Daftar Isi
Saat ini, berinvestasi di pasar saham, sudah menjadi daya tarik bagi orang-orang. Bahkan, tidak sedikit dari kita menganggap berinvestasi saham sebagai alat untuk cepat kaya.
Sayangnya, tidak semua investor bisa disiplin dan sabar untuk bertahan di pasar dalam jangka panjang, dan hal tersebut menjadi suatu kelemahan. Kalau kamu tipe investor yang nggak sabar, sepertinya lebih cocok trading saham saja!
Kalau Kawan Visto, lebih pilih trading atau investasi jangka panjang nih?
Tidak hanya itu, investasi jangka panjang juga bisa digunakan, untuk mengembangkan modal, ketimbang menyimpan di deposito. Meski, cara investasi jangka panjang, memang tidak sederhana.
Apa itu Investasi Saham Jangka Panjang?
Investasi saham jangka panjang adalah suatu langkah menanamkan modal dengan harapan mendapatkan profit setelah melalui jangka waktu yang lama, minimal tiga sampai lima tahun. Pendekatan investasi jangka panjang tidak berorientasi pada fluktuasi pasar sementara.
Apa Tujuan Investasi Jangka Panjang?
Pada jangka waktu berapapun, tujuan utama investor yaitu mencetak keuntungan. Kalau kamu mampu berinvestasi saham dalam jangka panjang, terdapat beberapa keunikan diantaranya:
1. Menciptakan Kekayaan
Tidak hanya mendapatkan keuntungan, ada potensi terciptanya kekayaan jika kamu rutin melakukan investasi secara konsisten dari waktu ke waktu. Alih-alih menabung deposito yang mendapatkan bunga kecil, masyarakat lebih memilih mengambil resiko yang lebih tinggi dengan menabung di instrumen saham karena memiliki pengembalian (return) yang besar.
2. Meminimalkan Risiko Kerugian
Meskipun risiko tetap ada, kamu tidak akan terkecoh ketika saham yang kamu pegang sedang turun akibat kondisi fundamental ekonomi makro yang buruk. Disisi lain, investor justru membeli ulang saham yang mereka pegang pada saat penurunan karena cenderung lebih murah.
3. Bisa Tidur Lebih Nyenyak
Menjadi investor jangka panjang akan membuat kamu tidur lebih nyenyak di malam hari. Tidak harus memantau pergerakan saham setiap menit. Dengan menemukan emiten yang berkualitas tinggi, kecenderungan harga untuk bergejolak akan relatif rendah.
Selain itu, kamu bisa temukan juga saham yang membayar dividen. Langkah ini merupakan cara yang baik untuk menjaga volatilitas portofolio tetap rendah dan tingkat stres kecil.
Baca juga: Cara Investasi Saham Pemula
Enam Strategi Investasi Jangka Panjang
Investasi apapun pasti memerlukan strategi. Sebuah kesalahan besar jika menanam modal tanpa rencana yang matang dalam jangka panjang. Dengan demikian, untuk menggapai sebuah tujuan, perlu menerapkan pemikiran yang benar dari investor berpengalaman.
1. Memahami Bagian Dalam Bisnis
Analisis latar belakang, sekarang, dan masa depan sebuah perusahaan. Juga, visi dan misi serta tujuan sebelum berinvestasi di dalamnya. Supaya, investor sadar akan risiko yang terlibat.
2. Pahami Neraca Perusahaan
Untuk menganalisis kesehatan dan stabilitas keuangan perusahaan. Telusuri dan pelajari neraca perusahaan. Laporan ini mencerminkan laba bersih atau kerugian yang timbul dari semua jenis kegiatan bisnis.
3. Cek Laba dan Pertumbuhan Perusahaan
Investor wajib mengecek kinerja perusahaan dari tahun-tahun sebelumnya. Mengetahui laba bersih, kinerja masa depan, dan kemungkinan pertumbuhan.
4. Adaptasi Perusahaan terhadap Teknologi
Investor harus mengetahui apakah perusahaan tersebut sudah menerapkan teknologi terbaru atau masih mengikuti cara konvensional. Keberhasilan perusahaan sangat bergantung pada kemampuan beradaptasinya terhadap teknologi baru.
5. Fokus pada Tiga Tahun Ke Depan Perusahaan
Memprediksi kinerja perusahaan untuk 25 atau 30 tahun ke depan dapat menghabiskan waktu. Dengan demikian, seorang investor harus memperhatikan visi perusahaan cukup tiga tahun ke depan.
6. Analisis Pesaing Perusahaan Sejenis
Pesaing dapat membalikkan keadaan jika mereka dapat menangkap kemungkinan pangsa pasar perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui potensi pesaing perusahaan.
Merencanakan Keuangan & Memulai Lebih Awal
Rencana keuangan dapat membantu investor mengukur toleransi risiko. Berpegang teguh pada rencana yang sudah matang bisa membantu kamu tetap disiplin dan fokus.
Jika investor sudah bisa konsisten terhadap aturan yang mereka buat, mereka cenderung mampu mengeliminasi emosi dan ketidaksabaran. Hal ini bisa menjadi peran besar, dalam berinvestasi saham jangka panjang.
Berikut adalah unsur-unsur dalam rencana keuangan pribadi untuk investasi saham:
- Modal
- Toleransi Risiko
- Capital Gain/Loss
- Jangka Waktu Investasi
Jack McGowan, Seorang CEO dari Perusahaan Investasi bernama Two Point, membuat pendapat bahwa calon investor harus jujur terhadap diri sendiri termasuk profil risiko dan strategi yang mereka buat.
Kejujuran terhadap latar belakang resiko bisa menghilangkan keraguan dan kepanikan pemicu emosional. Selain itu, juga bisa membantu dalam memilih jenis saham, sehingga kamu bisa mengalokasikan aset kamu dengan tepat.
Setelah itu, mulailah lebih awal, di mana setiap orang pasti memiliki tujuan investasi yang berbeda. Misalnya untuk modal nikah, dana pensiun, membayar pendidikan anak, sampai membayar cicilan rumah, dan durasinya tidak sebentar!
Apapun tujuannya, kunci utama dari semua investasi jangka panjang adalah memahami jangka waktu investasi kamu, atau berapa tahun sebelum kamu membutuhkan uang itu.
Biasanya, investasi jangka panjang memiliki jangka waktu lima tahun atau lebih. Dengan memahami kapan kamu membutuhkan dana yang diinvestasikan, kamu akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang investasi. Bahkan, dari segi seberapa besar risiko yang harus kamu ambil.
Bagaimana Cara Investasi Saham Jangka Panjang Secara Umum?
Jauhi strategi investasi yang terlalu rumit dan bertele-tele. Pastikan kamu memahami sektor, industri dan perusahaan yang sedang kamu bidik.
Biasanya, banyak investor tertarik pada perusahaan yang menghasilkan produk, yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat.
1. Membuka Rekening Dana Nasabah (RDN) di InvestasiKu
Kamu tidak akan bisa berinvestasi, kalau tidak punya rekening khusus saham. Gunakan Aplikasi Investasi Saham Jangka Panjang di InvestasiKu, untuk transaksi jual beli saham yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Klik banner di bawah ini, untuk download!
2. Lakukan Evaluasi Portofolio Saham
Lakukan evaluasi portofolio saham tiap minggu. Berikut hal-hal yang harus periksa: Persentase kenaikan atau penurunan, berita terbaru dari saham terkait, laporan keuangan. Selanjutnya, kamu juga harus perhatikan kondisi ekonomi makro termasuk kebijakan pemerintah, suku bunga, pertumbuhan GDP, dan nilai tukar mata uang.
3. Diversifikasi Saham
Diversifikasi adalah mengalokasikan semua modal, ke dalam beberapa saham favorit. Gunanya buat apa? Jadi, jika satu emiten sedang turun, maka setidaknya terdapat beberapa saham yang kamu koleksi masih naik. Suatu saat jika kamu ingin melikuidasi, kamu bisa pilih saham yang positif tersebut untuk kamu cairkan. Strategi ini sangat membantu kestabilan portofolio kamu.
4. Dollar Cost Averaging Saja!
Selain analisis teknikal dan fundamental, investasi saham jangka panjang juga butuh strategi penanaman modal dengan rutin. Tak peduli harga sedang naik atau turun. Fokus utama strategi dollar cost averaging adalah nominal dana investasi harus sama. Contoh, kamu beli saham A sebesar 1 juta pada harga 1000. Lalu, ketika harga emiten tersebut naik, kamu harus tetap membeli dengan modal yang sama. Ketika harga sedang turun, lebih baik beli juga dengan modal yang lebih besar.
5. Jangan Mencoba Mengatur Market
Berteman dengan waktu, karena bisa menjadi salah satu cara terbaik dalam investasi jangka panjang. Untuk kamu yang berjiwa scalper, tidak cocok untuk berinvestasi jangka panjang. Karena hanya orang-orang yang sabar, yang bisa melakukan ini. Jika tidak bisa berteman dengan waktu, kamu bisa trading saham saja, yang bisa keluar masuk, dalam hitungan jam, bahkan menit.
Lima Saran untuk Investasi Jangka Panjang
Sebelum berinvestasi, cobalah untuk merencanakan dana darurat kamu terlebih dahulu. Dengan demikian, investasi jangka panjang kamu tidak terganggu.
- Perjelas tentang tujuan investasi kamu kedepan mau seperti apa.
- Jangan lupa rencanakan tujuan pensiun juga.
- Sabar dan tahan investasi sampai jatuh tempo sesuai rencana awal kamu memulai.
- Periksa portofolio kamu setahun sekali.
- Evaluasi jika diperlukan.
Dua Hal yang Harus Dihindari
- Jangan menginvestasikan semua modal dalam satu jenis saham. Dengan begitu, kamu selangkah lebih maju untuk menghindari risiko kerugian atau return yang rendah.
- Jangan panik ketika saham sedang turun, kemungkinan hanya sementara jika dilihat dari pergerakan masa lalu.
Enam Risiko Investasi Jangka Panjang
Semua orang pengen di hari tua tetap sejahtera dan tercukupi dalam hal finansial. Setidaknya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ada banyak tips untuk merealisasikan impian tersebut, salah satunya dengan investasi jangka panjang di InvestasiKu. Dengan melakukan investasi, artinya kamu sudah mengambil keputusan tepat untuk masa depan.
Ada beberapa orang yang suka memilih investasi jangka panjang. Karena, nilai saham kemungkinan akan terus naik dari tahun ke tahun. Hal inilah yang mengakibatkan keuntungan investasi jangka panjang lebih menggairahkan.
Meskipun demikian, investasi jangka panjang sebenarnya ga gampang. Mengandung risiko yang harus kamu terima jika tidak sesuai rencana investasi.
Sebut saja high risk but high return, istilah itu mencerminkan jika kita menerima risiko besar pada investasi, maka penghasilan yang akan diperoleh akan besar juga. Termasuk kalau kamu pelaku investasi jangka panjang.
Berikut beberapa risiko yang wajib kamu tahu sebelum mulai melakukan investasi jangka panjang.
1. Risiko Fluktuasi Pasar
Risiko fluktuasi atau naik turunnya nilai aset. Penyebabnya terjadi karena adanya sentimen pasar. Risiko ini juga sering disebut dengan risiko sistematis. Hal ini tidak dapat kamu hindari sebagai trader atau investor.
2. Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga dapat terjadi akibat dari perubahan suku bunga yang terjadi pada pasar keuangan. Hal ini dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan.
3. Risiko Inflasi
Artinya, investasi tak akan bernilai banyak di masa depan karena adanya perubahan daya beli akibat terjadinya inflasi. Penyebab utamanya adalah uang yang beredar terlalu banyak. Dengan adanya inflasi, nilai uang akan berkurang.
Misalnya, jika investor memegang 40 persen dari tunai Rp30.000.000 dan inflasi berjalan pada tingkat 5 persen maka nilai tunai akan hilang sebesar Rp6.000.000 per Tahun oleh inflasi.
4. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang suatu saat akan tercipta karena kesulitan dalam menyediakan uang tunai pada jangka waktu tertentu.
Mungkin, Kesulitan ini terjadi pada penerima hutang tidak ada sanggup menjamin hartanya untuk bisa terjual di pasar. Karena hilangnya minat terhadap aset atau harta tersebut.
Contohnya, kalau pihak yang tidak sanggup membayar hutang pada tanggal jatuh tempo secara tunai. Padahal pihak tersebut mempunyai aset yang nilainya cukup untuk melunasi kewajiban.
Tetapi aset tersebut sulit dilikuidasi menjadi uang tunai atau aset.
5. Risiko Fluktuasi Kurs Mata Uang
Pada investasi jangka panjang, terkadang risiko perubahan kurs mata uang membuat investor kecewa. Karena mengarah kepada penurunan saat dikonversikan ke mata uang lokal.
Misalnya, Di Indonesia mengalami pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara lain. Risiko jenis ini disebut dengan exchange rate risk.
Contohnya, investor menanamkan modal yang mewajibkan mereka menggunakan mata uang Dollar. Disisi lain, kurs Rupiah terhadap Dollar mengalami penurunan sehingga investor harus mengeluarkan Rupiah dalam jumlah yang lebih besar.
6. Risiko Politik Terhadap Investasi Jangka Panjang
Terakhir, Resiko Politik bisa terjadi saat keamanan suatu negara tidak stabil. Investasi bisa saja ambruk jika negara semakin memburuk.
Investor harus berpikir ulang sebelum melakukan investasi jika suatu negara sedang dalam kondisi perang. Tetapi investasi akan berlangsung sehat jika keamanan negara pada situasi yang kondusif.
Yuk, daftar Investasiku sekarang. Pilihan saham favorit kamu ada di aplikasi InvestasiKu. Investasi mudah dan cepat mulai dari Rp100 ribuan aja!