Bank Sentral Amerika, The Fed akhirnya putuskan untuk naikkan suku bunga acuannya sebesar 50 bps atau 0,75 - 1% pada 4 Mei 2022 kemarin.
Kenaikan suku bunga ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2000 silam, sebab inflasi yang sudah terlalu tinggi yang mencapai level 7% an dan jauh lebih tinggi dari target The Fed yang hanya 2% saja dan ekonomi AS yang sudah pulih pasca covid 19 membuat The Fed harus menaikkan suku bunga acuannya acar tidak menggerus nilai mata uang USD.
Pun, mulai bulan depan The Fed juga akan mulai mengurangi simpanan aset sekitar USD Triliun yang terakumulasi selama pandemi.
The Fed juga mengatakan masih ada potensi kenaikan suku bunga lagi sebesar 50bps di rapat-rapat selanjutnya.
Naiknya suku bunga The Fed ini membuat hampir mayoritas instrument investasi yang beresiko tinggi seperti saham dan crypto turun sebab para investor memindahkan dananya ke deposito yang dianggap memberikan imbal hasil yang cukup namun dengan resiko yang rendah.
Key Takeaway
Kenaikan suku bunga the Fed ini memberikan sinyal baru ke seluruh negara termaksud Indonesia untuk mulai mempertimbangkan menaikkan suku bunga acuannya.
Jika suku bunga acuan Indonesia ikut naik, maka sentor perbankanlah yang paling diuntungkan karena akan menaikkan net interest marginnya dan jadi sentimen negatif bagi emiten yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga seperti sektor property dan emiten yang memiliki hutang bank yang besar.
Download InvestasiKu sekarang!