Daftar Isi
Tahukah kamu, bahwa bid offer, sangat penting untuk analisa saham, terlebih untuk Kawan Visto yang ingin trading jangka pendek.
Sebelum bahas fake bid & fake offer, pelajari artikel tentang Bid & Offer dulu yuk!
Pasalnya, dari analisa bid offer, para trader bisa mengetahui seberapa besar nilai jual beli secara real time.
Tapiiii.. Jika kamu hanya menganalisis melalui analisis bid offer saja tidak cukup. Mengapa?
Nah, di sini Kawan Visto wajib tahu, bahwa dalam praktiknya, bid offer seringkali digunakan sebagai senjata para bandar, untuk mengelabui trader lain.
Atau istilah populernya adalah fake bid dan fake offer. Di mana fake bid-offer bisa disebut sebagai jebakan bandar.
Nah, biar kamu tidak terjebak dalam bid offer palsu, yuk bahas lebih dalam terkait fake bid dan fake bid, biar nggak kena tipu.
Apa Itu Fake Bid dan Fake Offer?
Istilah fake bid dan fake offer, sering disebut sebagai bid offer palsu. Di mana aktivitas ini biasa dilakukan oleh para whale atau bandar, yang memiliki modal sangat besar.
Di sinilah (contohnya) bandar akan memanfaatkan psikologi ritel, untuk menjebak melalui bid offer. Caranya bandar akan melakukan aktivitas yang berbeda, dengan hasil bacaan atau analisa para ritel.
Pastikan kamu lanjutin baca artikelnya supaya nggak diguyur bandar.
Baca juga: Trader Udah Paham Breakout Saham Belum?
Seperti Apa Fake Bid dan Fake Offer?
Pernah liat Bid/Offer Saham yang tebal, nggak?
Nah, itu bisa jadi salah satu ciri-ciri saham akan naik (pada kolom bid) atau ciri saham akan turun (kolom offer).
Hal ini perlu diwaspadai, karena jika ada bid/offer yang tebal, kemungkinan adalah ulah bandar.
Misal, pada pukul 9:30 terlihat antrean lot yang tebal pada kolom bid. Nah, di situ bandar akan melihat, apakah ada ritel-ritel polos yang akan ikutan beli atau nggak.
Ketika dilihat pada pukul 11.00 banyak ritel yang ikutan, bandar akan langsung membatalkan antrean beli (pada kolom bid). Inilah yang disebut Fake Bid.
Atau bandar sengaja membiarkan para ritel ikut beli, diikuti dengan kenaikan harga saham, yang cukup signifikan.
Tapi, ketika pergerakan saham lagi tinggi-tingginya, bandar justru menjual saham. Sehingga, para ritel yang nggak ikutan jual saham, akan ‘nyangkut’.
Pada istilah fake bid, bisa juga diartikan sebagai cara bandar untuk ‘menyingkirkan’ ritel-ritel kecil agar tidak ikutan.
Misal, sahamnya lagi uptrend dan bandar tetap ingin menaikkan harga, di satu kondisi yang sama, bandar juga berniat untuk nurunin para “penumpang gelap”.
Nah, maksud dari penumpang gelap ini adalah para ritel yang nggak diajak naik.
Nah kalo Fake Order itu kebalikan dari Fake Bid.
“Kirain turun, ternyata naik bund”
Fake Bid & Fake Offer Biasanya Ditemukan di Saham Gorengan, Kenapa?
Singkatnya, saham gorengan adalah saham yang sangat mudah bagi para bandar, untuk menciptakan pergerakan saham yang signifikan.
Berikut ciri-ciri saham gorengan:
1. Pergerakan Harga yang Tidak Wajar
2. Kapitalisasi Rendah
3. Kenaikan Harga Tidak Sebanding Dengan Kinerja
4. Mencerminkan Citra Buruk Perusahaan
5. Likuiditas rendah
6. Saham Tanpa Pergerakan Alias Rebahan
Baca juga: Penjelasan Saham Gorengan
Tips Biar Gak Ketipu Bandar
Seperti yang diketahui, bahwa ritel mungkin akan sering kalah dengan bandar, yang memiliki modal trading lebih banyak.
Nah, agar kamu tidak ketipu bandar, bisa ikuti tips berikut:
1. Melihat broker summary
2. Cek order book di aplikasi InvestasiKu versi desktop
Pastikan juga, kamu sudah menentukan risk & reward ratio ketika hendak membeli saham. Jadi, yuk lebih pintar dan bijak dalam melihat pergerakan penawaran saham melalui bid offer.
Kamu bisa mulai investasi saham dengan lebih praktis, melalui aplikasi saham online InvestasiKu. Selain 100% online, kamu juga bisa dapat cashback Allo Points juga!