In this economy, bertahan dengan gaji mepet UMP jelas jadi struggle tersendiri bagi sebagian besar orang. Beberapa lainnya bahkan masih harus bertahan hidup dengan gaji di bawah UMP.
Atas dasar itulah, kita sebagai rakyat biasa harus memutar otak untuk mengelola keuangan terutama dengan gaji UMP.
FYI, sekarang ini memang istilah UMR (Upah Minimum Regional) telah berganti menjadi UMP (Upah Minimum Provinsi) untuk wilayah tingkat I dan UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten) untuk tingkat II.
Yuk, simak bagaimana cara mengelola keuangan dengan gaji UMP maupun UMK yang realistis.
7 Cara Jitu Mengelola Keuangan Gaji UMP
Sebelum itu, pastikan kamu sudah tahu bahwa UMP maupun UMK ditetapkan sebagai standar upah minimum yang berlaku di suatu wilayah tingkat I maupun tingkat II.
Besaran UMP berbeda-beda antar provinsi, yang mana mencerminkan biaya hidup dan kondisi ekonomi di masing-masing daerah.
Sayangnya, masih banyak karyawan yang menerima gaji dibawah UMP, sehingga angka UMP pun kadang dianggap sebagai nilai yang pas-pasan, apalagi di kota besar yang semuanya serba mahal.
Keterbatasan gaji UMP itu mau tidak mau menuntut kita untuk lebih cerdas dalam mengelola setiap rupiah yang diterima. Setidaknya, kamu bisa terapkan beberapa cara berikut:
1. Buat Anggaran yang Realistis
Langkah pertama sekaligus terpenting adalah menyusun anggaran bulanan yang detail.
Catat seluruh sumber pendapatan dan alokasikan untuk berbagai pos pengeluaran. Jangan hanya disimpan di satu rekening saja.
Prioritaskan kebutuhan pokok seperti makanan, tempat tinggal, transportasi, dan kesehatan.
Jika ada sisa, baru sisihkan untuk dana darurat. Jika masih memungkinkan, alokasi untuk investasi low risk-high return.
2. Pangkas Pengeluaran Tidak Penting
Teliti kembali catatan pengeluaranmu. Adakah pos-pos yang bisa dikurangi?
Misal: langganan aplikasi yang jarang digunakan, makan di luar terlalu sering, atau bahkan selalu minum kopi setiap pagi.
Pengeluaran kecil tapi impulsif itu dinamakan latte effect, yang tanpa kamu sadari sangat mempengaruhi kondisi keuangan.
Semua itu bisa kamu akali kok. Jika suka menonton series saat weekend, maka tidak perlu berlangganan semua aplikasi streaming, pilih satu saja.
Lalu untuk kopi, bisa kamu ganti dengan membuat kopi sachet sendiri. Sesekali, racik dengan susu sesuai selera.
Lagipula, kamu masih tetap bertahan hidup dengan atau tanpa minum kopi setiap hari.
Baca Juga: Latte Effect, Kebiasaan Tanpa Sadar Mempengaruhi Kondisi Keuangan
3. Prioritaskan Kebutuhan di Atas Keinginan
Ini menjadi prinsip dasar dalam pengelolaan keuangan terbatas.
Di usia dewasa ini, kamu harus mampu membedakan antara kebutuhan (yang apabila tidak dipenuhi, dapat mengganggu keberlangsungan hidup) dengan dan keinginan (yang apabila tidak dipenuhi, kamu masih tetap hidup baik-baik saja).
Maka, dahulukan untuk memenuhi kebutuhan daripada keinginan. Ingat bahwa isi dompetmu itu terbatas.
4. Cari Alternatif yang Lebih Terjangkau
Hampir sejalan dengan cara ke-2 tadi, kamu harus pintar mencari alternatif yang lebih ekonomis, termasuk dalam memenuhi kebutuhan.
Misal: memasak memasak makanan sendiri daripada membeli di luar, menggunakan transportasi publik, atau mencari promo dan diskon saat berbelanja.
Manfaatkan saja event tanggal kembar setiap bulan pada aplikasi e-commerce untuk berbelanja murah.
Rajin-rajin mencari promo ulang tahun dari beberapa restoran, yang justru malah menguntungkanmu.
5. Sisihkan Untuk Dana Darurat
Dana darurat adalah tabungan khusus untuk pengeluaran tak terduga seperti sakit, perbaikan kendaraan, atau bahkan kehilangan pekerjaan.
Idealnya, dana darurat mencukupi 3-6 bulan pengeluaran rutin.
Menyisihkan dana darurat memberikan rasa aman dan mencegahmu dari berhutang saat menghadapi situasi genting.
6. Sisihkan Untuk Investasi
Sebenarnya, ada banyak pilihan investasi low risk-high return yang bisa kamu pertimbangkan. Salah satunya reksa dana.
Jika kamu masih pemula di dunia investasi, ada baiknya mengalokasikan sebagian kecil uang ke reksa dana.
Reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk kemudian diinvestasikan dalam berbagai instrumen pasar modal seperti saham, obligasi, atau pasar uang oleh manajer investasi.
Lagipula, reksa dana dapat dimulai dengan modal Rp100.000 saja kok untuk setiap bulan.
7. Pertimbangkan Freelance
Jika memungkinkan, cari peluang mendapatkan penghasilan tambahan di luar pekerjaan utama.
Jika kamu memang punya skill mumpuni, ada banyak contoh freelance yang bisa dijalani seperti:
- Desain grafis
- Menulis artikel atau copywriting
- Mengelola media sosial
- Berjualan online
- Menjadi affiliate atau content creator di TikTok/Instagram
Ada banyak platform yang menyediakan proyek untuk freelance sesuai keterampilanmu.
Setidaknya, dengan tambahan Rp500 ribu sampai Rp2 juta per bulan dari freelance, kamu bisa menabung untuk kestabilan finansial.
Baca Juga: Menyimpan Dana Darurat Bagusnya Dimana? Ini 6 Opsinya!
Perhitungan Realistis: Jakarta vs. Yogyakarta (Gaji UMP)
Mari simulasikan pengelolaan keuangan dengan asumsi gaji UMP saat ini (per April 2025) untuk Jakarta dan Yogyakarta.
Perlu kamu ingat bahwa angka ini hanya contoh saja, karena pengeluaran setiap individu itu pasti berbeda.
Terlebih lagi jika menjadi sandwich generation, maka pengeluaran akan lebih
Contoh 1:
Phuwin adalah seorang karyawan yang merantau di Jakarta dengan gaji pas UMR yakni ±Rp 5.067.381.
Berhubung dirinya merantau, maka harus ngekos. Phuwin bukan sandwich generation, jadi tidak perlu mengirimkan sebagian gajinya ke rumah.
Berikut ini perhitungan realistis yang harus diperhatikan bagi orang-orang seperti Phuwin pada setiap bulan.
Pos Pengeluaran |
Alokasi Ideal (Rp) |
Catatan |
Tempat Tinggal (Kos) |
1.500.000 - 2.000.000 |
Bergantung lokasi dan fasilitas |
Transportasi (KRL/Bus) |
300.000 - 500.000 |
Termasuk biaya bulanan dan sesekali ojek online |
Makanan |
1.200.000 - 1.500.000 |
Memasak sebagian besar makanan, sesekali makan di luar yang terjangkau |
Kesehatan |
100.000 - 200.000 |
Asuransi (jika ada dari kantor), dana jaga-jaga untuk obat atau konsultasi dokter |
Komunikasi dan Internet |
100.000 - 150.000 |
Paket data dan kebutuhan komunikasi |
Dana Darurat |
250.000 - 500.000 |
Prioritaskan hingga mencapai target 3-6 bulan pengeluaran |
Investasi |
100.000 - 200.000 |
Dimulai dari yang terjangkau seperti reksa dana |
Lain-lain (Sosial, dll.) |
317.381 - 617.381 |
Fleksibel, bisa untuk hiburan sederhana atau kebutuhan tak terduga lain |
Total Pengeluaran |
± 4.867.381 |
Sisa ± Rp 200.000 untuk tabungan atau menambah pos lain |
Contoh 2:
Nani adalah seorang karyawan yang bekerja di Yogyakarta, dengan gaji pas UMR yakni ±Rp2.532.000.
Berhubung dirinya merantau, maka harus ngekos. Nani juga bukan sandwich generation, jadi tidak perlu mengirimkan sebagian gajinya ke rumah.
Berikut ini perhitungan realistis yang harus diperhatikan bagi orang-orang seperti Nani pada setiap bulan.
Pos Pengeluaran |
Alokasi Ideal (Rp) |
Catatan |
Tempat Tinggal (Kos) |
500.000 - 800.000 |
Biaya kos di Jogja umumnya lebih terjangkau |
Transportasi (Motor/Bus) |
100.000 - 200.000 |
Biaya bensin atau transportasi umum yang relatif murah |
Makanan |
800.000 - 1.000.000 |
Banyak pilihan makanan murah dan warung makan mahasiswa |
Kesehatan |
50.000 - 100.000 |
Asuransi (jika ada), dana jaga-jaga untuk obat atau konsultasi dokter |
Komunikasi dan Internet |
75.000 - 125.000 |
Paket data dan kebutuhan komunikasi |
Dana Darurat |
125.000 - 250.000 |
Prioritaskan hingga mencapai target 3-6 bulan pengeluaran |
Investasi |
100.000 - 150.000 |
Tetap bisa dimulai dengan reksa dana |
Lain-lain (Sosial, dll.) |
82.000 - 482.000 |
Fleksibel, bisa untuk hiburan sederhana atau kebutuhan tak terduga lain |
Total Pengeluaran |
± 1.832.000 |
Sisa ± Rp 700.000 untuk tabungan atau menambah pos lain |
*Disclaimer: angka dalam hitungan ini hanya contoh saja, setiap orang memiliki nominal masing-masing.
Baca Juga: Berapa Dana Darurat yang Ideal? Setiap Orang Bisa Beda-Beda!
Mau Berinvestasi Pada Reksa Dana?
Nah, itulah cara jitu mengelola keuangan gaji UMP dengan hitungan rasional terutama bagi karyawan yang bekerja di Jakarta dan Jogja.
Sebenarnya, setiap orang jelas punya hitungan beda-beda, bergantung pada kebutuhan dan domisili tempat tinggalnya.
Pikirkan pula jenjang keuangan masa depanmu dengan berinvestasi. Ada banyak jenis instrumen investasi yang berisiko rendah, salah satunya reksa dana.
Berhubung sekarang ini segalanya sudah serba canggih, maka kamu bisa membeli sekaligus memantau reksa dana yang stabil hanya melalui aplikasi saja, salah satunya InvestasiKu.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.