Menteri Kepala Bappenas Suharso Monoarfa secara resmi memaparkan nama Ibu Kota Negara (IKN) baru, yaitu Nusantara di wilayah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Nah, siapa saja yang terlibat di proyek ini, biaya pembangunan, hingga fakta lainnya?
Yuk, kita simak artikel InvestasiKu berikut ini!
Profil Ibu Kota Negara (IKN)
Pemilihan nama "Nusantara" sebagai ibu kota negara baru diputuskan karena kata ini telah dikenal secara internasional dan memiliki makna yang mendalam.
"Nusantara" mencerminkan wilayah geografis yang terdiri dari banyak pulau yang dihubungkan oleh lautan, menggarisbawahi karakter maritim Indonesia.
Selain itu, ini juga mencerminkan keragaman geografis yang mendasari keragaman budaya etnis.
RUU Ibu Kota Negara (IKN) telah disetujui menjadi undang-undang dalam sidang paripurna DPR RI, yang memungkinkan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur dengan nama "Nusantara".
Proses pembangunan ibu kota baru ini dijadwalkan berlangsung hingga tahun 2045.
Tahapan awal pembangunan, yang berlangsung dari 2020 hingga 2024, akan fokus pada pembangunan infrastruktur utama seperti Istana Kepresidenan, Gedung MPR/DPR, dan perumahan di wilayah inti IKN.
Selain itu, tahap awal juga mencakup pemindahan ASN/PNS, termasuk TNI, Polri, dan MPR.
Tahap awal ini juga bertujuan untuk menyelesaikan dan mengoperasikan infrastruktur dasar utama, seperti pasokan air dan energi, untuk penduduk awal sekitar 500 ribu orang.
Daftar Crazy Rich RI yang Masuk IKN
Menurut Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan (KSP) yaitu Juri Ardiantoro, proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur membutuhkan anggaran Rp466 triliun.
Namun, skema pembiayaan IKN tidak akan seluruhnya bergantung kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, juga dari pihak luar lainnya.
Ada beberapa konglomerat RI yang berencana akan investasi di IKN, yaitu sebagai berikut ini:
1. Sugianto Kusuma
Sugianto Kusuma yang kerap dikenal sebagai Aguan adalah daftar 9 Naga yang merupakan pemilik dari Agung Sedayu Group (ASG).
2. Anthoni Salim
Beliau merupakan kunci sukses dari Grup Salim, yang merupakan perusahaan konglomerasi induk dari Indofood, Bogasari, Indomaret, dan banyak lagi.
3. Sukanto Tanoto
Beliau merupakan taipan yang mendirikan Chairman RGE, beliau diketahui juga ikut turun dalam proyek IKN.
4. Frangky Widjaja
Berikutnya adalah putra dari konglomerat pendiri Grup Sinar Mas, yaitu Eka Tjipta Widjaja, yang meninggal pada Januari 2019 pada usia 95 tahun.
Gak hanya para konglomerat yang ikut andil dalam investasi proyek IKN, ada juga beberapa perusahaan yang turut ambil bagian dalam proyek IKN, seperti:
PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) yang akan membangun rumah sakit, Jakarta International School yang akan membangun sekolah, Jambuluwuk yang akan membangun hotel, PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) yang akan membangun commercial building, hingga PT Pertamina (Persero).
Baca Juga: 10 Konglomerat Lokal yang Investasi di IKN
5 Fakta Mengenai Ibu Kota Negara
Selain beberapa hal yang sudah disebutkan tadi, ada beberapa fakta menarik mengenai IKN, yaitu sebagai berikut:
-
Percepatan Pembangunan Hunian di IKN
Seiring dengan rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) tahun depan, pemerintah tengah mempercepat pembangunan rumah susun untuk pegawai pemerintah yang akan dipindahkan ke IKN.
Pegawai pemerintah yang dimaksud mencakup aparatur sipil negara (ASN) serta anggota Tentara Nasional Indonesia dan kepolisian.
Hujurat, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Kalimantan II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), menyatakan bahwa lelang pembangunan rumah susun untuk ASN dijadwalkan selesai pada Juli 2024.
-
Penyelesaian Fasilitas Publik Menjadi Prioritas
Saat ini, pembangunan IKN hanya mencakup area seluas lebih dari 2.000 hektare.
Dhony Rahajoe, Wakil Kepala Otoritas IKN, menjelaskan bahwa wilayah pengembangan IKN dibagi menjadi tiga bagian: wilayah 1A (900 hektare), 1B (500 hektare), dan 1C (300 hektare), sementara sisa lahan akan dijaga sebagai area hijau.
Sebelum pemindahan ASN ke IKN, fasilitas publik penting seperti pasokan listrik, air minum, transportasi umum, pengelolaan limbah, layanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur lainnya perlu diselesaikan.
-
Mewujudkan Konsep "Kota 10 Menit"
Pembangunan IKN Nusantara akan dilaksanakan dengan prinsip aksesibilitas untuk mendukung konsep "kota 10 menit."
Ini berarti bahwa IKN akan menjadi kota di mana semua orang dapat mengakses berbagai layanan dan area publik dalam waktu hanya 10 menit.
Untuk mewujudkan konsep ini, pembangunan IKN akan menggabungkan aspek berkelanjutan dengan teknologi tinggi yang ramah lingkungan.
-
IKN sebagai Kota Ramah Lingkungan
IKN akan menawarkan berbagai fasilitas yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Ini mencakup sistem transportasi nol emisi dan manajemen limbah cair dan padat yang akan mengurangi penggunaan plastik.
Pada tahun 2035, pemerintah berencana untuk memproses 100% air limbah melalui sistem pengolahan air.
-
Tantangan Investasi Swasta di IKN
Investasi swasta di IKN masih terbatas pada saat ini, dengan pembiayaan pembangunan IKN masih bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Namun, Agung Wicaksono, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otoritas IKN, menyebutkan bahwa meskipun ada keterbatasan pembiayaan dari sektor swasta, proyek IKN masih menarik minat investor, baik domestik maupun internasional, dengan lebih dari 160 surat ketertarikan (letter of intent/LOI) yang telah diterima.
Itulah beberapa hal mengenai Ibu Kota Negara, mulai dari profil, pihak yang berpartisipasi, dan fakta yang ada. Apakah kamu tertarik untuk tinggal di Ibu Kota Nusantara?