SAHAM
 

7 Contoh Indikator Analisis Teknikal Saham Paling Cuan!

by Estrin Vanadianti Lestari - 05 Oct 2022 - Reviewed by Rifdah Fatin H.

 

Daftar Isi

Indikator saham adalah metode yang digunakan untuk menganalisa pergerakan saham dan mengidentifikasi pola yang akan terjadi di pasar. Hal ini bisa memudahkan trader untuk menganalisa kenaikan hingga turunnya pasar.

Selain itu, menggunakan indikator analisis teknikal dapat membantu investor dan trader dalam mengambil keputusan investasi yang lebih baik, berdasarkan data harga historis dan volume perdagangan. Apa saja indikator analisis teknikal saham paling cuan? Simak di artikel InvestasiKu berikut ini!

 

7 Indikator Analisis Teknikal Saham

Berikut ini adalah 7 indikator analisis teknikal saham yang paling cuan:

 

1. Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Indikator analisis teknikal saham yang paling umum yakni memakai indikator MACD. Alat bantu trading ini pemakaiannya mudah dan simpel. Biasanya, pedagang harian melakukan transaksi menggunakan indikator ini karena kelengkapan informasi.

MACD berfungsi sebagai indikator momentum yang bisa membaca arah trend. Jika kamu pakai, alat bantu ini langsung terhubung dengan pergerakan harga saham. 

Pengaturan dasarnya, MACD akan menghitung dengan mengurangi rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 26 periode dari EMA 12 periode.

Biasanya ada dua garis warna, merah dan biru. Sebenarnya, tergantung kalian ingin memberi warna apa. Ketika analisis teknikal saham ini memberi informasi garis yang bersilangan antara dua garis tersebut, itu berarti sebuah sinyal konfirmasi.

Ketika warna merah bersilangan dengan biru, seorang trader saham harian akan mengetahui bahwa ada dua pilihan yang akan mereka tentukan dengan berhati-hati yaitu:

  • Menutup transaksi dengan memperoleh capital gain atau;
  • Tidak membeli saham karena harga sudah terlanjur naik (overbought). 

Sebaliknya, ketika garis biru bersilangan dengan warna merah, kita dapat mengartikannya sebagai oversold. Trader mengasumsikan hal ini sebagai peluang terbaik mereka untuk membeli saham favoritnya. Arti oversold yakni harga saham sedang diskon.

 

2. Stochastic Oscillator

Indikator Stochastic Oscillator cukup populer bagi pemula. Dalam memakai indikator ini kamu wajib cermati posisi rata-rata yang terjadi pada suatu trend. Sebenarnya, sama saja dengan MACD.

Perbedaannya ada dari segi visualnya. ada satu ruang besar yang berada di tengah-tengah antara overbought dan oversold.

Seorang trader wajib mengetahui keberadaan garis ini. Apabila garis merah sedang terletak pada area bawah, hal ini memberitahu kita bahwa sedang oversold yang artinya trader mendapat rekomendasi pembelian.

Namun, apabila garis berwarna biru berada pada area atas, bisa kamu pastikan harga sedang mengalami over bought.

 

Baca juga: Cara Melihat Saham yang Akan Naik

 

3. Relative Strength Index (RSI)

Relative Strength Index yakni RSI agak sedikit berbeda dengan sebelumnya. Pada RSI, trader hanya akan melihat satu garis pergerakan harga. Silakan beri warna sesuai selera kalian. Pada contoh ini, kita akan beri warna merah.

Pengaturan RSI dasar untuk indikator RSI adalah 14-periode. Itu berarti, setiap 14 candle terakhir atau 14 bar terakhir pada grafik harga. 

Menggunakan jangka waktu yang lebih pendek, misalnya 5 periode akan mengakibatkan garis RSI bergerak sensitif. Area support berada pada 30, area resisten berada pada 70.

Seorang trader bisa melakukan transaksi beli ketika garis merah sudah berada pada area 30. Juga bisa melaksanakan penjualan saham ketika sudah berada pada garis 70.

 

4. Moving Average (MA)

Teknik ini sudah populer, kalian juga pasti sudah tau tentang MA. Moving average adalah salah satu contoh analisis saham teknikal. Indikator paling akurat ini memberitahu kapan trend akan berakhir dan juga penentu koreksi. 

Gunakan Moving average ketika trend saham sedang naik atau turun. Hindari memakai pada kondisi sideways. Kalau kamu punya pengalaman membaca candlestick pattern, akan lebih bagus lagi tentunya.

 

5. Bollinger Band (BB)

Pemakaian Bollinger Band sering terjadi pada kalangan scalper. Seorang trader yang paham pemakaian bollinger band, mereka akan membuka posisi buy ketika salah satu garisnya berada pada area bawah, begitu juga sebaliknya.

Bollinger band adalah analisis teknikal saham yang penamaannya dibuat oleh trader teknis bernama John Bollinger. Bollinger bands terdiri dari tiga garis:

  1. Rata-rata pergerakan sederhana (biasanya default ke rata-rata pergerakan 20 periode)
  2. Band atas (biasanya default ke dua standar deviasi di atas rata-rata pergerakan 20 periode)
  3. Band yang lebih rendah (biasanya default ke dua standar deviasi di bawah rata-rata pergerakan 20 periode)

Bollinger band biasanya orang-orang pakai sebagai indikator visual untuk memprediksi volatilitas yang pada suatu saham.

Bollinger band terdiri dari tiga garis: simple moving average, upper band dan lower band.

 

6. Volume

Analisis teknikal saham berupa volume berfungsi sebagai parameter penting. Sering banget diabaikan oleh para pedagang khususnya pedagang pemula.

Volume memiliki peran penting dalam analisis teknis yang membantu dalam mengkonfirmasi tren dan pola candlestick.

Ini juga menunjukkan berapa banyak saham yang dibeli dan dijual di pasar pada periode tertentu. Ini membantu kami dalam mengukur bagaimana pedagang lain mempersepsikan pasar.

Salah satu manfaat utama dari volume adalah bahwa hal itu mengarah pada pergerakan harga saham. Memberikan kita sinyal awal ketika pergerakan harga akan berlanjut atau berbalik. Oleh karena itu, indikator volume adalah ukuran yang berguna bagi seorang pedagang.

 

Baca juga: Hati-hati Sama Fake Bid & Fake Offer

 

7. Parabolic SAR

Parabolic SAR adalah indikator teknis yang dikembangkan oleh J. Welles Wilder. Bertujuan untuk membaca arah pergerakan saham. Indikator tersebut juga disebut sebagai sistem stop and reverse, yang disingkat SAR. 

Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pembalikan dalam pergerakan harga saham yang sedang diperdagangkan. Ini juga dapat digunakan untuk menyediakan titik masuk dan keluar.

Parabolic SAR berfungsi pada pasar yang sedang trend. Wilder merekomendasikan pedagang pertama-tama harus menentukan arah trend menggunakan parabolic SAR dan kemudian menggunakan indikator alternatif untuk mengukur kekuatan trend.

Ketika diplot secara grafis pada grafik, indikator Parabolic SAR ditampilkan sebagai serangkaian titik. Jika muncul di bawah harga saat ini, parabolic SAR ditafsirkan sebagai sinyal bullish. 

Ketika diposisikan di atas harga saat ini, itu dianggap sebagai sinyal bearish. Sinyal digunakan untuk mengatur stop loss dan target profit.

 

 

Download InvestasiKu! Aplikasi Investasi Saham Terpercaya Diawasi Oleh OJK

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.care@investasiku.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

© 2024 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK KOMINFO