Daftar Isi
Kawan Visto mau beli saham bagus yang murah, buat investasi jangka panjang? Salah nggak sih?
Pasalnya, tidak sedikit investor yang hobi mengoleksi saham diskon atau saham yang harganya lagi jatuh, dengan valuasi yang murah.
Padahal, dari segi fundamental, saham tersebut cukup baik lho! Sehingga, cari saham diskon dan membelinya bukan tindakan yang salah.
Terus, gimana caranya cari saham diskon atau yang valuasinya murah? Apakah cukup hanya melihat dari sisi fundamentalnya saja?
Nah, nilai valuasi sendiri bisa dilihat dari kesehatan keuangan perusahaan, nilai saham suatu perusahaan, hingga market cap saham tersebut yang tersebar di pasar bursa.
Sehingga, dari hal-hal tersebut, bisa trader bisa melihat baik atau tidaknya fundamental sebuah perusahaan.
Nah, sejauh ini ada beberapa indikator yang bisa digunakan sebagai acuan, untuk mencari saham diskon atau yang murah.
3 Metode untuk Melihat Valuasi Saham
1. Price to Book Value Ratio (PBV)
Cara cari saham diskon dengan valuasi murah pertama, bisa menggunakan indikator PBV. Indikator bisa digunakan untuk value investing, di mana kamu bisa membandingkan harga saham terhadap nilai buku. Apa itu nilai buku?
Nilai buku adalah modal investasi yang atau harga per saham yang harus dikeluarkan oleh seorang investor untuk mendapatkan sebuah aset perusahaan.
Besaran nilai buku sendiri, selalu lebih rendah dibandingkan dengan harga sahamnya. Sehingga, jika harga nilai buku semakin rendah, artinya harga saham tersebut bisa lebih murah.
Berikut rumus PBV:
PBV= Harga saham : Nilai buku per lembar saham
Baca juga: Cara mengetahui saham akan naik
2. EV per Ebitda
Selanjutnya, cara cari saham diskon bisa menggunakan indikator atau rasio EV per Ebitda. Indikator ini mampu menghitung Enterprise Value dan Ebitda, apa itu?
Indikator Ebitda sendiri adalah laba kotor sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Sedangkan EV adalah angka besaran value dari suatu perusahaan, tapi bukan menunjukkan kapitalisasi pasar.
Perhitungan kapitalisasi pasar, adalah dengan mengalikan jumlah saham yang beredar, dengan harga sahamnya. Sedangkan EV dengan menambahkan utang dan dikurang kas.
Jika dilihat, mungkin EV/Ebitda hampir sama dengan rasio PER, tapi pola perhitungannya tetap berbeda. Adapun rumus EV adalah sebagai berikut:
EV= Kapitalisasi pasar + Total utang - kas dan setara kas
Perlu diketahui, untuk menggunakan rasio PER, kamu harus memilih perusahaan dengan kriteria berikut;
Memiliki EPS (laba per saham)
EPS harus relevan dan menggambarkan kinerja perusahaan terkait
Contoh sektor perusahaan: Perbankan, retail, manufaktur, consumer goods
Ebitda= Laba sebelum pajak, bunga, depresiasi, dan amortisasi.
3. Debt to Equity Ratio (DER)
Berikutnya ada rasio Debt to Equity, atau rasio utang terhadap ekuitas perusahaan. Ratio ini bisa membantu para trader untuk menghitung valuasi saham.
Cara hitungnya gimana? Jadi, jika kamu menemukan DER >1, maksudnya adalah utang perusahaan saham, memiliki jumlah yang lebih besar dari ekuitasnya.
Begitupun sebaliknya, jika DER <1 maka utang perusahaan saham lebih kecil dari ekuitasnya.
Kamu bisa hitung nilai DER dengan rumus berikut:
DER= Total utang : Total ekuitas
Nah, jika kamu adalah smart trader, mungkin penggunaan indikator atau rasio-rasio tersebut akan dianggap penting. Pasalnya, untuk melakukan trading, tidak hanya sekadar jual dan beli saham saja.
Bahkan, jika kamu sudah ahli atau profesional pun, kamu masih harus tetap belajar trading. Apalagi yang masih pemula, harus banyak explore, seperti cara cari saham diskon di atas, untuk menghitung valuasi saham suatu perusahaan.
Yuk, gunakan aplikasi saham online InvestasiKu untuk trading saham yang lebih mudah, yang 100% online. Dapatkan juga cashback berupa Allo Points!
Baca juga: Penjelasan Lengkap Gap Saham: Definisi, Jenis, & Penyebab