SAHAM
 

Saham Defensif: Prospek Bisnis dan Tantangan dari 6 Sektor Saham yang Tahan Krisis  

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 22 Sep 2025 - Reviewed by Revo Gilang Firdaus M.

 

Ingatkah kamu saat pandemi Covid-19 yang seketika menciptakan keresahan dari berbagai aspek termasuk ekonomi? Yap, saat itu perekonomian terhenti dan pasar saham merosot. 

Namun ternyata, ada beberapa sektor yang masih bertahan dari krisis pandemi Covid-19 meskipun sektor lain justru mengalami penurunan. Saham yang cenderung lebih stabil saat krisis atau perekonomian tidak menentu disebut saham defensif (defensive stock).

Apa saja sektor saham yang tahan krisis terutama saat pandemi Covid-19 silam? Apakah itu berarti saham defensif ini berpeluang untung untuk jangka panjang? Langsung saja simak penjelasannya berikut!

 

Apa Itu Saham Defensif?

Saham defensif adalah jenis saham yang cenderung lebih stabil saat masa resesi atau perekonomian tidak menentu. Sektor saham defensif mampu bertahan saat krisis karena menyediakan barang atau jasa yang berkaitan dengan kebutuhan primer. Jadi, produksinya akan terus dibutuhkan masyarakat kapanpun, bahkan ketika daya beli menurun.

Contoh sektor saham yang tahan krisis yakni:

  • Sektor kesehatan
  • Sektor konsumer primer
  • Sektor telekomunikasi
  • Sektor utilitas
  • Sektor teknologi
  • Sektor logistik

Ambil contoh saat pandemi Covid-19 kemarin, banyak saham anjlok akibat perlambatan ekonomi. Namun, delapan sektor saham defensif tersebut justru tetap bertahan atau bahkan melonjak karena permintaan produk dan jasanya justru meningkat.

Baca Juga: 7 Perbedaan Consumer Cyclical dan Non Cyclical dari Berbagai Aspek

6 Sektor Saham yang Tahan Krisis 

1. Sektor Kesehatan

Sadarkah kamu bahwa seluruh aspek dari sektor kesehatan menjadi garda terdepan selama pandemi Covid-19 silam? Mulai dari tenaga kesehatan yang berjasa, hingga keberadaan obat-obatan yang terus dibutuhkan oleh masyarakat. 

Permintaan terhadap obat-obatan, vitamin, alat kesehatan, hingga jasa rumah sakit pun melonjak drastis. Jika dikaitkan dengan pasar modal, saham perusahaan kesehatan jelas mengalami lonjakan minat investor karena menjadi penyedia kebutuhan vital.

Kebutuhan produksi obat-obatan akan kian meningkat seiring dengan populasi Indonesia yang bertambah setiap harinya. Selain itu, tren gaya hidup sehat juga berpengaruh dalam peningkatan permintaan vitamin dan suplemen. 

Sekalipun sektor kesehatan termasuk saham defensif, tetapi tetap saja memiliki tantangan yakni:

  • Regulasi ketat dari pemerintah terkait harga obat dan layanan medis,
  • Persaingan ketat antara perusahaan lama dengan startup kesehatan digital,
  • Ketergantungan bahan baku impor (BBO) yang bisa mengganggu produksi bila ada krisis global.

Emiten Sektor Kesehatan

Berikut beberapa emiten sektor kesehatan yang bisa kamu investasikan. Klik kode sahamnya untuk tahu harga saham dari emiten tersebut. 

  • Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. - MIKA
  • Siloam International Hospitals Tbk. - SILO
  • Kalbe Farma Tbk. - KLBF
  • Prodia Widyahusada Tbk. - PRDA
  • Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk. - SIDO

Baca Juga: Saham PRDA - Profil, Kinerja Keuangan, Riwayat Dividen, dan Prospek Bisnisnya

 

2. Sektor Konsumer Primer

Sektor konsumer primer biasanya disebut sebagai consumer non-cyclical. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup. 

Jika kebutuhan primer ini tidak dipenuhi, maka dapat berpengaruh pada kelangsungan hidupnya. Kebutuhan primer ini berupa pangan dan barang rumah tangga, yang mana tetap berjalan saat krisis melanda. 

Saat pandemi Covid-19 silam, masyarakat tetap membeli beras, minyak goreng, mie instan, produk susu, sabun, dan kebutuhan pokok lainnya. Pada suatu waktu, bahkan terjadi panic buying yang menyebabkan stok sembako di suatu tempat perbelanjaan menjadi kosong dalam beberapa hari. 

Ketika pandemi sudah usai pun, masyarakat masih tetap membutuhkan sembako untuk kelangsungan hidupnya. Ditambah lagi, fakta bahwa populasi Indonesia terus bertambah dengan mayoritas pengeluaran rumah tangga adalah untuk kebutuhan pangan. 

Di sisi lain, emiten sektor konsumer primer ini terus berinovasi pada produknya. Mulai dari produk yang siap dimakan langsung (ready to eat), makanan sehat, hingga makanan berkemasan kecil yang murah untuk masyarakat menengah ke bawah. 

Sayangnya, tetap saja sektor ini memiliki tantangannya. Salah satunya ketergantungan pada bahan baku impor pada produksi gula, gandum, maupun susu bubuk. 

Melansir dari bipk.uma.ac.id, hingga pertengahan Juli 2025 ini Indonesia masih bergantung pada impor gandum yang menjadi bahan baku mie dan roti. Padahal sejatinya, Indonesia berpeluang besar untuk produksi gandum sendiri karena beberapa wilayah memiliki kondisi iklim yang cocok seperti di Sumatera dan Jambi. 

Emiten Sektor Konsumer Primer

Berikut beberapa emiten sektor konsumer primer yang bisa kamu investasikan. Klik kode sahamnya untuk tahu harga saham dari emiten tersebut.

  • Salim Ivomas Pratama Tbk. - SIMP
  • Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. - ICBP
  • Mayora Indah Tbk. - MYOR
  • Astra Agro Lestari Tbk. - AALI
  • Sumber Alfaria Trijaya Tbk. - AMRT

 

3. Sektor Telekomunikasi

Saat pandemi Covid-19, semua masyarakat diwajibkan bekerja dari rumah, sekolah daring. dan bahkan berbelanja saja secara online. Yap, kala itu kebutuhan internet melonjak sekaligus menciptakan sistem baru berupa work from home (WFH) maupun hybrid.

Secara langsung justru membuka peluang baru untuk beberapa industri seperti  e-commerce, fintech, dan layanan hiburan berbasis internet. Sayangnya, tetap saja saham sektor ini memiliki tantangan dalam bisnis, salah satunya tingginya kebutuhan belanja untuk modal teknologi baru. 

Emiten Sektor Telekomunikasi

Berikut beberapa emiten sektor telekomunikasi yang bisa kamu investasikan. Klik kode sahamnya untuk tahu harga saham dari emiten tersebut.

  • Telkom Indonesia Tbk. - TLKM
  • Indosat Tbk. - ISAT
  • XL Axiata Tbk. - EXCL
  • First Media Tbk. - KBLV
  • Link Net Tbk. - LINK

 

4. Sektor Utilitas

Utilitas adalah layanan yang mendukung aktivitas sehari-hari seperti listrik, air, hingga energi. FYI, sebenarnya telekomunikasi termasuk utilitas juga terutama telepon dan konektivitas internet. 

Meski terjadi krisis, konsumsi listrik rumah tangga dan air tetap berjalan. Terlebih lagi saat pandemi, permintaan sektor utilitas akan kian bertambah karena aktivitas lebih banyak di rumah.

Berhubung kebutuhan masyarakat akan utilitas kian meningkat, maka pemerintah menciptakan energi terbarukan seperti PLTS, PLTA, dan bioenergi. Salah satunya PLTS Cirata di Jawa Barat yang menjadi PLTS terbesar di Asia Tenggara. 

Namun tetap saja, sektor utilitas punya tantangannya. Salah satunya adalah tarif listrik dan air yang diatur oleh pemerintah, sehingga margin pun terbatas. 

Emiten Sektor Utilitas

Berikut beberapa emiten sektor utilitas yang bisa kamu investasikan. Klik kode sahamnya untuk tahu harga saham dari emiten tersebut.

  • Perusahaan Gas Negara Tbk. - PGAS
  • Cikarang Listrindo Tbk. - POWR
  • Barito Renewables Energy Tbk. - BREN
  • Kencana Energi Lestari Tbk. - KEEN
  • Chandra Daya Investasi Tbk. - CDIA

Baca Juga: 6 Saham Milik Prajogo Pangestu, Jadi Andalan di Kalangan Investor!

5. Sektor Teknologi

Melansir dari Liputan Enam, saham sektor teknologi sukses mencatatkan kinerja baik atas ketahanan penghasilan selama Covid-19. Keberadaan sektor ini juga sejalan dengan sektor telekomunikasi, yang mana dibutuhkan oleh masyarakat untuk beraktivitas di rumah. 

Mulai dari work from home (WFH), mengikuti pembelajaran lewat Zoom atau Google Meet, mengikuti pelatihan berbasis aplikasi, menonton streaming, gaming, hingga berbelanja online. Alhasil, prospek bisnis sektor ini kian meluas ke pembayaran digital dan sistem Pay Later

Sayangnya, masih banyak perusahaan teknologi yang belum profit. Terlebih lagi, adanya persaingan sengit dari emiten global seperti Shopee dan TikTok Shop. 

Pada tahun 2024, GoTo yang mana menaungi Tokopedia telah menjual 75% saham Tokopedia ke ByteDance yang merupakan induk TikTok.

Emiten Sektor Teknologi

Berikut beberapa emiten sektor teknologi yang bisa kamu investasikan. Klik kode sahamnya untuk tahu harga saham dari emiten tersebut.

  • GoTo Gojek Tokopedia Tbk. - GOTO
  • DCI Indonesia Tbk. - DCII
  • Solusi Sinergi Digital Tbk. - WIFI
  • Multipolar Technology Tbk. - MLPT
  • Elang Mahkota Teknologi Tbk. - EMTK

 

6. Sektor Logistik

Saat pandemi, logistik justru menjadi urat nadi ekonomi karena lonjakan belanja online. Perusahaan jasa kurir, pergudangan, dan transportasi barang justru berkembang. Eksistensi sektor logistik berkaitan erat dengan infrastruktur karena logistik juga membutuhkan jalan tol, pelabuhan, dan bandara sebagai sarana mereka. 

Sayangnya, biaya bahan bakar yang tinggi turut menekan margin. Terlebih lagi, karena infrastruktur belum merata maka distribusi barang ke luar Pulau Jawa akan lebih mahal dan lambat.  

Emiten Sektor Logistik

Berikut beberapa emiten sektor logistik yang bisa kamu investasikan. Klik kode sahamnya untuk tahu harga saham dari emiten tersebut.

  • Samudera Indonesia Tbk. - SMDR
  • Adi Sarana Armada Tbk. - ASSA
  • Trimitra Trans Persada Tbk. - BLOG
  • Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari - ELPI
  • Armada Berjaya Trans Tbk. - JAYA

Baca Juga: 37 Saham Sektor Transportasi dan Logistik Beserta Prospek Bisnisnya

Mau Untung dari Saham Defensif?

Nah, itulah penjelasan tentang apa sektor saham defensif yang masih stabil dan bahkan melonjak saat krisis ekonomi seperti pandemi Covid-19 silam. 

Dari 6 sektor tersebut, sebenarnya sektor infrastruktur turut masuk tetapi bersifat semi-defensif alias tidak se-stabil sektor kesehatan atau konsumer primer.  

Trik jitunya, kamu bisa membangun diversifikasi portofolio pada 6 sektor tersebut untuk investasi jangka panjang. Saham-saham defensif tersebut dapat kamu investasikan melalui aplikasi InvestasiKu

Jangan khawatir, aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga legal dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.

Sumber: 

Mahanani, D. A., DPW, I. A., & Damayanti, R. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Harga Saham Pada Sub Sektor Telekomunikasi Yang Terdaftar Di BEI. Tirtayasa Ekonomika, 16(2), 238-252.

Sahetapy, K. A., & Tanasale, A. (2023). Performa Defensive Stocks pada Era Covid-19: Penelitian pada Perusahaan Pertanian di Indonesia. SEIKO: Journal of Management & Business, 6(2.1).

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.service@megasekuritas.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2025 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO