Senin, 11 April 2022, PT Gojek Tokopedia Tbk dengan kode saham GOTO resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. GOTO mulai bisa diperdagangkan di pasar sekunder dengan harga pembukaan di Rp338/lembar.
Dengan dilepasnya 46,7 miliar lembar saham GOTO seri A, maka dana yang diraup GOTO dari aksi korporasi ini sebesar Rp15,8 Triliun atau jauh lebih rendah dibanding yang diperoleh BUKA saat IPO kemarin yang sebesar Rp21,32 Triliun namun market cap nya jauh melebih BUKA yaitu sekitar Rp400 Triliun sementara BUKA di kurang lebih Rp88 Triliun saat IPO nya.
Dana jumbo ini nantinya akan digunakan untuk modal kerja dan user engagement perseroan.
Saham free float per tanggal 11 April 2022 adalah sebanyak 781.657.936.056 saham atau 66 persen, terdiri dari jumlah saham yang di-lock up selama 8 bulan sebanyak 741.042.880.056 saham (62,57 persen) dan jumlah saham yang tidak di-lock up sebanyak 40.615.056.000 saham (3,43%).
Dari sisi kinerja, sejak didirikan pada 17 Mei 2021 silam, GOTO sudah merugi hampir Rp65 Triliun namun dengan aksi “bakar duit” nya, akhirnya GOTO sukses menjadi pemimpin di industrinya.
Namun hasil dari penilaian nilai wajar saham GOTO oleh pihak independent (dalam hal ini PT Ernest & Young) diperolehlah angka yaitu Rp109 Triliun dengan memperhitungkan potensi ekonomi yang timbul dari penggabungan dua perusahaan raksasa ini.
Baca juga: PPN Naik Jadi 11% per hari Ini
Key Takeaway
Berbeda dengan BUKA, di GOTO ini, perusahaan menerapkan beberapa skema yang harapannya harga sahamnya tidak bernasib sama dengan BUKA seperti dual voting, green shoe, lock-up saham milik para founder, juga para pemegang saham GOTO sebelum IPO yang diisi oleh perusahaan raksasa dunia seperti Tencent, Facebook, Visa dan dari Indonesia (meski porsinya kecil) yaitu ASII, dan TLKM yang harapannya menjadikan perusahaan ini semakin besar kedepannya sesuai dengan hasil perhitungan PT Ernest & Young.
Download InvestasiKu sekarang