Daftar Isi
Ada banyak tipe investor ketika bertransaksi saham, salah satunya trading saham, yang mengandalkan kecepatan untuk mendapatkan keuntungan. Untuk para trader, juga harus bisa membaca dan menganalisa kondisi pasar, tren, hingga harga saham.
Nah, agar aktivitas analisis tersebut bisa diterapkan dengan mudah, kamu perlu gunakan metode Moving Average (MA). Di dunia saham, moving average sangat bermanfaat sebagai alat yang bisa memberikan konfirmasi terhadap sebuah analisis saham, apakah sedang turun, stabil, atau sedang naik.
Apa Itu Moving Average?
Moving average adalah sebuah metode berupa indikator yang biasa digunakan dalam analisis teknikal. MA juga membantu para trader dalam menentukan tren/kecenderungan harga dengan cara menghitung rata-rata bergerak dari harga sebuah saham, dalam periode waktu tertentu, yang dipilih investor.
Komponen Nilai Harga Rata-rata Saham untuk Hitung MA
Kamu bisa gunakan nilai rata-rata bergerak dari:
- Harga pembukaan (open)
- Harga penutupan (close)
- Harga tertinggi (high)
- Harga pertengahan (median)
- Harga terendah (low)
Namun pada umumnya, harga yang paling sering digunakan adalah harga penutupan (close).
Dengan garis yang terbentuk dari metode ini, investor bisa melihat penampakan posisi harga, apakah berada di atas atau di bawah harga rata-rata bergeraknya. Sehingga, dengan demikian baik investor maupun trader dapat melakukan pengambilan keputusan.
Perlu diketahui, moving average juga merupakan bagian atau sering dianggap sebagai indikator lagging. Apa itu?
Indikator Lagging
adalah indikator yang menunjukkan sinyal setelah trend dimulai, dan menggunakan perhitungan berdasarkan harga-harga saham di masa lampau.
Baca juga: Lengkap! 5 Indikator Terbaik Untuk Gaya Perdagangan Scalping
Pemilihan jangka waktu untuk menerapkan metode ini juga penting, karena jika kamu melihat dari jangka waktu yang semakin besar, maka tingkat lag-nya semakin besar pula. Namun, di sini investor juga sering menggunakan kombinasi jangka waktu, yang pendek dan panjang (bahkan bisa sesuai kebutuhan), guna mendapatkan sinyal trading.
3 Manfaat Moving Average
Secara umum, fungsi atau manfaat dari moving average adalah untuk mengidentifikasi tren saham, sehingga investor dapat melihat apakah harga sedang berada pada kecenderungan/tren naik atau tren turun.
Tidak hanya itu, moving average juga memungkinkan untuk digunakan dalam menentukan support level dan juga resistance. Namun, agar lebih paham, yuk simak manfaat penggunaan MA yang lebih lengkap berikut ini.
1. Sebagai metode untuk mengidentifikasi tren harga saham
Seperti namanya, dengan metode MA ini, kamu bisa mengetahui arah tren harga saham. Caranya, kamu bisa melihat posisi MA terhadap harga saham, sedang berada di atasnya atau bawahnya.
Jika harga saham berada di atasnya nilai MA, itu artinya harga saham sedang berada dalam tren naik, dan begitupun sebaliknya. Kamu juga bisa mengidentifikasi tren harga saham, dengan menggunakan lebih dari satu MA, yang berbeda.
2. Sebagai metode untuk mengetahui pembalikan arah tren
Manfaat penggunaan MA yang selanjutnya adalah untuk mengetahui pembalikan arah tren. Di sini kamu bisa menentukan titik reversal, yaitu ketika harga saham sedang menembus moving average.
Di samping itu, bisa dilihat lagi dari jangka waktunya, apakah harga sedang menembus garis MA periode jangka pendek, atau jangka panjang.
Nah, jika kamu melihat harga menembus garis ke atas, maka bisa diidentifikasikan bahwa pembalikan arah menjadi tren naik atau bullish. Sementara jika harga menembus garis ke bawah, maka pembalikan arah menjadi tren bearish atau turun.
3. Sebagai metode untuk menentukan support level dan resistance level
Terakhir, manfaat dari MA ini adalah sebagai metode untuk menentukan support level dan resistance level. Dalam hal ini, bisa juga disebut sebagai level psikologis terkait harga saham.
Sederhananya, jika harga saham sudah mendekati garis MA, maka tidak jarang harga akan mental kembali. Sehingga, adanya garis MA, bisa menjadi tembok penghalang dalam pergerakan harga saham.
Tapi, ketika harga saham berhasil tembus garis MA, maka hal tersebut bisa diartikan bahwa adanya sinyal pembalikan arah tren.
Jenis-jenis Moving Average
Bagi kalangan trader profesional, indikator MA ini adalah metode populer yang sering digunakan sebagai indikator analisis teknikal. Terlebih, jenis moving average ini juga ada banyak. Berikut informasinya:
- SMA: Simple Moving Average
- WMA: Weighted Moving Average
- EMA: Exponential Moving Average
Dari ketiga jenis moving average ini, cara penggunaannya hampir sama. Hanya saja, berbeda pola perhitungan rata-rata bergeraknya, karena akan memberatkan suatu nilai periode tertentu, dengan bobot yang hasilnya akan berbeda.
Sebenarnya, jenis moving average tidak terbatas pada tiga jenis ini saja, karena masih ada banyak jenis MA lainnya, dengan metode perhitungan masing-masing.
Namun, SMA, WMA, dan EMA adalah jenis moving average yang paling sering digunakan. Agar lebih paham, yuk kita bahas satu per satu.
Baca juga: Indikator Akurat Untuk Open Posisi: 10 Pilihan Agar Gampang Profit
1. SMA - Simple Moving Average
Jenis moving average yang pertama adalah simple moving average atau aritmatika moving average yang memiliki perhitungan melalui penambahan harga penutupan saham ke sejumlah periode waktu lalu dibagi periode waktu tersebut.
Jika dirumuskan, perhitungannya adalah seperti berikut ini:
Notes:
N = Jumlah periode total
PM = Harga penutupan hari ini
PM-1 = Harga penutupan hari kemarin
Pada jenis SMA ini, data-data yang masuk akan memiliki pembobotan atau kepentingan yang sama. Jadi, dalam kumpulan data tersebut, setiap harga penutupan di hari yang terhitung, akan memiliki bobot yang sama.
Mengapa?
Pasalnya, ketika hari telah berakhir, semua titik data lampau akan dibuang, dan data terbaru akan ditambahkan.
2. WMA - Weighted Moving Average
Hampir sama dengan SMA, jenis moving average WMA ini hanya memiliki perbedaan di adanya pembobotan data terbaru. Bahkan, WMA juga akan membuang harga penutupan lampau dan akan menambahkan yang terbaru.
Dalam memberikan bobot yang berbeda, untuk data pada waktu yang berbeda, metode WMA akan melakukan pengalihan faktor.
3. EMA - Exponential Moving Average
Terakhir adalah EMA, jenis MA yang tidak membuang data-data lampau karena mampu menyaring data secara infinite. Pasalnya, EMA menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Namun, bobotnya akan berkurang secara eksponensial, dan tidak sampai di angka nol.
EMA sendiri juga hampir mirip dengan WMA, soal membedakan bobot data terbaru dan lampau, sehingga perhitungannya juga lebih sensitif, terkait pergerakan harga saham, ketimbang jenis SMA yang lebih lebih sederhana.
Berikut rumus yang bisa digunakan di metode EMA:
Penting! Tips Menggunakan Moving Average
- Penggunaan MA hanya bisa digunakan pada saat tren sedang bullish/bearish.
- Metode MA juga tidak dapat digunakan pada saat (tren) sideways
- Sesuaikan time frame, dengan strategi dan gaya masing-masing, misalnya TF pendek untuk trading jangka pendek, dan TF panjang untuk view yang lebih panjang
- Jika ingin menggunakan lebih dari 1 metode MA, wajib untuk memperhatikan golden cross atau death cross pada grafik