Satu lagi jenis investor selain investor ritel, yakni investor institusional一yang selalu dianggap sebagai raksasa di pasar modal.
Yap, investor institusional menjadi entitas profesional yang mengelola dana investasi dalam jumlah besar dengan atas nama klien atau anggota mereka.
Contoh investor institusional adalah lembaga dana pensiun, manajemen investasi, bank, dan lainnya.
Langsung saja simak penjelasan seputar investor institusional berikut ini!
Pengertian Investor Institusional
Investor institusional adalah organisasi atau entitas perusahaan yang berinvestasi dalam sekuritas dan instrumen keuangan lainnya menggunakan dana yang mereka kumpulkan dari publik atau entitas lain.
Singkatnya, investor institusional adalah pihak yang mengelola dana publik maupun dana perusahaan untuk diinvestasikan pada aset maupun reksa dana tertentu. Jadi, wajar saja volume transaksi lebih besar daripada investor ritel, sekaligus memiliki tim ahli yang profesional.
Ada 7 kategori investor institusi yakni:
- Korporasi
- Reksa Dana
- Perusahaan sekuritas
- Asuransi
- Dana pensiun
- Institusi keuangan
- Yayasan
Biasanya, investor institusi yang berbentuk lembaga ini akan menyerahkan tanggung jawab atas pengelolaan dana investasi kepada divisi tertentu. Investor institusional ini juga terbagi menjadi 2 yakni investor pasif dan investor aktif.
Investor pasif adalah investor yang tidak ingin terlibat dalam pengambilan keputusan manajerial alias menyerahkan segala keputusan investasi kepada pihak institusi. Sementara investor aktif adalah investor yang ingin terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Jadi, investor institusional ini tidak berinvestasi untuk kepentingan pribadi, tetapi demi kepentingan entitas yang mereka wakili.
Baca Juga: Yuk, Intip Apa Saja 35+ Harga Saham Termahal 2025 dengan Peluang Untung Besar!
Potensi Keuntungan Investor Institusional
Kamu bisa saja bergabung dengan investor institusional, yakni melalui beberapa kategori yang telah tertulis sebelumnya. Berikut potensi keuntungan investor institusional yang mungkin bisa menarik perhatianmu.
1. Akses ke Informasi dan Analisis Mendalam
Investor institusional punya tim riset, analis, dan akses ke data serta model finansial yang canggih. Jadi, mereka dapat melakukan analisis fundamental yang lebih mendalam.
2. Negosiasi Biaya Transaksi
Berhubung volume transaksinya besar, maka investor institusional sering kali mendapatkan biaya komisi yang jauh lebih rendah atau bahkan mendapatkan kesepakatan khusus dengan broker.
3. Diversifikasi Portofolio yang Lebih Baik
Dengan modal yang besar, investor institusional dapat berinvestasi dalam berbagai aset dan sektor. Jadi, memungkinkan diversifikasi yang efektif dan pengelolaan risiko yang lebih baik.
4. Akses ke Peluang Investasi Eksklusif
Tidak jarang, investor institusional menjadi lead investor dalam Initial Public Offering (IPO) atau private placement, yakni mendapatkan akses ke penawaran saham sebelum investor ritel.
Contoh Investor Institusional di Indonesia
Di Indonesia, terdapat banyak entitas yang berperan sebagai investor institusional, yakni:
- Perusahaan Asuransi Jiwa dan Umum: Seperti PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Jiwasraya (persero), dan lainnya yang mengelola premi dari masyarakat.
- Manajer Investasi: Perusahaan seperti PT Mega Asset Management, PT Capital Asset Management, dan lainnya yang mengelola berbagai reksa dana.
- Perbankan Besar: Bank-bank seperti Bank Mandiri, BCA, BRI, dan BNI melalui divisi manajemen aset atau dana pensiun internal mereka.
- Dana Pensiun Swasta dan Pemerintah: Dana pensiun dari BUMN atau perusahaan swasta besar yang menginvestasikan aset mereka di pasar modal.
Baca Juga: Scalping Saham - Pengertian, Hal yang Harus Diperhatikan, Risiko, dan Contoh Skenarionya
Mau Untung dengan Jadi Investor Institusi?
Nah, itulah penjelasan tentang apa itu investor institusional yang menjadi entitas profesional yang mengelola dana investasi dalam jumlah besar dengan atas nama klien atau anggota mereka.
Dalam konteks investasi, memang jenis investor ini akan berinvestasi pada instrumen reksadana, terutama oleh Manajer Investasi.
Kamu bisa kok berinvestasi reksadana pada Manajer Investasi, kemudian biarkan mereka mengelola danamu.
Untuk urusan investasi saham maupun reksadana, kamu bisa memantaunya lewat aplikasi InvestasiKu. Jangan khawatir, aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya.
Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.