Setiap pelaku bisnis atau investor tentu menginginkan profit dari usaha atau investasinya. Namun, tidak selalu setiap investasi atau operasi bisnis berujung pada keuntungan. Kadang-kadang, baik pelaku bisnis maupun investor bisa mengalami kerugian karena berbagai alasan.
Agar dapat meminimalkan risiko kerugian dan mengestimasi potensi keuntungan, sangat penting untuk melakukan perhitungan Return on Investment (ROI) yang teliti. Berikut adalah panduan mengenai cara menghitung ROI yang perlu kamu pahami sebelum memutuskan untuk terlibat dalam dunia bisnis atau investasi.
Apa Itu Return on Investment?
Return of Investment (ROI) merupakan persentase perubahan nilai investasi selama periode tertentu. Terminologi lain yang sering digunakan untuk merujuk pada ROI adalah Rate of Return (ROR), Rate of Profit (ROP), dan hasil. Perhitungan ROI melibatkan penilaian terhadap nilai saat ini, sejarah nilai investasi, dan proyeksi nilai di masa depan.
ROI berguna untuk mengestimasi potensi keuntungan atau kerugian dari investasi. Singkatnya, ROI dihitung dengan membandingkan nilai saat ini dengan nilai awal, kemudian hasilnya dikalikan 100%. Detail cara menghitung ROI akan dijelaskan lebih mendalam di bawah.
Dengan menggunakan ROI, kita bisa menilai apakah investasi tersebut menghasilkan keuntungan atau kerugian. Nilai persentase dari ROI mencerminkan kondisi tersebut. Jika nilainya positif, artinya investasi tersebut menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, jika nilainya negatif, artinya investasi tersebut mengakibatkan kerugian.
Penting untuk diingat bahwa hasil perhitungan ROI selalu disajikan dalam bentuk persentase, bukan dalam jumlah nominal keuntungan atau kerugian. Dengan demikian, investor dapat membandingkan ROI dari berbagai investasi untuk membuat keputusan yang lebih bijak. Perbandingan ini menjadi panduan untuk menentukan investasi yang layak dipertahankan dan mana yang sebaiknya dicairkan.
Variabel Penting Dalam ROI
Variabel kunci dalam menghitung ROI mencakup:
- Nilai awal investasi.
- Nilai investasi saat ini.
Selain kedua variabel utama tersebut, ada juga faktor-faktor lain yang memengaruhi ROI. Setidaknya, ada empat elemen yang perlu diperhatikan:
- Margin keuntungan, yang mengukur persentase keuntungan operasional dalam kaitannya dengan harga jual. Sebagai contoh, jika produk ABC dijual dengan harga Rp5.500 dan menghasilkan keuntungan Rp500 per item, maka margin keuntungannya adalah 10%.
- Tingkat efisiensi dalam mengelola aset operasional, atau yang dikenal sebagai "Turnover operating assets." Faktor ini mengevaluasi seberapa efisien perusahaan dalam mengelola uang tunai yang digunakan dalam operasinya.
- Rasio perputaran piutang, atau "Receivable turnover." Semakin tinggi dan lebih cepat perputaran piutang, semakin baik. Ini berarti modal yang digunakan untuk operasi bisnis bisa dikembalikan dengan cepat.
- Perputaran persediaan, atau "Inventory turnover." Semakin lancar aliran barang masuk dan keluar dari gudang, semakin efisien operasi bisnisnya.
Baca juga: Apa Itu ROE Saham, Manfaat, & Cara Menghitungnya
Cara Menghitung ROI
Setelah kita mengenal konsep ROI dan variabel yang diperlukan dalam perhitungannya, mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai cara menghitung ROI. Seperti yang dikutip dari Forbes, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
ROI = (Nilai Saat Ini - Nilai Asli) / Nilai Asli x 100%
Kamu juga dapat menggunakan rumus yang lebih sederhana dengan mempertimbangkan laba bersih dalam perhitungan:
ROI = (Laba Bersih / Nilai Asli) x 100%
Ingatlah untuk selalu menyajikan hasil perhitungan ini dalam bentuk persentase.
Sebagai contoh, bayangkan kamu telah berinvestasi dengan membeli 25 lot saham perusahaan XYZ senilai Rp5.000.000 pada tahun 2021. Pada tahun 2022, kamu menjual seluruh saham dengan harga Rp7.500.000. Menggunakan rumus di atas, hasil ROI nya adalah:
ROI = (7.500.000 - 5.000.000) / 5.000.000 x 100% = 50%
Dalam satu tahun, kamu berhasil meraih keuntungan investasi sebesar 50%. Namun, penting untuk diingat bahwa ini hanya merupakan perhitungan sederhana tanpa mempertimbangkan variabel sekunder yang telah dibahas sebelumnya.
Harap dicatat juga bahwa ROI tidak selalu positif. Sebagai contoh, jika nilai investasi kamu di perusahaan ABC turun akibat dampak pandemi. Yang awalnya menginvestasikan Rp10.000.000, tetapi nilai saham kamu turun menjadi Rp6.500.000. Jika kamu memutuskan untuk menjual saham pada saat itu, kamu akan mengalami kerugian sekitar 27%.
Itulah beberapa penjelasan mengenai Return on Investment. Mulai dari pengertian, variabel penting, dan cara menghitung ROI. Semoga bermanfaat ya!