Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan bahwa selalu ada kemungkinan bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuannya jika inflasi dirasa sudah jauh melebihi target yang telah ditetapkan. Saat ini, suku bunga BI berada pada level 3,5% di mana level ini merupakan level terendah sepanjang sejarah Indonesia.
Namun, melihat beberapa negara sudah mulai mengambil ancang-ancang untuk menaikkan suku bunganya karena sudah naik tajamnya inflasi plus mulai bertumbuhnya ekonomi negara tersebut (contohnya Amerika Serikat), mau tidak mau BI pun harus ikut mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga guna menekan laju inflasi.
Potensi Kenaikan Suku Bunga BI
Perry Warjiyo mengatakan bahwa, BI berpotensi menaikkan suku bunga pada kuartal 3 atau kuartal 4 tahun ini guna mengantisipasi naiknya inflasi melebihi target di 2023.
Meski kenaikan pastinya belum diketahui namun ada prediksi bahwa tahun ini akan ada kenaikan suku bunga hingga 0,25%. Pada tahun 2022 ini, BI menargetkan inflasi Indonesia berada di kisaran 3% hingga 4%.
Selain rencana menaikkan suku bunga, sikap hawkish BI yang sudah terlihat yaitu naiknya Giro Wajib Minimum (GWM) bank konvensional menjadi 6,5% dan bank syariah sebesar 5%. Naiknya GWM ini diharapkan mampu mengurangi likuiditas yang melimpah yang dimiliki oleh bank saat ini.
Baca juga: 8 Faktor Harga Saham Naik Turun
Key Takeaway Suku Bunga BI
Segala aksi hawkish BI merupakan tindakan preventif guna menekan dampak negatif dari tapering yang sudah dilakukkan negara-negara maju yang memberikan dampak negatif ke negara berkembang seperti Indonesia.
Namun, tapering yang terjadi di 2013 akan jauh berbeda dampaknya ke rupiah dan pasar modal Indonesia, sebab fundamental Indonesia yang lebih siap diharapkan mampu meredam dampak dari aksi tapering off yang sudah dilakukan negara maju contohnya Amerika Serikat.
Udah mulai investasi saham belum?
Kalau belum, kamu bisa mulai dengan download InvestasiKu ;)