Ternyata semakin banyak konglomerat Indonesia yang ikut berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Ada beberapa konglomerat RI yang ikut berinvestasi, siapa saja mereka? Yuk, kita simak artikel berikut ini!
10 Konglomerat Lokal yang Investasi di IKN
Berikut ini profil konglomerat lokal yang berinvestasi di IKN, yang dilansir dari beberapa sumber:
-
Anthony Salim
Anthony Salim, kabarnya bakal jadi salah satu investor utama di proyek yang Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ini bukan hal aneh, karena beliau adalah anak dari Sudono Salim, pengusaha hebat yang mendirikan Salim Group. Liem Hong Sien, nama aslinya, lahir di Kudus, Jawa Tengah pada tanggal 25 Oktober 1949.
Sebagai anak bungsu dalam keluarga Sudono Salim dan Lie Las Niao, Anthony juga mewarisi bisnis besar ayahnya, yaitu Salim Group, yang bergerak di berbagai sektor industri.
Salim Group, bersama dengan Indomobil Group, punya beberapa saham di Bursa Efek Indonesia melalui perusahaan-perusahaan seperti PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS), PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP).
Kabarnya, Anthony Salim juga mulai terlibat dalam saham PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) melalui perusahaan yang berbeda dari Indomobil Group.
- Sugianto Kusuma
Sugianto Kusuma, yang juga dikenal dengan sebutan Aguan, adalah otak di balik kesuksesan Agung Sedayu Group, perusahaan pengembang properti yang berlokasi di Jakarta.
Sejak berdiri pada tahun 1971, Agung Sedayu Group telah membangun reputasi sebagai ahli dalam memberikan solusi one-stop living dan bisnis yang menggabungkan kenyamanan dan gaya hidup modern.
Bisnis properti yang dimiliki oleh Aguan Sugianto ini memiliki lima segmen utama. Yaitu mencakup pembangunan kota & kawasan, gedung-gedung pencakar langit, hotel & resor, pusat perbelanjaan, dan proyek komersial.
Di bawah bendera Agung Sedayu, kamu akan menemukan beragam proyek yang sangat hebat.
Mulai dari kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Puri Mansion, Senayan Golf Residance, District 8, Senayan Residence, Kelapa Gading Square, Harris Puri, Mall of Indonesia, Ashta District, hingga The Dharmawangsa Square.
-
Frank Wijaya
Franky Widjaja, adalah anak dari pendiri Grup Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, yang wafat pada Januari 2019 di usia 95 tahun, Beliau mengemban peran sebagai pemimpin di perusahaan raksasa minyak kelapa sawit, yaitu Golden Agri-Resources.
Sementara itu, putranya, Oei Hong Leong, mengelola investasi dari pusat keuangan Singapura.
Franky adalah salah satu figur utama di Grup Sinar Mas, yang berfokus pada tujuh pilar bisnis yang mencakup industri kertas (pulp and paper), agribisnis kelapa sawit, sektor perbankan dan asuransi, properti, energi dan pertambangan, telekomunikasi, serta sektor kesehatan melalui Eka Hospital.
Grup Sinar Mas memiliki banyak bisnis yang sudah IPO di Bursa Efek Indonesia, dengan perusahaan-perusahaan seperti PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA), PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), dan Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) dalam portofolio mereka.
Selain itu, Franky juga memegang saham di PT Bumi Resources Tbk. (BUMI).
-
Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu, pernah menduduki peringkat ketujuh dalam daftar orang terkaya di Indonesia menurut Forbes. Kekayaan Beliau mencapai USD4,9 miliar atau setara dengan Rp76 triliun pada bulan Desember 2022.
Prajogo memulai perjalanan karirnya di PT Djajanti Group yang dimiliki oleh Sun On pada tahun 1969. Setelah 7 tahun bekerja keras, Beliau naik pangkat menjadi general manager di Plywood Nusantara.
Hanya dalam satu tahun, dia memutuskan untuk merintis bisnis sendiri. Awalnya, Beliau membeli CV Pacific Lumber Coy dengan modal pinjaman dari bank.
Perusahaan tersebut tumbuh sukses. Pada tahun 1993 berhasil mencatatkan di BEI, kemudian berganti nama menjadi PT Barito Pacific pada 2007.
Bisnisnya terus berkembang dan berkolaborasi dengan anak-anak mantan Presiden Soeharto hingga pengusaha lainnya.
Kekayaan Prajogo Pangestu sebagian besar berasal dari bisnisnya di PT Barito Pacific Tbk., yang bergerak di sektor petrokimia dan energi.
Beliau memiliki sejumlah saham di perusahaan yang terdaftar di BEI, termasuk PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA), dan anak usaha yang berencana mencatatkan sahamnya, yaitu PT Barito Renewables Energy. (BREN).
-
Pui Sudarto
Pui Sudarto adalah pemilik PT Pulauintan Bajaperkasa Konstruksi alias Pulauintan yang telah berdiri sejak 30 Juli 1990.
Beliau dikenal sebagai pengusaha sukses dalam berbagai sektor, termasuk tekstil, manajemen properti, kesehatan, serta jasa kebersihan dan keamanan.
Meskipun berasal dari keluarga sederhana keturunan Tionghoa, Pui lahir di Singkawang, Kalimantan Barat. Ayah dan ibunya pindah ke Singkawang dan bertahan hidup dengan berladang dan berdagang.
Pui adalah alumni Teknik Sipil Universitas Kristen Krida Wacana. Gelarnya dalam ilmu tersebut digunakan untuk memulai proyek-proyek kecil seperti renovasi rumah.
Seiring berjalannya waktu, Beliau sukses mendirikan perusahaan konstruksi nasional, yaitu Pulau Intan.
Nama Pulau Intan berasal dari marga keluarga Pui, yang juga terkait dengan Pulau Intan Baja dan Pulau Intan Lestari, yang fokus pada bisnis tekstil.
Baca Juga: 27+ Daftar Perusahaan Tambang Batubara di Kalimantan Timur
-
Garibaldi
Garibaldi atau yang akrab disapa Boy Thohir, adalah kakak dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Boy dikenal sebagai sosok yang lebih dominan dalam industri batu bara dan kepemilikan tanah yang sangat luas.
Dia menjabat sebagai Direktur Utama di Adaro Group, yaitu perusahaan yang merupakan salah satu pemain utama dalam ekspor batu bara di tingkat global
Selain itu, Boy juga memiliki properti luas yang digunakan sebagai kawasan industri hijau di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Melansir dari cnbcindonesia, Boy Thohir juga memiliki kepemilikan saham di beberapa perusahaan ternama.
Mulai dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk yang sekarang telah berubah nama menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO), PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF), PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (TRIM), PT Adi Sarana Pratama Tbk. (ASSA), PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA), dan yang terbaru PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).
-
Soeryadjaya
Soeryadjaya adalah sosok yang selalu dikaitkan dengan perusahaan PT Astra International.
Perusahaan ini didirikan oleh pengusaha bernama William Soeryadjaya, yang akrab disapa Oom Willem, pada tahun 1957.
Namun sejak saat itu, kepemilikan saham pengendali Astra bukan lagi berada di tangan keluarga Soeryadjaya.
Hal ini dipengaruhi oleh situasi yang melibatkan anak Oom Willem, yaitu Edward Soeryadjaya, yang terjerat dalam masalah utang selama krisis moneter.
Anak sulung William tersebut memiliki usaha di bidang perbankan, yaitu Bank Summa dan menghadapi masalah utang yang cukup besar, mencapai Rp1,2 triliun, hingga utang sebesar Rp500 miliar pada tahun 1992. Akhirnya, Bank Summa harus ditutup oleh pemerintah pada akhir tahun tersebut.
Walaupun masalah tersebut berasal dari anak usaha putranya, William Soeryadjaya turun tangan dengan menjual 100 juta saham Astra yang dimilikinya untuk membantu Edward.
Sejak saat itu, nama Soeryadjaya tidak lagi menjadi bagian dari Astra International. Sementara William Soeryadjaya meninggal dunia pada tahun 2010.
-
Eka Tjandranegara
Eka Tjandranegara adalah Direktur Utama Mulia Group yang merupakan pemilik sejumlah bangunan pencakar langit dan properti mewah di berbagai lokasi di Indonesia.
Properti yang dimilikinya antara lain Wisma Mulia yang mencapai dengan 57 lantai, Mal Taman Anggrek, hingga resort mewah yaitu Mulia Resort, yang terletak di Bali.
Mulia Group sendiri berdiri pada tahun 1970, yang didirikan oleh Eka Tjandranegara bersama dengan ayahnya, Tjandra Kusuma, adiknya Gunawan Tjandra, dan kakaknya, Djoko S Tjandra.
Sayangnya, sang kakak Djoko S Tjandra, tersangkut dalam kasus korupsi pada tahun 1999, terkait dengan pengalihan tagihan piutang senilai Rp789 miliar dari Bank Bali dan Bank Umum Nasional.
Dari pengalihan tersebut, Djoko dituduh mendapat keuntungan sebesar Rp546,1 miliar.
Sementara itu, PT Mulia Industrindo Tbk. (MLIA) mencatatkan penjualan sebesar Rp2,3 triliun selama paruh pertama tahun 2023. Selain itu, perusahaan juga mencapai laba bersih sebesar Rp256 miliar.
-
Djoko Susanto
Djoko Susanto adalah salah satu deretan orang terkaya di Indonesia, Beliau juga turut andil dalam pembangunan IKN dengan kekayaannya yang mencapai USD4,3 miliar.
Kisah sukses Djoko dimulai saat dia mendirikan 560 gerai warung kelontong yang tersebar di berbagai pasar tradisional.
Keberhasilannya menarik perhatian Putera Sampoerna pada tahun 1989, yang kemudian berkolaborasi dengan Djoko untuk membuka 15 kios rokok di Jakarta.
Perjalanan menuju lahirnya Alfamart dimulai ketika Alfa Toko Gudang Rabat didirikan yang berfungsi sebagai toko grosir berlokasi di gudang milik keluarga Sampoerna di Jalan Lodan, Jakarta Pusat.
Dari sinilah Alfamart tumbuh pesat dan berkembang, mengembangkan bisnis ritel lainnya seperti Alfamidi dan Lawson.
Kedua perusahaan dengan merek Alfa tersebut saat ini tercatat di Bursa Efek Indonesia dan memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp121 triliun.
-
Kuncoro Wibowo
Kuncoro adalah pengusaha sukses yang memulai perjalanan bisnisnya dengan mendirikan Kawan Lama Group. Awalnya, bisnis ini berawal dari sebuah toko perkakas yang hanya berukuran 3x3 meter yang dimiliki oleh ayahnya, Wong Jin, pada tahun 1955.
Toko perkakas tersebut berlokasi di kawasan Glodok, Jakarta Pusat. Kuncoro mewarisi dan mengembangkan bisnis yang dimulai oleh sang ayah hingga tumbuh menjadi perusahaan besar yang membawa merek Ace Hardware AS ke Indonesia.
PT Ace Hardware Tbk. kemudian berubah nama menjadi PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) telah sukses menjelma menjadi perusahaan ritel terkemuka di Indonesia.
Pada semester pertama tahun 2023, perusahaan ini mencatatkan penjualan sebesar Rp3,6 triliun, dengan laba bersih mencapai Rp304 miliar dalam periode yang sama.
Hingga kuartal pertama tahun 2023, Ace Hardware telah mengoperasikan 228 gerai di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.
Baca Juga: 9 Naga di Indonesia, Siapa Paling Kaya?
Mau Berinvestasi Saham di Perusahaan Konglomerat Tersebut?
Itulah beberapa konglomerat yang berinvestasi di proyek lokal yaitu Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kabar baiknya kamu juga bisa loh beli perusahan yang dimiliki oleh para konglomerat yang sudah disebutkan tadi. Kamu bisa beli perusahaan Indofood, Alfamart, hingga perusahaan batu bara dengan cara membeli saham perusahaan tersebut.
Nah, kalau kamu mau investasi, pakai aplikasi InvestasiKu yang menyediakan berbagai produk dan fitur unggul, baik untuk investor pemula maupun profesional.