Kamu pasti sudah tahu bahwa negara Indonesia ini tengah melangsungan pembangunan besar-besaran baik itu gedung perkantoran hingga fasilitas publik. Maka dari itu, perusahaan konstruksi berperan vital dalam proyek pembangunan apapun.
Perusahaan sektor konstruksi tidak hanya sekadar perusahaan yang bertanggungjawab atas seluruh proyek pembangunan saja, tetapi juga yang menyediakan material dan alat berat penunjang konstruksi.
Nah, berikut ini saham sektor konstruksi milik negara maupun swasta yang telah melantai di BEI.
Daftar Saham Sektor Konstruksi
Saham sektor konstruksi justru banyak peminatnya karena menawarkan potensi pertumbuhan yang menarik, apalagi dengan situasi Indonesia yang gencar-gencarnya melangsungkan pembangunan nasional.
1. Waskita Karya - WSKT
Waskita Karya adalah perusahaan konstruksi BUMN yang didirikan pada tahun 1961. WSKT merupakan perusahaan nasionalisasi dari zaman pemerintahan Belanda.
Beberapa proyek terkenal yang dikerjakan oleh Waskita Karya meliputi Gedung BNI46, Gedung Bank Indonesia (BI), Hotel Shangri-La, dan Menara Mandiri Plaza. Pada kuartal II-2025 ini, saham WSKT menunjukkan kinerja positif ditengarai dari langkah efisiensi dan restrukturisasi perusahaan.
Kinerja positif tersebut dibuktikan dengan kenaikan laba sebesar 14,4% atau Rp661,3 milyar dari sebelumnya Rp578,2 milyar.
Untuk tahu harga saham WSKT, kamu bisa klik link ini.
2. Adhi Karya - ADHI
Adhi Karya juga perusahaan konstruksi BUMN yang terkenal sebagai hasil hasil nasionalisasi dari Belanda. Mayoritas pemegang saham ADHI ini adalah pemerintah melalui Danantara.
Performa keuangan Adhi Karya membaik pada tahun ini dengan perolehan kontrak baru yang signifikan. Berdasarkan data tradingview, laba ADHI mengalami kenaikan sepanjang tahun 2020 hingga 2024.
Untuk tahu harga saham ADHI, kamu bisa klik link ini.
Baca juga: Daftar Saham yang Dimiliki Ketua Umum PSSI Erick Thohir
3. Wijaya Karya - WIKA
Wijaya Karya menjadi perusahaan BUMN yang bergerak di sektor konstruksi dengan kode emiten WIKA.
Sebagai BUMN yang didirikan pada tahun 1960, WIKA telah menangani proyek-proyek besar seperti simpang susun Semanggi, Terminal 3 Bandar Udara Soekarno-Hatta, Bendungan Jatigede, Bandar Udara Ngurah Rai, Jembatan Suramadu, dan jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Untuk tahu harga saham WIKA, kamu bisa klik link ini.
4. Pembangunan Perumahan (PP) - PTPP
PTPP dianggap sebagai salah satu saham konstruksi terbaik dengan berbagai aset yang terkenal. PTPP telah membangun gedung-gedung megah seperti Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, Ambarukmo Palace Hotel Yogyakarta, dan Samudera Beach Hotel Pelabuhan Ratu.
Sama halnya dengan BUMN sektor konstruksi lainnya, mayoritas saham PTPP juga dipegang pemerintah melalui Danantara. Berhubung perusahaan ini sudah ada setelah Kemerdekaan Indonesia, maka PTPP turut andil dalam proyek yang didanai oleh hasil pampasan perang dari Jepang.
Untuk tahu harga saham PTPP, kamu bisa klik link ini.
5. Total Bangun Persada - TOTL
Saham sektor konstruksi selanjutnya datang dari Total Bangun Persada Tbk. dengan kode emiten TOTL. Perusahaan swasta yang bergerak di sektor konstruksi ini didirikan pada tahun 1970 yang telah berhasil menyelesaikan berbagai proyek pembangunan di Indonesia.
Sebut saja ada Apartemen ITC Roxy Mas, Universitas Bina Nusantara Kampus Hang Lekir, RS Pantai Indah Kapuk, Hotel Sahid Jaya Jogjakarta, hingga Gedung DPRD Lampung.
Per kuartal I-2025 ini, laporan keuangan TOTL dari beragam aspek mengalami kenaikan. Laba periode berjalan naik sebesar 54,88% dari tahun 2024 silam.
Untuk tahu harga saham TOTL, kamu bisa klik link ini.
6. Surya Semesta Internusa - SSIA
Sebenarnya, Surya Semesta Internusa ini tidak hanya bergerak di sektor konstruksi saja tetapi juga properti. Perusahaan ini melantai di Bursa dengan kode SSIA.
Pada Agustus 2025 ini, PT Henan Putihrai Asset Management berhasil membeli 12,04 juta saham SSIA dengan kepemilikan saham di atas 5%.
Untuk tahu harga saham SSIA, kamu bisa klik link ini.
Baca Juga: 6 Saham Milik Prajogo Pangestu, Jadi Andalan di Kalangan Investor!
7. Jasa Marga - JSMR
Jika membicarakan saham sektor konstruksi, tentu saja Jasa Marga selaku BUMN di bidang pengusahaan jalan tol akan turut masuk daftar. Sama halnya dengan BUMN lainnya, mayoritas kepemilikan saham JSMR ini dipegang oleh pemerintah melalui Danantara.
Hingga akhir tahun 2020, JSMR sukses memegang hak konsesi atas 34 ruas jalan tol sepanjang 1.603 kilometer di Indonesia. JSMR memegang kendali seluruh pengelolaan jalan tol dari wilayah Sumatera, Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Bali, Kalimantan, hingga Sulawesi.
Untuk tahu harga saham JSMR, kamu bisa klik link ini.
8. Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk - DGIK
PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk adalah anak usaha dari Global Dinamika Kencana untuk sektor konstruksi khususnya pada infrastruktur pertambangan, pengembangan properti, dan pembangkitan listrik.
Sudah banyak proyek besar garapan DGIK ini yakni Hotel Dharmawangsa Jakarta, Apartemen Amartapura Tangerang, hingga Gedung BEI.
Untuk tahu harga saham DGIK, kamu bisa klik link ini.
9. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. - JKON
Perusahaan ini berdiri pada tahun 1982 yang mulanya berupa divisi kontraktor PT Pembangunan Jaya. Seiring berjalannya waktu, divisi ini mendirikan perusahaan konstruksi yang berhasil melantai di BEI pada tahun 2007 dengan kode JKON.
Pada tahun yang sama, JKON mengakuisisi beberapa perusahaan termasuk PT Jaya Beton Indonesia. Saking berkembangnya bisnis, perusahaan turut menjadi investor untuk mengoperasikan 6 ruas Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta.
Untuk tahu harga saham JKON, kamu bisa klik link ini.
10. Bukaka Teknik Utama Tbk. - BUKK
Jika mayoritas emiten sektor konstruksi berada di Jakarta, kali ini Bukaka Teknik Utama dengan kode BUKK justru berkantor pusat di Bogor.
Saat didirikan tahun 1978, justru BUKK ini adalah bengkel kendaraan bermotor kecil. Barulah ketika mengembangkan anak usahanya, berhasil mengelola 9 unit bisnis. Mulai dari menara baja, jembatan baja, jembatan penyeberangan, peralatan minyak dan gas, jasa minyak dan gas, peralatan konstruksi jalan, kendaraan tujuan khusus, galvanis, hingga pembangkit listrik.
Untuk tahu harga saham BUKK, kamu bisa klik link ini.
11. Acset Indonusa Tbk. - ACST
Perusahaan ini berdiri pada tahun 1995 yang mulanya bergerak di bidang pembangunan pondasi, kemudian berkembang menjadi pembangunan struktur dan infrastruktur. Setelah melantai di Bursa pada tahun 2013 dengan kode ACST, emiten ini berekspansi ke berbagai sektor termasuk penjualan alat berat.
Hingga akhirnya pada tahun 2015, ACST diakuisisi oleh United Tractors yang merupakan anak usaha dari Astra Group.
Untuk tahu harga saham ACST, kamu bisa klik link ini.
Baca Juga: 7 Saham Milik Astra Group dari Berbagai Sektor Bisnis, Apa Saja?
Mau Untung dari Saham Sektor Konstruksi?
Nah, itulah penjelasan tentang apa saja saham sektor konstruksi yang tidak hanya dari BUMN saja tetapi juga perusahaan swasta. Mayoritas perusahaan konstruksi tersebut telah terlibat proyek besar di Indonesia.
Kamu bisa mempertimbangkan untuk berinvestasi pada saham-saham sektor konstruksi yang berpeluang menguntungkan ini. Mulai dari WSKT, ADHI, JSMR, ACST, dan masih banyak lainnya yang bisa kamu investasikan lewat aplikasi InvestasiKu.
Jangan khawatir, aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.
Penulis: William F