Tidak hanya investasi saham saja yang memiliki istilah-istilah teknis, tetapi juga reksa dana. Salah satunya adalah Asset Under Management alias AUM.
Sesuai dengan namanya, Asset Under Management adalah aset yang berada di bawah manajemen. Berhubung istilah ini mengacu pada reksadana, maka aset yang dimaksud tentu saja dana dari suatu reksa dana.
Lantas, apa sih pengertian Asset Under Management alias AUM yang menjadi indikator investor untuk berkenan menginvestasikan dananya pada Manajer Investasi?
Asset Under Management alias AUM Adalah
Sebelumnya, kamu perlu terlebih dahulu pengertian reksadana.
Reksadana adalah “wadah” yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, kemudian diinvestasikan dalam portofolio efek oleh pihak manajer investasi (UU Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27).
Nantinya, sebuah perusahaan investasi reksadana akan mengelola uang dari masyarakat baik dalam bentuk lembaga maupun perorangan.
Setelah itu, uang tersebut akan diinvestasikan ke media investasi seperti pasar modal, pasar uang, atau bahkan properti.
Nah, AUM adalah total jumlah dana reksa dana yang dikelola oleh pihak Manajer Investasi. Asset Under Management alias AUM ini menjadi salah satu kriteria yang harus diperhatikan oleh investor.
Umumnya, investor akan memilih Manajer Investasi yang memiliki total dana reksa dana paling banyak. Jadi, semakin banyak investor yang berinvestasi pada suatu reksadana, maka semakin banyak pula dana yang dikelola oleh Manajer Investasi, sehingga semakin baik pula reputasi Manajer Investasi tersebut.
Dalam hal ini, semakin besar total AUM maka dinilai semakin besar pula tingkat return yang dihasilkan. Total AUM ini diperoleh dari jumlah dana masing-masing instrumen keuangan.
Misalnya, suatu portofolio investasi saham dan obligasi terdapat Rp2 miliar saham, Rp2 miliar obligasi korporasi, dan Rp3 miliar obligasi pemerintah. Maka, nilai AUM adalah Rp7 miliar.
Disinyalir bahwa reksadana dengan AUM tinggi, justru memiliki volume perdagangan yang tinggi pula. Alhasil, biaya komisi pembelian efek dari manajer investasi dapat ditekan dan biaya yang dibebankan pada investor juga akan semakin rendah.
Singkatnya, memang rasio arus masuk dan AUM yang tinggi akan menunjukkan kualitas dan keahlian Manajer Investasi.
Baca Juga: 14 Faktor Pertimbangan Investor Untuk Berinvestasi Pada Reksadana
Faktor Pengaruh AUM
Perlu diketahui bahwa nominal AUM yang dimiliki Manajer Investasi itu pasti berbeda-beda, karena beberapa faktor yakni:
- Jumlah investor maupun aset yang dikeluarkan oleh emiten.
- Terjadi penurunan harga pasar, pengurangan jumlah investasi penutupan dana, sehingga nominalnya juga dapat berkurang.
- Nilai sekuritas di AUM tersebut. Jika nilai pasar sekuritas meningkat, maka nilai AUM reksadana juga akan meningkat.
- Total dividen perusahaan emiten dalam portofolio.
Peran AUM Bagi Investor
Bagi investor pemula, keberadaan AUM harus senantiasa kamu pelajari dan perhatikan. AUM menjadi indikator penting untuk menilai bagaimana kinerja manajer investasi.
Jadi, peran AUM bagi investor adalah:
- Menunjukkan transparansi atas kinerja manajer investasi.
- Menjadi sarana pengelolaan dana investasi.
- Menjadi indikator likuiditas. Semakin besar AUM dari suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi pula jaminan atas pencairan dalam jumlah besar.
- Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih instrumen investasi yang menjanjikan.
Baca Juga: Reksadana Pasar Uang, Dapat Untung dengan Modal Kecil!
Mau Menanamkan Saham di AUM Terpercaya?
Nah, itulah penjelasan apa itu Asset Under Management alias AUM yang menjadi indikator investor untuk menempatkan dana pada Manajer Investasi. Salah satu Manajer Investasi paling populer dan dipercaya banyak investor adalah Mega Asset Management.
Mega Asset Management ini memiliki aplikasi investasi reksadana yakni InvestasiKu. Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.