Ada banyak jenis obligasi di Indonesia yang kian diminati oleh banyak individu maupun perusahaan. Jenis-jenis obligasi ini dibedakan berdasarkan berbagai aspek. Salah satunya obligasi konversi yang dilihat dari hak penukarannya.
Setidaknya, ada cukup banyak perusahaan yang menerbitkan obligasi konversi dan cenderung cocok untuk investasi jangka panjang. Memangnya, apa itu obligasi konversi? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Pengertian Obligasi Konversi
Sebenarnya, obligasi konversi itu tampak sama seperti obligasi pada umumnya. Hanya, terdapat perbedaan yakni dapat dikonversi atau ditukar menjadi saham biasa.
Obligasi konversi adalah jenis obligasi yang dapat dikonversi atau diubah menjadi saham dari perusahaan penerbit terkait. Rasio pertukaran obligasi ini tentunya sudah terdapat syarat dan ketentuannya terlebih dahulu.
Misalnya, terdapat obligasi konversi yang dapat dikonversikan menjadi 10 lembar saham biasa setelah tanggal 20 Juli 2003.
Namun perlu dipahami bahwa syarat dan ketentuan terutama tentang jumlah lembar saham yang dikonversi dan waktu konversinya itu berbeda-beda, bergantung perusahaan penerbit obligasi terkait.
Keberadaan obligasi konversi sudah ada di BEI sejak akhir tahun 1990. Kala itu justru pamor obligasi konversi lebih diminati kalangan emiten swasta daripada obligasi biasa. Lalu pada tahun 1992, barulah terjadi peningkatan aktivitas obligasi konversi ini.
Sepanjang tahun 2008 sampai 2016, terjadi peningkatan drastis atas perusahaan yang bersedia menerbitkan obligasi konversi. Mayoritas, perusahaan tersebut bertujuan untuk merestrukturisasi hutang-hutangnya kepada kreditur.
Hal ini dilakukan karena perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban hutangnya kepada kreditur secara tunai, sehingga dilakukannya obligasi konversi yang akan mengurangi jumlah hutang perusahaan kepada kreditur.
Saat proses pengkonversian terjadi, maka tidak ada aliran kas pada pihak perusahaan. Sebaliknya, justru perpindahan hutang berubah menjadi modal disetor, sehingga membuat modal perusahaan akan meningkat dan jumlah saham perusahaan pun akan mengalami peningkatan
Sayangnya, para pemegang lama justru mengalami dilusi saham karena prosentase kepemilikan kian meningkat.
Baca Juga: Obligasi Pemerintah - Pengertian, Keuntungan, dan Risikonya
Jenis-Jenis Obligasi Konversi
Ada beberapa jenis obligasi konversi yang meliputi obligasi tukar, obligasi wajib konversi, obligasi konversi bersyarat, dan obligasi konversi saham preferen.
-
Obligasi Tukar
Jenis obligasi konversi yang pertama adalah obligasi tukar. Jenis ini berupa suatu obligasi yang mana sahamnya menjadi aset dasar dari obligasi tersebut. Namun, saham emiten berbeda dari perusahaan penerbit obligasi terkait.
Artinya, saat ada investor yang hendak menukarkan obligasinya menjadi saham, maka sahamnya bukanlah dari perusahaan penerbit obligasi, melainkan perusahaan lain.
-
Obligasi Wajib Konversi
Jenis obligasi konversi yang kedua adalah obligasi wajib konversi. Obligasi jenis ini wajib dikonversikan menjadi saham biasa saat waktu jatuh tempo. Biasanya, harga sahamnya akan bergantung pada harga pasar.
Cocok deh buat kamu yang ingin investasi jangka pendek dengan imbal hasil tinggi.
-
Obligasi Konversi Bersyarat
Yakni jenis obligasi konversi yang memiliki syarat khusus untuk mengkonversikannya. Syarat tersebut berupa apabila harga saham yang berlaku di pasar modal sudah mencapai suatu persentase tertentu.
Biasanya, angka persentase ini berada di atas harga konversi yang telah ditetapkan sebelumnya.
-
Obligasi Saham Preferen
Yakni jenis obligasi konversi yang memiliki struktur modal dengan peringkat senioritas lebih rendah.
Baca Juga: Mau Untung? Pilih Investasi Obligasi Pemerintah Seri FR di InvestasiKu!
Kelebihan Obligasi Konversi
Ada beberapa alasan mengapa obligasi konversi lebih diminati. Berhubung obligasi konversi ini sejatinya merupakan sekuritas (pendanaan) hibrida yang terdiri atas 2 unsur yakni utang dan ekuitas.
Alhasil, para pemegang obligasi ini berhak melakukan konversi saat nilainya memang lebih tinggi dari nilai obligasi maupun harga saham.
Lagipula, para pemegang saham juga berhak menukarkan obligasinya menjadi saham biasa dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya, harga ini ditetapkan saat penerbitan obligasi konversi bersamaan dengan tingkat suku bunga kupon yang rendah.
Sementara dari sudut pandang perusahaan penerbit obligasi konversi, keuntungan turut diperoleh yakni berupa pembayaran bunga yang lebih rendah.
Kekurangan Obligasi Konversi
Meskipun obligasi menguntungkan karena dapat ditukar menjadi saham, tetapi tetap memiliki kekurangan.
Kekurangan obligasi konversi justru dirasakan oleh para pemegang saham lama. Yap, para pemegang saham lama akan mengalami dilusi saham karena persentase kepemilikan saham tersebut kian meningkat.
Banyak perusahaan yang belum bersedia menerbitkan obligasi konversi karena mereka masih waspada dengan risiko yang kemungkinan terjadi. Di antaranya adalah jika perusahaan tersebut bangkrut, maka para pemegang obligasi akan kehilangan dana investasi dalam bentuk utang.
Lalu, pada saat pembelian obligasi konversi, perusahaan akan kehilangan pendapatan mereka, apalagi jika ternyata pertumbuhan perusahaan tidak tercapai karena harga saham tidak mengalami peningkatan.
Baca Juga: Apa Saja Perbedaan Saham dan Obligasi?
Mau Membeli Obligasi Konversi dari Emiten Terpercaya?
Nah, itulah penjelasan apa itu obligasi konversi yang merupakan jenis obligasi dengan ketentuan dapat dikonversi menjadi bentuk saham. Namun perlu dipahami bahwa syarat dan ketentuan terutama tentang jumlah lembar saham yang dikonversi dan waktu konversinya itu berbeda-beda, bergantung perusahaan penerbit obligasi terkait.
Berhubung sekarang ini segalanya sudah serba canggih, maka untuk membeli obligasi melalui aplikasi saja, salah satunya InvestasiKu.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.