PT Harum Energy Tbk (HRUM) berencana akan memecah sahamnya dengan rasio 1 : 5 artinya setiap 1 lembar saham yang ada sekarang akan dipecah menjadi 5 saham baru di mana rencana aksi korporasi ini akan dibahas di Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Mei 2022 mendatang.
Sederhananya, tujuan stock split ini agar meningkatkan likuiditas saham HRUM di pasar sekunder. Misal kita menggunakan acuan di penutupan harga 19 April 2022 di level Rp13,750/lembar saham maka jika dilakukan stock split dengan rasio 1 : 5, harga saham HRUM nantinya akan diperdagangkan di level Rp2,750/lembar sahamnya.
Jadi, yang harusnya investor mengeluarkan uang Rp1,37 juta untuk beli 1 lot saham HRUM, nantinya cukup Rp275 ribu saja sudah bisa beli 1 lot saham HRUM. Implikasinya, lebih banyak investor ritel yang bisa bertransaksi di saham ini yang akhirnya akan meningkatkan likuiditas saham HRUM.
Saat ini jumlah saham yang beredar di masyarakat sebanyak 2,63 miliar lembar saham maka dengan harga saham di Rp13,750 maka laba bersih per sahamnya sebesar Rp402,85/lembar dengan PE nya 34,13 kali dan PBV nya 3,9 kali.
Lalu setelah stock split 1 : 5 dilaksanakan, maka jumlah saham yang beredar di masyarakat naik drastis menjadi 13,15 miliar lembar saham yang membuat laba bersih per saham (EPS) nya ikut turun menjadi Rp80,57/lembar saham namun tidak akan ada perubahan valuasi PE dan PBV karena harga sahamnya ikut turun.
Key Takeaway
Dampak positif dari stock split yaitu membuat sahamnya lebih likuid karena harganya yang lebih terjangkau membuat lebih banyak investor yang bisa membeli saham tersebut. Sekadar informasi, PE HRUM rerata 2 tahun berada di 17,8 kali dengan PBV nya berada di 2,5 kali