Bagi banyak orang, mengelola uang sering dianggap hal yang menakutkan, apalagi yang baru saja bekerja dan punya pendapatan sendiri.
Namun, sadarkah jika seiring berjalannya waktu kamu juga tidak boleh terus-menerus takut seperti itu. Manajemen keuangan ini harus kamu pupuk hingga usia lansia kelak.
Eits, jika kamu baru bertekad membentuk mindset mengelola keuangan baru pada saat ini, tidak apa-apa. Tidak terlambat sama sekali kok. Hal yang terpenting, kamu mau disiplin dalam membangun mindset ini.
Yuk, simak bagaimana membangun mindset mengelola keuangan dengan baik!
Mindset Itu Lebih dari Sekadar Angka
Pernahkah kamu melihat contoh langsung berupa 2 orang dengan pendapatan yang sama, tetapi memiliki perbedaan pengelolaan keuangan.
Satu orang selalu merasa kekurangan dan bahkan terlilit utang. Sementara satu orang lainnya justru mampu menabung, berinvestasi, dan menikmati hidup tanpa kecemasan finansial berlebihan.
Sebenarnya, kondisi seperti itu bisa jadi karena faktor lain seperti kebutuhan, jumlah anggota keluarga yang ditanggung, dan lainnya.
Namun, perbedaan di antara 2 orang tersebut seringkali terletak pada mindset mereka terhadap uang.
Singkatnya, mindset mengelola keuangan adalah kerangka berpikir yang memengaruhi bagaimana kamu memandang, menggunakan, dan merencanakan keuangan.
Jadi, mindset ini memang mencakup keyakinan, nilai, dan kebiasaan yang kamu miliki terkait uang.
Mindset yang positif dan terarah akan mendorong perilaku keuangan yang sehat. Misalnya seperti menabung secara teratur, berbelanja dengan bijak, dan menghindari utang konsumtif.
Sebaliknya, mindset yang negatif justru mampu menjebakmu dalam siklus pengeluaran berlebihan yang padahal tidak terlalu penting alias hedonisme.
Alhasil, kamu tabunganmu menjadi kurang atau bahkan tidak ada, kemudian pada akhirnya mengalami ketidakstabilan finansial.
Yuk, Bangun Pilar Mindset Keuangan yang Kuat Sejak Dini
1. Cari Duit itu Susah
Kamu harus selalu sadar dan berpikir bahwa uang adalah hasil dari usaha dan waktu yang sudah kamu curahkan selama ini.
Singkatnya, cari duit tuh susah. Jadi, lewat mindset itu kamu akan lebih menghargai uang dan berhati-hati dalam menggunakannya.
Contoh tindakan sembarangan dalam mengelola uang adalah dengan impulsif membeli barang bukan karena kebutuhan tetapi lucu saja.
Jika kamu melihat barang lucu atau keren di e-commerce maupun display toko, cukup tertawa then move on. Jangan langsung dibeli begitu saja padahal juga tidak terlalu butuh.
2. Kebutuhan VS Keinginan
Di zaman yang belanja saja sudah hanya lewat smartphone saja, justru membuat konsumerisme makin meningkat.
Nyatanya, kamu pasti sering terjebak dalam godaan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya juga tidak butuh-butuh amat.
Semakin dewasa, coba deh latih dirimu untuk membedakan antara kebutuhan primer dan keinginan sesaat.
Kebutuhan primer seperti makan, tempat tinggal, dan transportasi itu menjadi sesuatu yang apabila tidak dituruti akan mengganggu kelangsungan hidup.
Sementara kebutuhan sekunder bahkan tersier seperti gadget terbaru dan kopi setiap pagi itu hanya keinginan sesaat. Lagipula, hidupmu tidak akan berakhir begitu saja jika tidak minum kopi.
Prioritaskan pemenuhan kebutuhan sebelum memanjakan keinginan.
Jika masih tetap harus minum kopi, bisa diakali dengan menyeduh sendiri dari kopi sachetan.
3. Coba Menabung dan Berinvestasi
Perlahan, coba deh bangun mindset jangka panjang.
Pikirkan bahwa hidupmu itu masih panjang, sehingga masih tetap butuh finansial kedepannya.
Ingat, pekerjaanmu sekarang tidak akan bertahan abadi sampai akhir hayat. Akan ada masanya kamu harus pensiun atau bahkan risiko terburuk adalah PHK, sehingga tidak mendapatkan penghasilan lagi.
Jadi, persiapkan risiko dengan menyisihkan pendapatan secara rutin一meskipun jumlahnya kecil untuk menabung dan berinvestasi.
Sesuaikan saja profil risiko dengan pilihan instrumen investasi yang sekiranya cocok.
Misalnya, kamu seorang mahasiswa dengan uang saku bulanan Rp1.500.000.
Kamu masih bisa kok menabung dengan menyisihkan Rp150.000 setiap bulan ke rekening tabungan khusus.
Ingat, bedakan rekening sehari-hari dengan rekening tabungan. Jangan campurkan uang kebutuhan dengan tabungan, sebab nanti kamu tahu-tahu habis.
Setelah beberapa bulan, baru deh kamu belajar investasi. Untuk pemula, pilih investasi low risk-high return, seperti reksa dana pasar uang.
4. Menghindari Utang Konsumtif
Kamu harus mampu bedakan mana utang produktif dan utang konsumtif.
Utang produktif biasanya dilakukan oleh para pebisnis untuk modal usaha atau membeli aset. Jadi, seiring berjalannya waktu utang ini akan menjadi aset yang bernilai.
Sementara utang konsumtif adalah utang yang terjadi semata-mata karena konsumtif saja. Misalnya dengan membeli barang-barang yang tidak terlalu penting dalam jumlah banyak.
Biasanya, utang konsumtif ini terjadi karena kartu kredit. Sekarang ini, bahkan ada Pay Later.
Maka dari itu, tunda keinginan untuk membeli barang mahal jika memang belum memiliki cukup uang tunai.
Balik lagi ke poin nomor 2, apakah kamu benar-benar membutuhkan barang tersebut atau hanya sekadar menginginkannya.
5. Belajar dan Beradaptasi
Dunia keuangan itu tidak akan stagnan alias terus berubah.
Sekalipun kamu sudah dewasa, jangan sungkan untuk belajar hal baru terutama literasi keuangan.
Ada banyak cara untuk meningkatkan literasi keuangan ini. Misalnya dengan membaca buku, artikel, mengikuti seminar, atau mencari mentor yang berpengalaman.
Lagipula, sekarang ini sudah banyak sumber belajar yang gratis seperti YouTube hingga sosial media.
Jangan takut untuk bertanya dan terus belajar tentang berbagai instrumen keuangan dan strategi pengelolaan yang efektif.
Kamu juga harus mau beradaptasi dengan dunia digital. Misalnya, dulu untuk menabung dan investasi saja harus menuju ke kantor fisik.
Sekarang, kamu bisa melakukan itu semua hanya lewat aplikasi saja. Pun dengan berinvestasi.
6. Bersyukur dan Berbagi
Hal yang paling utama adalah miliki mindset positif dan rasa syukur atas apa yang kamu miliki selama ini.
Memang manusia itu adalah makhluk yang tidak pernah puas dengan apapun. Namun, bisa kok kamu memerangi pernyataan itu dengan terus bersyukur.
Selain itu, berbagi dengan sesama yang membutuhkan juga dapat memberikan perspektif lebih baik tentang kondisi keuanganmu.
TIPS!
- Gunakan aplikasi keuangan untuk mencatat pengeluaran, membuat anggaran, dan memantau investasi. Lebih efisien.
- Cari freelance untuk mengasah skill sekaligus menambah pundi-pundi keuangan.
- Evaluasi kembali semua layanan berlangganan. Tanyakan pada diri sendiri apakah semuanya benar-benar kamu butuhkan? Jika ternyata tidak butuh, batalkan saja yang memang tidak perlu untuk penghematan.
- Sebelum membeli barang atau jasa, luangkan waktu untuk membandingkan harga di berbagai tempat atau platform online. Cari dengan rate dan komentar baik.
- Tingkatkan keterampilan dan pengetahuanmu. Misalnya dengan ikut kelas bahasa, digital marketing, coding, dan lainnya supaya mampu meningkatkan potensi penghasilan di masa depan.
Mau Berinvestasi Lewat Aplikasi Secara Mudah?
Nah, itulah 6 mindset mengelola keuangan yang bisa kamu terapkan perlahan. Bisa kamu mulai bulan depan saat gajian, atau bahkan hari ini juga.
Mengelola keuangan pasti tidak akan jauh-jauh dari menabung dan berinvestasi. Pikirkan jenjang keuangan masa depanmu dengan berinvestasi. Ada banyak jenis instrumen investasi yang berisiko rendah, salah satunya reksa dana.
Berhubung sekarang ini segalanya sudah serba canggih, maka kamu bisa membeli sekaligus memantau reksa dana yang stabil hanya melalui aplikasi saja, salah satunya InvestasiKu.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.