Setiap investor pasti ingin keuntungan maksimal. Wajar saja.
Nah, kunci dalam investasi saham adalah PnL alias Profit and Loss, yang diartikan sebagai untung dan rugi.
Sebenarnya, jika dalam konteks bisnis PnL ini mengacu pada laporan laba dan rugi dari sebuah perusahaan.
Yuk, simak penjelasan apa itu PnL dalam dunia investasi saham.
Apa Itu PnL Saham?
PnL saham adalah “hasil” dari keputusan investasi saham yang merujuk pada keuntungan atau kegagalan dari strategi yang telah diterapkan.
PnL ini tentunya berkaitan erat dengan prinsip investasi yaitu high risk high return dan low risk low return.
Artinya, semakin tinggi potensi keuntungan investasi saham, maka akan semakin tinggi pula risikonya. Pun sebaliknya.
Maka dari itu, sebelum kamu menanamkan modal pada saham sektor manapun, kamu harus mencermati profil risiko terlebih dahulu.
Ingat, jangan pernah berinvestasi saham yang berisiko tinggi dengan uang panas. Jika sudah demikian, justru akan merugikanmu di masa depannya.
Cara kerjanya sederhana.
Jika harga jual saham lebih tinggi dari harga beli maupun biaya transaksi, maka kamu akan memperoleh profit alias keuntungan.
Sebaliknya, apabila harga jual malah lebih rendah, maka kamu akan mengalami loss alias kerugian.
Baca Juga: Apa Itu Spekulasi? Ini Pengertian, Faktor Pengaruh, dan Jenisnya dalam Investasi Saham
Jenis PnL dalam Saham
Seperti yang tertulis sebelumnya, PnL saham adalah selisih antara harga jual dan harga beli suatu saham, baik itu ditambah atau dikurangi dengan biaya transaksi. Misalnya berupa brokerage fee, pajak, dll.
Ada dua jenis PnL saham, yakni:
1. Realized PnL (PnL Terealisasi)
Adalah keuntungan atau kerugian yang kamu dapatkan setelah menjual saham.
Biasanya, angka keuntungan ini akan terlihat pada saldo kas milikmu.
2. Unrealized PnL (PnL Belum Terealisasi)
Adalah keuntungan maupun kerugian yang "di atas kertas" atas hasil transaksi investasi saham.
Misalnya, kamu beli saham seharga Rp1.000. Lalu, sekarang harganya menjadi Rp1.200.
Maka, kamu akan dapat unrealized profit sebesar Rp200 per saham.
Sebaliknya, jika harganya turun menjadi Rp800, kamu akan dapat unrealized loss sebesar Rp200 per saham.
Unrealized PnL ini bersifat fluktuatif dan dapat berubah setiap saat seiring pergerakan harga saham.
Baca Juga: 42+ Daftar Saham Teknologi di Indonesia yang Cocok untuk Jangka Panjang
Kaitannya dengan Prinsip Investasi
Kamu pasti sudah tahu dong bagaimana prinsip investasi.
Yap, High Risk, High Return – Low Risk, Low Return alias semakin tinggi risiko maka akan semakin tinggi pula keuntungan yang didapatkan. Pun sebaliknya.
Prinsip ini menggarisbawahi bahwa potensi keuntungan maupun kerugian akan selalu berbanding lurus dengan tingkat risiko yang diambil.
-
High Risk, High Return
Investasi dengan risiko tinggi akan berpotensi menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar dalam waktu singkat. Namun, potensi kerugiannya pun sama besar.
Biasanya terjadi pada saham-saham dengan volatilitas tinggi, saham dari perusahaan start-up yang sedang berkembang, atau bahkan saham-saham di sektor yang sedang booming.
Investor yang berani mengambil risiko tinggi, akan selalu berharap bisa "menggandakan" uangnya dengan cepat. Namun ingat, mereka juga harus siap menghadapi skenario terburuk yakni kerugian.
-
Low Risk, Low Return
Sebaliknya, investasi berisiko rendah cenderung menawarkan potensi keuntungan yang lebih moderat. Namun, akan selalu disertai risiko kerugian yang lebih kecil.
Biasanya terjadi pada saham-saham blue-chip, obligasi pemerintah, atau reksa dana pasar uang.
Investor cenderung menghindari risiko demi keamanan modal mereka, meskipun itu berarti pertumbuhan kekayaan juga lebih lambat, tetapi tetap stabil.
Baca Juga: Penjelasan High Risk High Return Investasi Saham
Mau Dapat PnL Saham dari Emiten Ternama?
Nah, itulah penjelasan tentang apa itu PnL saham yang akan selalu berkaitan erat dengan prinsip investasi. Ingat, sebelum investasi apapun, kamu harus mempertimbangkan profil risiko.
Jika kamu ingin berinvestasi saham dengan harga yang relatif stabil dan “aman”, maka pilih saham blue chip dari emiten ternama.
Contohnya seperti BBCA, ANTM, BBHI, ADRO, ASII, TLKM, AMRT, BFIN, EMTK, dan masih banyak lainnya.
Manfaatkan platform investasi digital yang semakin mudah diakses dengan modal kecil, salah satunya InvestasiKu. Sekalipun kamu masih pemula, tetap harus konsisten untuk berinvestasi setiap bulannya.
Tenang saja, ada banyak opsi instrumen investasi yang bisa kamu pilih, terutama dengan menyesuaikan profil risiko. Mulai dari saham, reksa dana, hingga obligasi.
Kamu bisa berinvestasi hanya lewat smartphone saja, salah satunya lewat aplikasi InvestasiKu.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.