Daftar Isi
Mau mengingatkan saja nih Kawan Visto, kalau investasi dan trading itu, berbeda! Bahkan, strategi, dan indikator yang digunakan juga berbeda, terutama buat kamu yang scalping atau trading jangka pendek!
Pasalnya, pada teknik trading scalping ini, terdapat indikator-indikator yang bisa digunakan, karena berfungsi sebagai sumber penghasilan tambahan yang sangat baik.
Kebanyakan, perdagangan profesional seperti scalping sering digunakan oleh orang-orang yang berpengalaman dalam jual beli saham. Jadi, indikator terbaik apa saja yang bisa digunakan untuk scalping?
Apa Itu Scalping?
Sebelumnya, yuk cari tahu dulu apa itu scalping! Jadi, scalping adalah aktivitas jual beli instrumen seperti saham, di mana pedagang mencoba untuk merealisasikan keuntungan dari perubahan kecil, dalam harga.
Bisa juga diartikan sebagai gaya atau teknik trading, yang berfokus pada pembelian aset dalam jangka waktu yang singkat, seperti harian atau bahkan detik!
Nah, pada aktivitas scalping ini, para trader biasanya menggunakan alat bantu yang sudah populer.
Umumnya mereka akan menjual saham, dengan strategi keluar dari pasar, dengan keuntungan dan kerugian yang kecil. Namun, mereka juga berkemungkinan untuk mendapatkan profit yang besar, jika mereka bisa mengelola risiko yang kecil, dengan tetap memberi target reward yang cukup besar, dan pastinya konsisten.
Selain itu, penting juga untuk membuat rencana trading, yang bisa selesai dalam jangka waktu maksimal satu hari, atau selama jam bursa.
Cara Scalping Saham Bekerja
Seperti yang sudah katakan, bahwa scalping saham adalah teknik trading jangka pendek, dimana trader ingin membuat keuntungan dari pergerakan harga saham yang kecil.
Nah, cara kerja scalping saham adalah dengan mencoba untuk membeli saham, pada harga rendah dan menjualnya pada harga yang lebih tinggi, secepat mungkin.
Cara ini, dilakukan dengan mengambil keuntungan dari pergerakan harga yang cepat dan juga sering, yang terjadi dalam jangka waktu yang singkat.
Scalping umumnya dilakukan dengan menggunakan stop loss order, untuk mengendalikan risiko dan membatasi kerugian.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa scalping saham dapat menjadi sangat berisiko dan tidak cocok untuk semua investor.
Karena teknik scalping saham ini, termasuk teknik yang high risk and high return.
Baca Juga: 10 Indikator Akurat Untuk Open Posisi
Kelebihan & Kekurangan Teknik Scalping
Kelebihan teknik scalping:
- Keuntungan yang cepat: Scalper atau trader mencoba untuk mengambil keuntungan dari pergerakan harga, yang cepat dan sering. Sehingga, mereka dapat mengambil keuntungan dalam waktu singkat.
- Risiko yang terbatas: Scalper bisa menggunakan stop loss order, untuk mengendalikan risiko dan membatasi kerugian.
- Kemungkinan keuntungan yang tinggi: Karena Scalper mencoba untuk mengambil keuntungan dari pergerakan harga yang kecil, maka potensi keuntungan dapat lebih tinggi, dibandingkan dengan teknik trading jangka panjang.
Kekurangan teknik scalping:
- Volatilitas yang tinggi: Scalping saham sering dilakukan pada pasar yang sangat volatil, yang dapat menyebabkan risiko yang lebih tinggi.
- Kemungkinan kerugian yang tinggi: Karena Scalper mencoba untuk mengambil keuntungan dari pergerakan harga yang kecil, potensi kerugian juga lebih tinggi dibandingkan dengan teknik trading jangka panjang.
- Biaya yang tinggi: Scalping saham dapat menyebabkan biaya yang tinggi, karena Scalper sering melakukan banyak transaksi dalam waktu singkat.
- Sangat mengandalkan pada analisa teknikal: Scalper sangat mengandalkan pada analisa teknikal, sehingga jika analisisnya salah bisa menyebabkan kerugian yang cukup besar.
- Sangat menyita waktu dan konsentrasi: Scalping saham membutuhkan konsentrasi yang tinggi dan waktu yang cukup lama untuk mengikuti pergerakan harga saham sehingga tidak cocok bagi investor yang sibuk atau tidak memiliki kesabaran yang cukup.
Tonton juga: Cara Trading Saham Pakai Indikator MACD, melalui video berikut.
Indikator Terbaik untuk Scalping
Trader yang tertarik untuk menguasai indikator terbaik untuk scalping, harus mempelajari hal berikut:
1. SMA - Simple Moving Average
Rata-Rata Pergerakan Sederhana atau indikator SMA adalah jenis indikator paling dasar, yang biasa trader andalkan untuk mengatur strategi perdagangan.
Indikator ini menunjukkan kepada trader, terkait harga rata-rata perdagangan mereka, selama waktu tertentu. Pada dasarnya, alat ini membantu trader memahami apakah harga saham akan bergerak naik atau turun, sehingga membantu mereka mengidentifikasi tren.
Indikator SMA, dianggap sebagai rata-rata pergerakan aritmatika di mana trader, biasanya menambahkan harga penutupan baru-baru ini dan kemudian membagi harga dengan jumlah periode untuk menghitung rata-rata.
2. EMA - Exponential Moving Average
EMA atau Exponential Moving Average merupakan acuan umum yang biasa para trader saham gunakan. Di mana alat ini memungkinkan trader memberi bobot lebih, pada harga terkini, sementara SMA memberikan bobot yang sama untuk semua nilai.
Indikator EMA dianggap sebagai salah satu indikator terbaik, untuk scalping karena mampu merespon lebih cepat terhadap perubahan harga terkini, daripada perubahan harga lama.
Singkatnya, trader menggunakan indikator teknis ini, untuk mendapatkan sinyal beli dan jual, yang berasal dari persilangan dan divergensi rata-rata historis.
3. MACD - Moving Average Convergence Divergence
Moving Average Convergence Divergence atau indikator MACD juga menjadi salah satu indikator terbaik, untuk scalping. MACD bisa membantu trader, dalam memahami momentum dan mengikuti serta menangkap tren.
Indikator MACD menampilkan hubungan antara dua rata-rata bergerak dari harga saham. Trader bisa menghitung indikator scalping MACD, dengan mengurangkan EMA 26 hari (rata-rata pergerakan eksponensial) dari EMA 12 hari, dengan EMA 9 hari. Lalu, ditetapkan sebagai pengaturan default MACD atau garis sinyal untuk menandai pemicu beli dan jual.
4. Indikator Parabolic SAR Indikator
Parabolic Stop and Reverse atau SAR adalah indikator bagus lainnya yang menunjukkan tren aksi harga kepada trader. Indikator scalping SAR menampilkan poin grafik di bawah harga selama tren naik.
Sebaliknya, indikator menampilkan posisi grafik di atas harga selama tren turun, menandakan trader bahwa harga sedang turun.
Indikator SAR membantu trader menentukan masa depan saham, momentum jangka pendek dan membantu dalam memahami kapan, dan di mana menempatkan perintah stop-loss. Adapun, indikator ini bisa bekerja paling baik, ketika pasar menunjukkan tren yang stabil.
5. Stochastic Oscillator
Indikator terbaik untuk scalper terakhir adalah Stochastic Oscillator. Indikator ini, juga dikenal sebagai indikator momentum dan populer, yang digunakan untuk perdagangan indeks, forex dan CFD. Indikator Ini, juga mengikuti premis sederhana bahwa momentum mendahului harga.
Dengan demikian, trader menggunakan indikator scalping ini untuk mendapatkan sinyal dari pergerakan yang sebenarnya, segera sebelum itu terjadi.
Indikator ini juga berfungsi dengan asumsi bahwa harga penutupan suatu masalah biasanya diperdagangkan pada harga aksi akhir yang lebih tinggi pada hari perdagangan saat ini.
Meskipun terlihat agak rumit, para trader menganggap indikator Stochastic Oscillator, sebagai salah satu alat yang paling dapat diandalkan, untuk indikasi beli dan jual.
Gimana nih Kawan Visto? Kalau kamu scalper, kira-kira bakal pakai indikator yang mana nih? Yuk, terapkan di platform investasi yang aman dan terpercaya, seperti InvestasiKu!