Kata “disposable” jika diterjemahkan adalah sekali pakai. Jika diterapkan dalam konteks income alias pendapatan, maka disposable income adalah jenis pendapatan yang hanya sekali pakai saja.
Apa maksudnya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Pengertian Disposable Income
Disposable income adalah jenis pendapatan yang diperoleh seseorang untuk siap dibelanjakan. Makna sekali pakai tentu mengacu pada siap dibelanjakan karena pasti akan habis tidak tersisa.
Besaran disposable income ini tentu berbeda-beda pada setiap individu, bergantung totalan pendapatan. Nilai besaran disposable income ini dapat dilihat dari pendapatan yang diterima, kemudian dikurangi dengan pajak penghasilan.
Jadi, disposable income adalah jenis pendapatan yang siap dibelanjakan atau dimanfaatkan untuk membeli barang maupun jasa, dan selebihnya dapat ditabung maupun diinvestasikan.
Adanya disposable income ini menjadi faktor penentu utama atas konsumsi dan tabungan dari seorang individu. FYI, tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi.
Singkatnya, disposable income adalah pendapatan yang hanya untuk dibelanjakan saja baik itu produk maupun jasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mungkin sekilas biasa saja, tetapi jenis pendapatan ini justru menjadi aspek penting terutama bagi kamu yang hendak mengatur keuangan bulanan. Ingat, ketika mengatur keuangan bulanan kamu harus secara rinci mencatatkan uang pendapatanmu telah digunakan untuk apa saja.
Berdasarkan teori konsumsi Keynes, mengemukakan bahwa konsumsi yang dilakukan saat ini sangat dipengaruhi oleh disposable income. Jika disposable income meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat.
Disposable income yang tidak habis digunakan untuk konsumsi, kemudian dapat menjadi dana tabungan. Secara tidak langsung, besaran tabungan juga ditentukan oleh nominal pendapatan dan total konsumsi sehari-hari. Yap, memang konsumsi dan tabungan akan berpengaruh satu sama lain.
Ada banyak aspek yang mempengaruhi besaran disposable income pada setiap individu. Mulai dari pendapatan permanen, kekayaan, faktor sosial, hingga harapan tentang kondisi ekonomi di masa yang akan datang.
Baca Juga: 6+ Perbedaan Investasi dan Tabungan, Mana Lebih Untung?
Rumus Menghitung Disposable Income
Disposable Income = Penghasilan - (Pajak Langsung + Pengurangan Lain)
*Perlu kamu pahami bahwa ‘pengurangan lain’ ini biasanya iuran BPJS kesehatan atau iuran wajib lainnya.
Contoh:
Metawin memiliki penghasilan tahunan sebesar Rp60 juta. Artinya, setiap bulan pendapatannya adalah Rp5 juta.
Pada bulan ini, Metawin ternyata harus membayar pajak kendaraan yakni Rp1 juta. Sementara ada juga iuran BPJS yang harus dilunasi sebesar Rp200 ribu.
Untuk menghitung itu, berarti Metawin harus menerapkan rumus berikut:
⇔ Penghasilan - (Pajak Langsung + Pengurangan Lain)
⇔ 5.000.000 - (1.000.000 + 200.000)
⇔ 5.000.000 - 1.200.000
⇔ 3.800.000
Manfaat Disposable Income
Meskipun disposable income itu mengacu pada masing-masing orang, tetapi ternyata dapat bermanfaat bagi negara maupun individu itu sendiri.
-
Untuk Mengukur Kesehatan Finansial Pribadi
Berhubung disposable income adalah bagian dari pendapatan yang digunakan untuk konsumsi kebutuhan sehari-hari, maka rincian hitungannya akan menggambarkan bagaimana kondisi keuangan.
Yap, melalui disposable income ini kamu dapat melihat dan mengukur bagaimana kesehatan kondisi finansial. Apakah ternyata ada kebutuhan yang berlebihan dan harus dikurangi, atau tidak.
Penghitungan disposable income juga akan memberikan jawaban seberapa persen pendapatanmu harus dibagi lagi untuk dana darurat, tabungan, maupun investasi.
-
Tolok Ukur Kebijakan Perusahaan
Disposable income tidak hanya dihitung oleh individu saja, tetapi juga perusahaan. Hal ini karena perusahaan turut diwajibkan membayar pajak secara rutin.
Jika rasio disposable income dari suatu perusahaan itu tinggi, maka itu berarti bisnisnya dapat membeli lebih banyak bahan baku, peralatan, menambah jumlah karyawan, hingga ekspansi usaha.
Namun jika ternyata rasio disposable income dari suatu perusahaan itu rendah, maka perusahaan akan mengurangi produksi. Alhasil, berimbas pula pada jumlah karyawan sehingga bisa saja PHK massal.
-
Memperhitungkan Mekanisme Pasar
Disposable income pasti berkenaan dengan konsumsi, sehingga menjadi penentu mekanisme pasar. Jika disposable income oleh rata-rata masyarakat itu rendah, maka mereka tidak bisa membeli lebih banyak produk, sehingga demand pun berkurang.
Jika sudah begitu, maka perusahaan akan mengurangi produksi hingga memangkas jumlah karyawan.
Itulah mengapa, disposable income oleh rata-rata masyarakat turut menjadi pertimbangan atas pengelolaan dan kebijakan perusahaan.
Baca Juga: 10 Saham yang Bagus Untuk Jangka Panjang, Pantau Terus Aplikasinya!
Faktor Pengaruh Hitungan Disposable Income
-
Pajak
Pajak berpengaruh pada bagaimana hitungan disposable income. Ingat bahwa pada rumus hitungan disposable income, pasti ada pengeluaran lain. Nah, pengeluaran lain itu mengacu pada pajak yang harus dibayarkan. Mulai dari PPh, PKB, dan PBB.
-
Total Penghasilan Kotor
Jumlah pendapatan berpengaruh pada hitungan disposable income. Semakin tinggi gaji bulanan, maka pendapatan bersih juga akan semakin meningkat.
Namun bagi sebagian orang, kenaikan penghasilan juga membuat jumlah PPh meningkat.
-
Kondisi Ekonomi Politik Negara
Misalnya suatu negara tengah terjadi resesi, maka pemerintah akan mengurangi tarif pajak. Namun fenomena itu bukanlah sesuatu yang baik karena aktivitas ekonomi suatu negara justru menurun dalam jangka panjang dan pertumbuhan ekonomi dapat berefek negatif.
Jika kondisi ekonomi politik suatu negara memburuk, kemungkinan terjadi resesi, dan bahkan pemangkasan karyawan. Alhasil, pendapatan per kapita masyarakat juga akan turun.
Baca Juga: Passive Income dari Saham, Emang Bisa?
Siap Berinvestasi Dari Separuh Disposable Income?
Nah, itulah penjelasan apa itu disposable income yang harus kamu hitung secara rinci untuk dimasukkan ke buku pengeluaran bulanan. Sekalipun disposable income ini untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi bukan berarti harus boros.
Separuh dari pendapatan bulanan dapat kamu tabung dan investasikan supaya menjadi passive income yang menguntungkan di masa mendatang. Tenang saja, di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini, segala jenis investasi dapat kamu tanamkan dananya hanya melalui aplikasi saja, yakni InvestasiKu.
Dari aplikasi ini, kamu tidak hanya dapat memantau fluktuasi saham, tetapi juga menanamkan modal ke berbagai instrumen seperti saham, reksadana, maupun obligasi swasta melalui platform aplikasi investasi terpercaya.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.
Sumber:
Novalina, Ade, dan Wahyu Indah Sari. (2017). Analisis Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Ketahanan Disposable Income Nelayan Desa Bagan Kecamatan Percut Sei Tuan. Jurnal Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik Vol 2(1).
Yuliatin. (2020). Pengaruh Tingkat Religiusitas dan Disposable Income Terhadap Minat Menabung Anggota di KBMT Al Ikhlash Lumajang. Muhasabatuna: Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol 1(1).