Investasi jelas berbeda dengan gaya hidup konsumtif. Namun ternyata, tidak semua orang memahami perbedaan antara keduanya. Gaya hidup konsumtif cenderung pada situasi dimana kita lebih senang menghabiskan pendapatan untuk berfoya-foya atau membeli barang-barang yang belum tentu digunakan. Sementara investasi adalah bentuk mengalokasikan seperempat pendapatan untuk kehidupan di masa depan.
Lantas, bagaimana penjelasan lebih lanjutnya? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Investasi Tentu Berbeda dengan Gaya Hidup Konsumtif
Melansir dari economicshelp.org, konsumsi tentu berbeda dengan investasi. Pun dengan gaya hidup konsumtif dan investasi, tentunya juga tak sama. Konsumsi mengacu pada proses pembelian barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan saat ini. Misalnya makanan, pakaian, paket data, dan lainnya.
Gaya hidup konsumtif cenderung pada perilaku seseorang yang senang membelanjakan uangnya tanpa pertimbangan secara matang. Padahal, belum tentu barang-barang yang dibelinya itu berguna, atau bahkan hanya sekadar memenuhi gengsi semata saja. Misalnya membeli pakaian setiap minggu, check-out sepatu terbaru di e-commerce, dan lainnya.
Sementara investasi justru merujuk pada upaya mengalokasikan 20% pendapatannya untuk kebutuhan di masa depan. Kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan ekonomi di tahun-tahun mendatang.
FYI, ada trik jitu untuk membagi keuangan yakni dengan rumus 20:30:50.
- 20% untuk investasi, asuransi kesehatan, dana pensiun, maupun dana darurat.
- 30% untuk keinginan. Itu pun dibagi lagi dengan 20% untuk self reward & entertain seperti membeli barang-barang lucu dan keren, berlangganan aplikasi premium, dan lainnya. Lalu, pada 10% untuk dana bantuan sosial seperti beramal.
- 50% untuk kebutuhan pokok sehari-hari. Mencakup seperti makanan, akomodasi, transportasi, data internet, biaya pendidikan, dan lainnya.
Meskipun investasi berupa saham maupun reksadana justru tengah tren pada zaman internet, tetapi bukan berarti itu menjadi hal yang konsumtif. Sebab, keduanya jelas berbeda dan hasil akhirnya pun turut tak sama.
Gaya hidup konsumtif lebih pada memuaskan hasrat dan ego sejenak saja. Sementara dampak atau efek investasi baik itu saham maupun reksadana dapat kamu rasakan di masa tua kelak. Jadi, kamu memilih kenyamanan jangka pendek atau jangka panjang?
Baca Juga: Apa Itu Hidup Hedonisme, Dampak, dan Solusinya!
Lebih Baik Berinvestasi Daripada Foya-Foya
Foya-foya alias gaya hidup konsumtif itu memang sesuatu yang tidak baik dan bahkan harus dihindari. Sayangnya, ada banyak hal yang mempengaruhi seseorang memiliki gaya hidup tersebut. Mulai dari tingginya gengsi, ingin terlihat keren dibandingkan orang lain, adanya perasaan FOMO (fear of missing out) alias takut ketinggalan tren, dan bahkan sering termakan rayuan iklan.
Nah, daripada kamu membuang-buang uangmu itu untuk foya-foya lebih baik investasikan saja baik dalam produk saham maupun reksadana. Memang dalam 1-2 tahun berinvestasi, kamu belum merasakan dampaknya secara langsung. Namun 10 tahun kemudian, kamu akan memahami pentingnya investasi untuk kehidupan masa tua kelak.
Baca Juga: Pemula WAJIB BACA Apa Itu High Risk High Return
Di Indonesia, ada banyak perusahaan yang menawarkan produk saham maupun reksadana khususnya bagi pemula. Namun tidak semuanya diawasi oleh OJK dan terpercaya. Tanpa basa-basi, kamu bisa berinvestasi di InvestasiKu yang berada dibawah pengawasan OJK dan memiliki banyak produk saham dan reksadana.
InvestasiKu, adalah platform investasi online, yang punya beberapa produk dan fitur unggul, baik untuk investor pemula maupun profesional. Saat ini, InvestasiKu menyediakan produk reksadana dan saham yang bisa langsung kamu beli melalui aplikasi InvestasiKu.