Kalau kamu sedang belajar akuntansi, pasti sering menemukan istilah “akumulasi penyusutan”.
Pada dasarnya, istilah tersebut berkaitan erat dengan bagaimana pencatatan penurunan nilai aset tetap yang ada pada perusahaan.
Tentu saja, hal ini memiliki rumus tersendiri sehingga hitungan harus benar-benar teliti. Yuk, simak bagaimana penjelasannya berikut ini!
Pengertian Akumulasi Penyusutan
Akumulasi penyusutan adalah pencatatan terkait total penurunan nilai dari suatu aset tetap yang terjadi seiring berjalannya waktu dan pemakaian.
Aset tetap pada perusahaan biasanya seperti mesin, kendaraan, atau gedung, yang mana akan mengalami penurunan nilai karena usia dan penggunaan.
Kemampuan aset tetap dalam memberikan “jasanya” kepada perusahaan berupa kegiatan operasi pasti akan menurun seiring berjalannya waktu.
Nah, akumulasi penyusutan ini mencatat penurunan nilai tersebut secara kumulatif dari tahun ke tahun.
Biasanya, pencatatan akumulasi penyusutan ini dilakukan pada akhir periode akuntansi.
Baca Juga: Neraca Lajur ー Pengertian, Tujuan, Bentuk, Prosedur Pengisian, dan Contohnya
Rumus Menghitung Akumulasi Penyusutan
Untuk menghitung akumulasi penyusutan, kamu perlu mengetahui beberapa informasi dasar, yakni:
- Harga Perolehan: Biaya awal untuk memperoleh aset.
- Nilai Sisa: Perkiraan nilai aset setelah masa manfaatnya berakhir.
- Umur Ekonomis: Perkiraan lama aset dapat digunakan secara efektif.
Ada 2 metode yang biasa digunakan untuk menghitung akumulasi penyusutan ini yakni Metode Garis Lurus dan Metode Saldo Menurun.
Metode Garis Lurus
Metode ini lebih banyak digunakan karena memang paling sederhana.
Metode ini membebankan pada biaya penyusutan aset secara seimbang, seiring dengan pertambahan tahun umur aset (setiap tahunnya).
Rumusnya berupa:
Metode Saldo Menurun
Metode ini biasa digunakan oleh perusahaan untuk membebankan sebagian besar biaya penyusutan saja, tetapi di tahun awal penggunaan aset.
Alhasil, pada tahun-tahun berikutnya terutama saat aset telah kehilangan manfaat dan nilai, maka biaya depresiasi yang dibebankan perusahaan akan lebih kecil.
Rumusnya berupa:
Akumulasi Penyusutan= Faktor Depresiasi x *Nilai Aset Tersisa
*Nilai aset tersisa: jumlah nilai aset dikurangi total akumulasi penyusutan saat awal periode
*Faktor Depresiasi: membagi 100% dengan estimasi masa manfaat aset
Mengapa Akumulasi Penyusutan Penting dalam Akuntansi?
Akumulasi penyusutan berperan penting dalam akuntansi perusahaan:
1. Mencerminkan Nilai Aset yang Realistis
Melalui pencatatan akumulasi penyusutan, perusahaan dapat menunjukkan nilai aset yang lebih realistis di laporan keuangan.
2. Menentukan Laba Bersih yang Akurat
Penyusutan merupakan beban yang harus dikurangkan dari pendapatan, sehingga mempengaruhi perhitungan laba bersih perusahaan.
3. Perencanaan Keuangan yang Lebih Baik
Melalui akumulasi penyusutan, perusahaan dapat merencanakan penggantian aset yang sudah usang atau tidak efisien.
4. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi
Pencatatan akumulasi penyusutan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku memastikan laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya dan sesuai regulasi.
Baca Juga: 3 Komponen Neraca yang Tidak Boleh Terlewatkan dalam Laporan Keuangan
Mau Berinvestasi Untuk Keuntungan yang Lebih Maksimal?
Nah, itulah penjelasan tentang apa itu akumulasi penyusutan di dunia akuntansi. Mengingat setiap perusahaan itu pasti punya aset yang tidak akan abadi umurnya, maka harus dihitung akumulasi penyusutannya seiring berjalannya waktu.
Supaya perusahaan tetap memperoleh keuntungan maksimal, dapat juga berinvestasi saham. Wajar saja kok jika suatu perusahaan memiliki sebagian besar saham dari perusahaan lain.
Saat ini, juga sudah ada banyak rekomendasi aplikasi investasi, salah satunya InvestasiKu. Jadi, kamu dapat berinvestasi untuk mengoptimalkan keuangan perusahaan hanya lewat aplikasi saja.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.
Sumber:
Sari, Dian Indah. (2018). Analisis Depresiasi Aktiva Tetap Metode Garis Lurus dan Jumlah Angka Tahun PT Adira Dinamika. Jurnal Moneter: Vol V (1).