiko. Jangan langsung membeli atau menjual suatu saham saat periode tertentu.
- Fluktuasi tinggi. Harga bisa naik cepat dan turun tajam setelah musim berakhir.
- Ketergantungan pada momentum eksternal. Jika terjadi perubahan tren, performa bisa meleset.
- Kurangnya fundamental jangka panjang. Beberapa saham musiman kurang stabil di luar periode puncak.
Contoh Saham Musiman di Indonesia
1. Saham Ritel & Konsumer
Saham sektor ritel dan konsumber biasanya mengalami peningkatan penjualan menjelang Ramadhan, Lebaran, atau Natal karena tingginya konsumsi rumah tangga. Ingat-ingat lagi, di masa-masa tersebut pasti banyak acara masak-masak atau makan bersama.
Alhasil, menciptakan momentum permintaan tinggi sehingga laba kuartalan melonjak. Contohnya saham Alfamart (AMRT) dan Indomaret (MIDI).
2. Saham Transportasi & Pariwisata
Sektor transportasi dan pariwisata meningkat pada musim liburan sekolah, Lebaran, atau akhir tahun. FYI, pasca Covid-19 tepatnya saat kebijakan PPKM dicabut, masyarakat langsung balas dendam dengan berlibur sepuasnya.
Contohnya saham Garuda Indonesia (GIAA) dan Blue Bird (BIRD).
Baca Juga: 29 Saham Sektor Pariwisata - Prospek Bisnis, dan Tantangannya Pasca Covid-19
3. Saham Komoditas Pertanian
Saham sektor pertanian seperti sawit, karet, atau tebu juga bisa berfluktuasi mengikuti musim tanam dan panen. Melansir dari pkt-group.com, negara kita ini telah menyumbang lebih dari 50% produksi minyak bumi secara global, dengan produksi tahunan yang mencapai 45 juta ton.
Contohnya saham PP London Sumatra (LSIP) dan Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS).
Klik di sini untuk tahu apa saja saham kelapa sawit dan prospek bisnisnya.
4. Saham Media & Hiburan
Jangan anggap sepele saham sektor media dan hiburan karena justru menjadi salah satu saham musiman. Menjelang bulan Ramadhan atau tahun baru, konsumsi konten dan iklan meningkat tajam. Alhasil, melonjak juga pendapatan iklan televisi dan digital.
Contoh saham Surya Citra Media (SCMA) yang biasanya mencatat peningkatan laba pada periode Ramadhan karena iklan bertambah signifikan. Ada juga saham MNCN dan MSIN milik MNC Group yang masuk pada Indeks MNC-36.
5. Saham Properti & Konstruksi
Saham sektor properti dan konstruksi memang cenderung stabil dalam musim apapun, termasuk saat pemerintah menggencarkan proyek infrastruktur atau insentif properti pada semester tertentu.
Sektor ini berpeluang besar pada proyek pemerintah dan stimulus kredit properti. Saham sektor properti juga laku bagi kalangan asing.
Contohnya saham Summarecon Agung (SMRA) dan PP Properti (PPRO).
Baca Juga: 55 Saham Sektor Properti dari Papan Utama dan Pengembangan, Serta Peluang Bisnisnya!
Mau Untung dari Saham Musiman?
Nah, itulah penjelasan tentang saham musiman yang menawarkan peluang bagi investor dengan membaca pola tahunan dan memahami karakter industri. Sektor seperti ritel, transportasi, komoditas, media, dan properti sering menjadi contoh nyata dari fenomena ini.
Saham-saham seperti GIAA, BIRD, AMRT, hingga SMRA bisa kamu investasikan melalui aplikasi InvestasiKu. Jangan khawatir, aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya.
Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.
%20(981x394)%20-%20InvestasiKu%20(2024)_qBsItM-RI.png?updatedAt=1714019067605)