Daftar Isi
Jika disuruh memilih, Kawan Visto lebih pilih investasi atau trading saham?
Tapi, kalau tujuan kamu untuk cari cuan sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, dianjurkan untuk pilih trading sih!
Lho, apa bedanya sih?
Secara garis besar, perbedaan trading dan investasi terlihat dari jangka waktunya yang digunakan, yakni trading (jangka pendek) dan investasi (jangka panjang).
Perbedaan juga terlihat dari analisis yang digunakan, di mana trading lebih menggunakan analisis teknikal, sebagai jurus cuannya.
Gimana? Tertarik untuk trading? Yuk, mulai belajar dasar trading pemula, biar cuan terus dan bikin saldo RDN bahagia.
Apa Itu Trading Saham?
Trading saham adalah sebuah kegiatan atau aktivitas jual-beli saham, dalam jangka waktu yang singkat. Di dalam waktu singkat tersebut, trader bisa memperdagangkan saham, dan menghasilkan keuntungan.
Karena waktunya cepat dan pendek, maka trader (sebutan pelaku trading), harus lebih teliti dalam membaca situasi pasar saham. Karena, pergerakan harga saham di pasar bisa terjadi dalam hitungan jam, menit, hingga detik.
Nah, untuk membantu para trader agar bisa membaca pergerakan harga saham, maka diperlukan cara tau nlisis untuk memprediksinya. Cara dan analisis tersebut adalah analisis teknikal.
Apa Itu Analisis Teknikal?
Analisis teknikal adalah analisis yang sering digunakan para trader, untuk melihat berbagai prediksi pergerakan saham, menganalisa fluktuasi harga saham di periode tertentu, dan membantu trader untuk membuat keputusan dari aktivitas jual-beli saham.
Analisis teknikal ini tidak hanya bisa digunakan untuk trading saham, tapi juga bisa digunakan untuk trading forex, kripto, emas, dan lainnya.
Analisis teknikal biasanya digunakan para trader, untuk memanfaatkan kondisi fluktuasi harga saham, untuk mendapatkan profit sebanyak-banyaknya.
Baca juga: 4 Pola Candlestick Sering Ditungguin Trader
Apa yang Dibutuhkan Untuk Bisa Melakukan Analisis Teknikal
Analisis teknikal sendiri identik dengan grafik atau chart, yang memperlihatkan pergerakan harga suatu saham, di mana chart tersebut digunakan sebagai objek analisisnya.
Sudah tidak lagi manual, kini penggunaan analisis teknikal, bisa dilakukan dengan berbagai macam software atau fitur, yang bisa memudahkan para trader dalam menganalisis.
Dengan bantuan software-software tersebut, trader bisa melihat berbagai aktivitas pergerakan saham di chart, secara realtime.
Umumnya, aplikasi saham online atau online trading, juga telah dilengkapi dengan software, yang bisa digunakan untuk analisis teknikal.
1. Tools Dalam Analisis Teknikal
Dalam memprediksi pergerakan tren saham, para trader juga bisa menggunakan beberapa tools, yang digunakan untuk analisis teknikal.
Tools yang paling sering digunakan para trader diantaranya adalah:
Trendline: Merupakan garis yang dapat digunakan, untuk mengidentifikasi trend yang sedang terjadi. Biasanya pergerakan harga terjadi dalam channel harga, sehingga trader bisa melakukan trading sepanjang channel ini, sampai channel harga tersebut selesai.
Rectangle: Merupakan sebuah kotak, yang digunakan untuk mencari pola konsolidasi dalam area sempit, pada grafik saham di dalam kotak ini, harga sering terjadi gerakan. Sehingga trader akan menunggu sampai harga bisa keluar dari kotak.
Fibonacci Retracement: Adalah sebuah alat bantu untuk memprediksi atau menentukan level target price, dengan menarik garis dari area atau titi swing low ke titik swing high. Garis yang dihasilkan, juga bisa bermanfaat sebagai batas area support atau resistance.
Horizontal Line: Merupakan garis yang berfungsi untuk membantu mengetahui level atau area support dan resistance.
Selain tools, trader juga butuh formula untuk memberikan sinyal keputusan jual atau beli, berupa indikator dalam analisis teknikal.
Adapun, indikator yang bisa digunakan dan paling umum dipilih para trader adalah sebagai berikut:
- Moving Average (MA)
- MACD (Moving Average Convergence Divergence)
- RSI (Relative Strength Index)
- Stochastic
- Parabolic SAR
- Bollinger Band dan lain sebagainya.
Misalnya kita ambil contoh penggunaan indikator MA atau Moving Average. Di mana indikator ini bisa menghitung pergerakan harga rata-rata suatu saham, dalam satu periode tertentu, misalnya dalam waktu 15 hari atau MA15.
Cara mengaplikasikan indikator ini dalam analisis teknikal adalah dengan melihat posisi harga dibandingkan dengan MA15 tersebut. Jika harga memotong MA15 ke atas, maka dianggap sinyal beli. Begitupun sebaliknya.
2. Belajar Teknikal Analisis
Sebenarnya, analisis ini juga bisa digunakan baik investor maupun trader. Namun, porsi penggunaan analisis ini lebih berpotensi menghasilkan cuan untuk trading saham jangka pendek.
Di sini, trader disarankan untuk mengerti dan memahami dasar dari analisis teknikal, demi mendapatkan cuan. Sehingga, kamu perlu mencoba mengaplikasikan sebagai langkah awal yang bisa ditempuh untuk melakukan trading, dengan indikator atau tools yang tersedia.
Nah, untuk mulai belajar analisis teknikal menggunakan beberapa tools dan indikator tersebut, penting juga bagi trader pemula untuk mengetahui istilah-istilah trading saham.
Mulai dari chart, trend, uptrend (bullish), downtrend (bearish), sideways, support, resistance, dan masih banyak lagi.
3. Cara Trading yang Benar
Terkait cara trading yang benar, sederhananya semuanya berangkat dari mindset kamu, tentang saham itu sendiri.
Dalam melakukan trading, disarankan untuk memiliki mindset yang lebih logis dan hilangkan mindset-mindset yang keliru.
Misalnya, mindset yang didasari dengan keserakahan, akan membuat trader berpikir, bahwa trading bisa digunakan sebagai cara cepat, dan mudah untuk menjadi kaya.
Tentu saja, hal tersebut adalah mindset yang keliru!
Padahal, terjun di dunia saham tidak seinstan itu, dan perlu berbagai pemahaman dan analisis mendalam. Nah, dalam belajar saham yang benar, kamu bisa gunakan cara-cara trading yang pasti, seperti:
Belajar trading dari sumber yang jelas, misalnya dari buku trading best seller, dari influencer saham di YouTube, orang yang berpengalaman, dan lainnya.
Jangan cuma coba-coba indikator analisis teknikal, karena dunia trading bukan hanya soal analisis teknikal, terlebih untuk pemula. Karena kamu tidak boleh melupakan hal lain yang berpengaruh pada kesuksesan saat trading, yakni belajar strategi manajemen keuangan, aspek psikologi, sistem trading, struktur pasar, hingga manajemen risiko.
Bicara soal manajemen risiko, ternyata hal tersebut juga penting untuk dipelajari, dalam trading.
Jadi, kamu sebagai trader tidak hanya fokus untuk bagaimana cara mendapat keuntungan.
Karena, dunia trading tidak melulu soal take profit, tapi juga harus fokus tentang bagaimana cara meminimalisir kerugian, dengan strategi SL atau Stop Loss saham.
Baca juga: Time Frame Trading Saham: Jenis & Cara Memilih
Apa Itu Stop Loss?
Stop Loss atau biasa disebut SL adalah tindakan yang bisa dilakukan trader untuk menjual sebuah saham, di harga tertentu dengan tujuan untuk membatasi kerugian.
Kapan kamu harus SL? Biasanya, SL ditetapkan pada awal transaksi, untuk mengantisipasi jika harga saham tidak menunjukkan pergerakan naik seperti yang diharapkan, tapi malah bergerak turun.
Tindakan SL bisa kamu lakukan, ketika harga saham turun, dengan begitu cepat ketimbang kenaikan. Maka dari itu, SL menjadi tindakan yang penting.
Gimana nih Kawan Visto, sudah merasa lebih percaya diri buat terjun ke dunia saham? Yuk, mulai investasi saham pertamamu di platform InvestasiKu!
Kapan lagi bisa investasi dan trading saham mudah secara online, hanya dengan satu platform saja? Yuk, segera download aplikasinya, dan dapatkan cashbacknya berupa Allo Points!