Adanya potensi cuaca buruk yang akan terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dapat menjadi katalis positif untuk harga komoditas minyak sawit (CPO).
Alasannya, Indonesia (Sumatera & Kalimantan) merupakan negara produsen minyak sawit terbesar di dunia. Cuaca buruk ini berpotensi menyebabkan banjir dan jika terjadi banjir maka proses produksi, panen, dan pengangkutan kelapa sawitnya akan terganggu yang ujung-ujungnya akan memengaruhi pasokan minyak sawit di tengah naiknya kebutuhan akan minyak sawit.
Selain Indonesia, Malaysia sebagai negara ke 2 terbesar penghasil sawit di dunia juga mengalami cuaca buruk termaksud di dalamya daerah Johor, Sarawak, dan Pahang.
Sama seperti Sumatera dan Kalimantan, 3 daerah tersebut juga merupakan daerah penghasil utama sawit di Malaysia. Sehingga potensi badai petir, hujan lebat, dan angin kencang yang terjadi di Malaysia akan mengganggu proses produksi dan panen serta pengangkutan sawit.
Di tengah potensi terbatasnya pasokan minyak sawit karena cuaca buruk, di waktu yang sama juga India (sebagai konsumen terbesar minyak sawit di dunia yang 60%nya merupakan impor) akan mengadakan festival besar yaitu Festival Holi, di mana berdasarkan yang sebelum-sebelumnya, saat festival ini berlangsung kebutuhan akan minyak goreng meningkat drastis di India untuk menggoreng berbagai jenis panganan India.
Sehingga, kebutuhan minyak yang naik ini sementara ada potensi pengetatan pasokan bisa membuat kenaikan harga komoditas CPO akan berlanjut
Key Takeaway
Banyaknya katalis positif ini membuat harga CPO kembali membentuk rekor tertingginya di level RM6,027/tonnya di perdagangan hari Selasa (23 Feb) ini. Naiknya harga komoditas CPO juga selaras dengan menguatnya saham-saham produsen minyak sawit seperti AALI dan LSIP. AALI ditutup menguat 3,38% ke level Rp11,475/lembar sementara LSIP menguat 3,62% ke level Rp1,430/lembarnya.
Walau kinerja full year AALI dan LSIP belum dipublish, namun naiknya harga jual CPO akan mendongkrak perolehan laba emiten ini yang nantinya akan berimbas ke potensi besaran dividen yang diberikan.