SAHAM
 

Scalping Saham: Pengertian, Hal yang Diperhatikan, Risiko, dan Contoh Skenarionya

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 18 Jun 2025 - Reviewed by Lia Andani.

 

Di dunia investasi saham, ada istilah scalping saham. Kata “scalping” jika diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah “mencatut”. 

Dapat dikatakan bahwa scalping trading merupakan strategi trading yang berisiko tinggi, butuh ketelitian, dan kesigapan. 

Yuk, simak apa itu scalping saham terutama bagi pemula supaya tidak terjerumus pada kerugian besar. 

 

Apa Itu Scalping Saham?

Scalping saham adalah strategi trading dengan menutup dan membuka posisi mereka secara cepat supaya memperoleh keuntungan dalam jangka waktu singkat, baik secara hitungan menit maupun detik. 

Seorang yang melakukan scalping saham disebut sebagai scalper

Biasanya, seorang scalper mampu memanfaatkan momentum secara lincah untuk transaksi saham tersebut. 

Momentum ini berupa bid-ask spread yakni terjadinya selisih antara harga penawaran beli dan harga permintaan jual dalam jumlah kecil sekalipun. 

Tujuan utama scalping saham adalah mengakumulasi keuntungan kecil tetapi berkali-kali, setidaknya ratusan transaksi dalam sehari. 

Misalnya, setiap transaksi saham seorang scalper ini hanya akan untung Rp20 per saham saja. 

Namun, volume transaksi yang besar dan frekuensi-nya juga tinggi. Jadi, keuntungan akan signifikan dalam jangka waktu pendek. 

Itulah kenapa, supaya bisa scalping saham, kamu harus paham analisis teknikal yang kuat, supaya mampu menangkap peluang momentum. 

Seorang scalper juga cenderung selalu memantau naik-turunnya grafik harga saham. 

Ada aturan scalping 1 menit yakni teknik trading yang memanfaatkan pergerakan harga saham dalam waktu 1 menit saja. 

Namun, ada juga scalper yang melakukan strategi scalping ini dalam jangka waktu 1 sampai 15 menit. 

FYI, bagi pemula jangan sekali-kali mencoba strategi ini apabila belum punya keterampilan analisis teknikal yang mumpuni. 

Selain memang menantang, scalping saham menjadi strategi berisiko tinggi. 

 

Baca Juga: Strategi Scalping Saham Terbaik, Pemula Wajib Masuk!

 

Apa Beda Swing dan Scalping?

Perbedaan swing dan scalping dalam investasi trading adalah pada siklus waktunya. 

Swing trading adalah strategi dengan menahan posisi trading dalam satu hari yang sama atau sampai beberapa hari ke depan. 

Sementara scalping akan memanfaatkan momentum yang dalam waktu singkat, yakni dalam hitungan menit atau bahkan detik. 

Sesuai dengan namanya, maka swing trading ini akan selalu “berayun” secara terus-menerus di antara saham-saham yang sedang naik-turun. 

Berhubung strategi swing trading ini membutuhkan waktu hingga beberapa hari, maka seorang trader akan punya waktu lebih memikirkan keputusannya. 

 

Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Scalping Saham

Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan jika hendak melakukan scalping saham ini, khususnya perangkat. 

1. Eksekusi Cepat

Kamu harus punya keterampilan mengeksekusi transaksi saham secara cepat. 

Terlambat sepersekian detik saja, kamu malah mampu mengubah keuntungan menjadi kerugian. 

Itulah kenapa, scalper sangat butuh koneksi internet yang stabil, platform trading yang responsif, dan tentunya hardware komputer yang mumpuni.

 

2. Volatilitas dan Likuiditas

Seorang scalper setiap harinya akan mencari saham-saham yang berpotensi likuid dan volatil. 

FYI, saham blue-chip justru cenderung bergerak lambat. Jadi, memang kurang cocok untuk scalping, kecuali pada momen-momen tertentu yang mampu menciptakan volatilitas. 

Target utama untuk strategi scalping saham ini adalah saham-saham yang baru IPO atau saham di sektor yang sedang ramai. Misalnya seperti teknologi dan energi.

 

3. Fokus pada Order Book (Bid-Ask)

Seorang scalper biasanya lebih fokus pada order book alias daftar antrian beli dan jual, daripada analisis fundamental atau teknikal jangka panjang. 

Mereka mengamati pergerakan bid-ask spread dan volume di setiap level harga untuk mengidentifikasi potensi pergerakan kecil. 

Misalnya, jika ada banyak antrian beli di suatu harga dan sedikit antrian jual di harga yang lebih tinggi, scalper bisa masuk dengan harapan harga akan naik sekalipun sedikit.

 

Baca Juga: Ini Dia 5 Indikator Terbaik Untuk Scalping!

Risiko Scalping Saham

Bagi yang sudah memahami analisis teknikal yang mumpuni, pasti akan tergiur untuk menerapkan strategi ini. 

Namun ingat, prinsip investasi adalah high return high risk dan sebaliknya. Jadi, perhatikan beberapa risiko scalping saham berikut ini: 

1. Biaya Transaksi Tinggi

Berhubung frekuensi transaksinya tinggi, maka biaya komisi broker dan pajak pun juga akan tinggi. 

Jadi, jika transaksi berkali-kali maka secara langsung akan menggerus keuntungan ‘kan

 

2. Stres dan Kelelahan Mental

Berhubung waktu yang digunakan dalam strategi ini singkat, bahkan dalam hitungan detik saja, maka kamu butuh konsentrasi penuh sekaligus pengambilan keputusan yang cepat. 

Alhasil, kamu bisa saja mengalami stress dan kelelahan fisik maupun mental. 

Apalagi jika hasilnya tidak sesuai harapan. 

 

3. Slippage

Hal ini terjadi ketika harga eksekusi berbeda dari harga yang kamu inginkan. 

Setiap angka dalam harga saham akan sangat berarti. Jadi, jika ada perbedaan tersebut, maka akan sangat merugikan.

 

4. Perangkap Pasar

Biasanya, pemula yang tengah coba-coba scalping saham ini akan terjebak pada saham-saham "gorengan" yang pergerakannya dimanipulasi. 

Meskipun terlihat menarik dengan volatilitas tinggi, saham-saham tersebut bisa menjerumuskan scalper pemula ke dalam kerugian besar.

 

Contoh Skenario Sukses Scalping Saham

Coba ambil contoh pada saham yang baru saja IPO pada Maret 2025 silam, yakni MINE dari PT Sinar Terang Mandiri Tbk. Saham ini bergerak di sektor pertambangan nikel. 

  • Pukul 09:35 WIB → Saham MINE sedang bergerak dengan harga terakhir di Rp250.
  • Scalper melihat ada tekanan beli kuat di harga Rp252, dengan antrian bid yang tebal, dan antrian ask tipis di Rp254.
  • Aksi → Scalper segera membeli 10.000 lembar saham MINE di harga Rp252 (total Rp2.520.000).
  • Pukul 09:35:15 WIB → Dalam 15 detik, tekanan beli terus berlanjut, dan harga menyentuh Rp254. Alhasil, scalper segera menjual 10.000 lembar saham MINE di harga Rp254 (total Rp 2.540.000).
  • Gross Profit →  Rp20.000 (Rp254 - Rp252 per saham x 10.000 lembar).
  • Perhitungan Biaya (Asumsi 0.2% beli, 0.3% jual + pajak):
    • Biaya Beli: Rp2.520.000 x 0.2% = Rp5.040
    • Biaya Jual: Rp2.540.000 x 0.3% = Rp7.620
    • Total Biaya: Rp12.660
  • Net Profit per transaksi →  Rp20.000 - Rp12.660 = Rp7.340

Seorang scalper akan mencoba mengulang transaksi serupa puluhan kali dalam sehari. 

Jika berhasil 50 kali dalam sehari, maka potensi keuntungannya adalah Rp7.340 x 50 = Rp367.000 per hari.

Terlihat ‘kan dari modal yang relatif kecil, dapat memberikan keuntungan besar dalam setiap harinya untuk setiap transaksi.

 

Contoh Skenario Gagal Scalping Saham

Strategi scalping saham ini bisa saja gagal, terutama saat scalper merasa panik. 

Berikut contoh skenarionya, dengan saham yang sama yakni MINE

  • Pukul 10:10 WIB →  Saham MINE masih volatil. Harga terakhir di Rp260.
  • Seorang scalper pemula mencoba scalping. Ia melihat ada tekanan beli di Rp262.
  • Aksi → Pemula membeli 10.000 lembar MINE di harga Rp262 (total Rp2.620.000), sambil berharap bisa menjual di harga Rp264 atau Rp266.
  • Pukul 10:10:05 WIB →  Tiba-tiba, ada aksi jual besar dari salah satu broker besar. Antrian bid di Rp262 hancur, dan harga langsung anjlok ke Rp258.
  • Aksi → Scalper pemula ini panik karena tidak siap dengan pergerakan secepat ini. Jadi, dirinya mencoba menjual di Rp258. Sayangnya, karena slippage atau kecepatan reaksi, ia baru bisa menjual di Rp256.
  • Gross Loss → Rp 60.000 (Rp262 - Rp256 per saham x 10.000 lembar).
  • Perhitungan Biaya → sekitar Rp13.000
  • Net Loss per transaksi → Rp60.000 + Rp13.000 = Rp73.000

Dalam skenario kegagalan ini, jelas memperlihatkan bahwa satu kesalahan atau keterlambatan kecil saja bisa menghilangkan keuntungan.

Scalper pemula cenderung berada di situasi panik dan slippage.

Maka dari itu, pemula scalper harus siap dalam hal pengalaman terutama kemampuan membaca order book yang cepat, dan kesiapan mental. 

Baca Juga: 12 Saham Potensial Ramadhan 2025, Siap Cuan Setelah Lebaran?

 

Mau Punya Saham dari Emiten Ternama?

Nah, itulah penjelasan tentang apa saja saham dengan harga termahal pada tahun 2025 ini. Mayoritas memang saham termahal ini berasal dari perusahaan dengan fundamental yang stabil. 

Jika kamu ingin berinvestasi saham dengan harga yang relatif stabil dan “aman”, maka pilih saham blue chip dari emiten ternama.  

Contohnya seperti BBCA, ANTM, BBHI, ADRO, ASII, TLKM, AMRT, BFIN, EMTK, dan masih banyak lainnya. 

Manfaatkan platform investasi digital yang semakin mudah diakses dengan modal kecil, salah satunya InvestasiKu. Sekalipun kamu masih pemula, tetap harus konsisten untuk berinvestasi setiap bulannya. 

Tenang saja, ada banyak opsi instrumen investasi yang bisa kamu pilih, terutama dengan menyesuaikan profil risiko. Mulai dari saham, reksa dana, hingga obligasi. 

Kamu bisa berinvestasi hanya lewat smartphone saja, salah satunya lewat aplikasi InvestasiKu.

Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik. 

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.service@megasekuritas.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2025 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO